Silaturrahmi – Allah SWT. dalam kalam suci-Nya, dan Rasulullah saw. dalam sabda- sabdanya menekankan silaturrahmi secara khusus dan memberikan ancaman secara khusus kepada orang yang memutuskan hubungan silaturrahmi. Karena pentingnya masalah ini, pembicaraan ini ditulis dalam bab terpisah. Rasulullah melihat. bersabda, “Bersedekah kepada ahli keluarga itu dua kali lipat pahalanya.” (Kanzul-Ummâl). Ketika Ummul-Mukminin Maimunah r.ha. telah memerdekakan seorang hamba sahaya perempuan, maka Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu memberikannya kepada pamanmu, itu lebih utama.” (Kanzul- Ummâl).
Dalam bersedekah, bila tidak ada keperluan keagamaan yang lebih penting, maka bersedekah kepada kaum kerabat itu lebih utama bersedekah kepada orang lain. Tetapi jika untuk kepentingan agama, maka membelanjakan harta di jalan Allah swt., Pahala yang akan diperoleh dilipatkan 700 kali. Dalam Al-Qur’an dan hadits banyak sekali skema tentang keutamaan menyambung tali silaturrahmi dan ancaman bagi yang memutuskannya.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi izin kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Qs An-Nahl: 90)
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali didapati firman Allah swt, mengenai perintah dan anjuran menyayangi kaum kerabat dan bersedekah kepada mereka. Selanjutnya, juga ada beberapa hadist yang menjelaskan tentang perintah dan anjuran menyayangi kaum kerabat dan bersedekah kepada mereka. Salah satunya hadist berikut ini
Abu Hurairah r.a. berkata, “Seseorang telah bertanya kepada Rasulullah saw., ‘Siapakah yang berhak saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah saw. bersabda, ‘Ibumu. ‘ Ia bertanya, ‘Kemudian siapa? Rasulullah saw. bersabda, ‘Ibumu.’ Ia bertanya lagi, Kemudian siapa? Rasulullah saw. Bersabda, Ibumu. ‘ Ia bertanya lagi, Kemudian siapa? Rasulullah saw. Menjawab Ayahmu. ” Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ibumu,” kemudian “ibumu,” kemudian “ibumu,” kemudian “ayahmu,” kemudian “Yang terdekat denganmu.” (Siapa saja yang dekat dengan kita, hendaknya ia kita dahulukan). (Muttafaq ‘alaih, Misykât).
Berdasarkan hadits ini, sebagian ulama menentukan bahwa hak seorang ibu untuk diperlakukan dengan baik dalam menerima pemberian adalah tiga bagian, sedangkan ayah satu bagian, karena Rasulullah saw. Menyebut ibu sebanyak tiga kali, dan yang keempat kalinya adalah ayah. Para ulama mengatakan sebabnya adalah, karena ibu-ibu telah mengalami tiga penderitaan untuk anak-anaknya, saat mengandungnya, ketika melahirkannya, dan ketika menyusuinya.
Karena itu, para ulama fikih menjelaskan bahwa hak ibu untuk diperlakukan dengan baik dan untuk menerima pemberian harus lebih didahulukan ayah. Jika seseorang karena ketidakmampuannya tidak bisa berbuat baik kepada orangtuanya, maka berbuat baik kepada ibu hendaknya lebih didahulukan. (Mazhahirul-Haqg).
Tentunya telah jelas bahwa ibu lebih memerlukan kemurahan dan kedermawanan hati karena ia seorang wanita. Setelah kedua orangtua, keluarga-keluarga yang lain yang paling dekat hendaknya didahulukan. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Mulailah berbuat baik kepada ibu, setelah itu kepada ayah, kemudian kepada saudara perempuan, kemudian kepada saudara perempuan, kemudian kepada saudara lain yang terdekat, dan seterusnya. Janganlah melupakan tetangga dan orang-orang yang miskin.” (Kanzul-‘Ummâl).
Bahz bin Hakim rah.a. meriwayatkan dari kakeknya, bahwa ia meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, kepada siapa saya harus baik dan bermurah hati?” Rasulullah melihat. bersabda, “Kepada ibumu.” Ketika kakeknya menanyakan lagi masalah ini, Rasulullah saw. jawaban yang sama. Ketika kakeknya menanyakan yang ketiga kalinya, beliau melihat. menjawab, “Kepada ayahmu, setelah itu pada keluargamu yang lain.”
Yang paling dekat hendaknya lebih didahulukan. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Seseorang telah datang kepada Rasulullah saw. Dan berkata,” Perintahkanlah sesuatu kepada saya untuk saya kerjakan. “Rasulullah saw. Bersabda,” Bermurah hatilah kepada ibumu. “Setelah dua kali atau tiga bersabda seperti itu, beliau melihat Bersabda, “Berbuat baiklah kepada ayahmu.” (Durrul-Mantsûr). Dalam sebuah hadits, “Tiga perkara bila ditemukan dalam diri seseorang, maka Allah swt. akan memudahkan kematian memasukkan dan memasukkannya ke dalam surga, yakni menyayangi orang yang lemah, menyayangi kedua orangtua, dan bermurah hati terhadap bawahan. ”(Misykât).
Sumber : fadhilah sedekah oleh Maulana Muhammad Zakariyya
Oleh : Amalia Putri