Sehat pangkal boros, sakit sarang miskin – Negara ini sedang tidak baik-baik saja, saat kita tidur pun tidak merasakan bagaimana rasanya diluar sana yang mengandalkan kardus sekedar alas tidur sudah cukup mewah, dibanding bantal nan empuk saat ini kita pakai yang jauh dikata layak.
Ditambah kondisi saat ini sedang mengalami pandemi Covid-19, membuat semua sektor harus memutar otak guna mempertahankan kehidupan diri dan keluarganya. Indonesia dituntut untuk mampu melakukan pengentasan kemiskinan dengan berbagai catatan.
Sehat Pangkal Boros, Sakit Sarang Miskin
Diantranya, pemberian bantuan sosial yang terdiri atas Program Sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), dan bantuan sosial dari APBD yang disalurkan kepada masyarakat miskin. Perbaikan data menjadi penting agar semua masyarakat yang tergolong miskin dapat membelanjakan bantuan tersebut untuk melanjutkan perjuangan yang masih panjang.
Di sisi lain kabinet kerja saat ini harus memberikan extra perhatian menangani semua ini tetapi Menteri Sosial Juliari Peter Batubara divonis hukuman 12 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Karena Eks Menteri Sosial ini terbukti dinyatakan bersalah lantaran melakukan korupsi dalam program pemberian bantuan sosial untuk masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
Sangat miris saat yang krisis serta kritis masih ada aja oknum memperkaya dirinya dan masih banyak lagi. Yang seharusnya Pemenuhan nomor induk kependudukan (NIK) bagi masyarakat miskin perlu diperhatikan untuk memastikan keakuratan sasaran penerima bantuan.
Saat ini bukan untuk saling menyalahkan, karena itu bukan solusi. Bagaimana kita me-management yang sudah ada dengan sebaik mungkin. Hindari kehidupan yang konsumtif dan sesegera mungkin bangkit melihat peluang disekitar kita. Bijak dalam mengambil keputusan yang seharusnya sehat malah pemborosan.
Sebagai warga negara yang baik, kita mempunyai Peranan dan andil dari masyarakat dalam menjaga komponen bangsa dan tidak kalah pentingnya dengan peran negara. Ibarat air keruh, kesulitan itu jangan diaduk sebentar lagi akan jernih dengan filter. Dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Bersabarlah semua ada waktunya. Jangan sampai disini semangatnya untuk keluar dari kondisi yang menimpa, hadapi dengan hati yang lapang jangan lupa tersenyum.
Kita kuat, kita hebat, kita mampu. Segala sesuatu ada ukurannya. Takdir semua orang berbeda-beda bagaimana cara kita menjalani itu semua dengan jangan takut…jangan khawatir…. tentang duniamu.
DATA DIRI PENULIS
Ditulis Oleh : Muhammad Nur Bintang Saputra (Mahasiswa STEI SEBI)