Rumah Adat Maluku Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya keunikannya – Selama ini, banyak orang hanya mengenal rumah Baileo sebagai rumah adat Maluku dari Provinsi Maluku, Indonesia. Padahal, itu cuma salah satunya saja, lo! Meskipun Provinsi Maluku telah banyak dikenal untuk destinasi wisata dan rempah-rempahnya, namun dalam hal kebudayaan belum banyak diketahui. Sebagai salah satu provinsi di timur Indonesia, Maluku sangat unggul dari berbagai aspek.
Rumah Adat Maluku
Dari mulai destinasi wisata alamnya yang sangat indah hingga hasil alamnya yang terkenal hingga mancanegara. Tak hanya itu, provinsi yang terdiri dari banyak pulau ini juga punya nilai budaya dan tradisi yang sangat beragam dan semuanya unik! Rumah adat Maluku adalah salah satu contohnya. Ternyata, untuk rumah adat saja Maluku tak hanya punya satu, melainkan hingga tiga! Selain rumah adat Baileo, ada juga dua rumah adat lainnya yang memang tidak cukup populer. Setiap jenis rumah adat Maluku tersebut berbeda-beda dari mulai gaya arsitekturnya hingga nilai filosofi yang dikandungnya.
Di masa penjajahan, Maluku merupakan salah satu wilayah penting karena provinsi ini kaya akan rempah-rempah. Bahkan sebelum penjajah memasuki nusantara, Maluku sudah menjadi pusat perdagangan rempah dunia. Pala dan cengkeh adalah komoditas perdagangan utama. Bahkan hingga kini, Maluku masih dijuluki sebagai Kepulauan Rempah. Selain dijual ke seluruh Indonesia, rempah-rempah Maluku juga dikirim ke berbagai negara.
Tak hanya kaya akan rempah-rempah, Maluku juga dikenal dengan keramahan warganya dan kulinernya yang lezat. Orang Maluku pun dikenal pandai menyanyi dan menari, sehingga seni musik dan seni tari sangat berkembang di daerah ini. Rakyat Maluku sangat melestarikan dan bangga terhadap adat istiadatnya. Salah satu yang sayang untuk dilewatkan adalah rumah adat Maluku yang sangat khas dan memiliki daya tarik tersendiri.
Secara umum rumah adat di Maluku terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Rumah Baileo dan Rumah Sasadu. Rumah Baileo adalah rumah tradisional masyarakat Maluku dan Maluku Utara. Sementara Rumah Sasadu digunakan di daerah Maluku Utara. Keduanya sama-sama memiliki ciri dan karakteristik adat Maluku yang kuat. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai ketiga rumah adat Maluku yang perlu dipahami.
1# Rumah Adat Baileo
Rumah adat Baileo merupakan jenis rumah adat Maluku yang paling terkenal sekaligus paling banyak digunakan. Rumah Baileo menjadi representasi utama bagi adat dan kebudayaan Maluku dan bahkan memiliki fungsi yang sangat penting di masyarakat. Salah satu fungsi penting sekaligus paling utama yaitu sebagai tempat bagi para tetua adat untuk berdiskusi membahas isu-isu penting terkini.
Gaya Arsitektur Rumah Adat Baileo
Jika dilihat sekilas, mungkin kamu takkan mengira bahwa bangunan ini sebetulnya adalah sebuah rumah adat Maluku. Pasalnya, rumah adat Baileo yang dibuat dengan model panggung ini dibangun tanpa menggunakan dinding sama sekali. Selain itu, di sekeliling rumah adat Baileo terdapat banyak ukiran dengan motif dua ekor ayam berhadapan dan diapit oleh dua ekor anjing di kedua sisinya.
Filosofis Rumah Adat Baileo
Secara filosofis, rumah adat Baileo dibuat tanpa dinding sebagai sebuah penghormatan kepada arwah leluhur agar mereka bebas keluar masuk bangunan. Kemudian, lantai rumah juga dibuat lebih tinggi agar roh-roh nenek moyang mendapatkan tempat yang derajatnya lebih tinggi. Lebih dari itu, ketiadaan sekat dinding membuat masyarakat yang ada di luar bisa tetap ikut terlibat bermusyawarah dengan tetua yang berada di dalam.
Keunikan Rumah Adat Baileo
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman budaya yang tersebar di berbagai pulau yang menjadi bagiannya. Tentunya, di setiap kebudayaan melahirkan gaya arsitektur unik yang tidak akan ditemukan pada kebudayaan-kebudayaan lain. Salah satunya adalah keunikan rumah Baileo khas Maluku. Namanya yang unik sesuai dengan fungsinya yang kerap digunakan sebagai balai atau tempat di mana penduduk sering mengadakan musyawarah. Selain itu, masih banyak keunikan lain yang bisa ditemukan dari rumah adat Maluku ini. Jika penasaran, langsung saja disimak yuk ulasannya!
Rumah Tinggi dan Tidak Rapat Dengan Tanah
Dibangun dengan struktur rumah panggung, Rumah Baileo cukup posisinya cukup tinggi. Tujuannya adalah untuk menempatkan roh nenek moyang di tempat yang lebih tinggi dibandingkan penerusnya. Selain itu, lantai yang lebih tinggi juga bermanfaat untuk menghindari serangan hewan buas yang dulu banyak berkeliaran dan bisa membahayakan keselamatan jiwa.
Adanya Batu Pamali
Batu pamali adalah batu kerikil berukuran besar. Di Rumah Baileo, batu ini diletakkan di bagian depan pintu utama rumah. Bagu pamali digunakan untuk meletakkan sesajen yang dipersembahkan warga sekitar untuk roh nenek moyang. Batu pamali juga menjadi simbol bahwa rumah tradisional tersebut harus dihormati.
Rumah Berukuran Besar
Ukuran yang berbeda dari rumah-rumah di sekitarnya membuat Rumah Baileo mudah dibedakan dengan bangunan lain di sekitarnya. Rumah ini dibuat berukuran besar, mengingat fungsinya sebagai balai warga untuk bermusyawarah bagi masyarakat setempat. Agar bisa mengumpulkan banyak orang, maka dibutuhkan area yang cukup besar.
Digunakan sebagai Balai
Seperti yang sudah dibahas sedikit di atas, rumah adat ini memang dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan masyarakat dengan berbagai tujuan, mulai dari pertemuan adat, upacara, hingga musyawarah. Selain itu, bangunan ini juga biasa dijadikan tempat untuk menyimpan peninggalan bersejarah, pusaka, dan benda keramat. Dengan kata lain, rumah ini bukanlah rumah tinggal biasa.
Berbentuk Seperti Panggung
Selain itu, keunikan rumah adat Baileo lainnya adalah strukturnya yang menyerupai panggung. Tingginya biasanya bisa mencapai 1 atau 2 meter. Maksud dari rumah yang dibangun setinggi ini adalah agar roh para leluhur memiliki derajat yang lebih tinggi daripada masyarakat di sana.
Tidak Dilengkapi dengan Dinding
Nah, hal unik yang satu inilah yang membedakan rumah adat ini dengan rumah-rumah kebanyakan. Bangunannya yang didirikan tanpa dinding membuat areanya terasa lapang dan leluasa. Tentunya, desain ini dipilih bukannya tanpa alasan. Hal ini dimaksudkan agar roh leluhur bisa keluar masuk ke dalam rumah ini dengan leluasa.
Ornamen dengan Nilai Filosofis yang Tinggi
Rumah asal Maluku ini memiliki ornamen dengan filosofi yang sangat bermakna. Salah satunya adalah dua buntut ayam saling berhadapan yang diapit oleh dua buntut anjing di sebelah kiri dan kanannya. Ukiran tersebut melambangkan kemakmuran dan kedamaian. Selain itu, ornamen ini diukir agar roh nenek moyang tetap menjaga kehidupan masyarakat Maluku. Lalu, ada juga ukiran lainnya yakni berbentuk bulan, bintang, dan matahari. Ukiran tersebut ditempatkan di atap rumah yang dipercantik dengan warna merah, kuning, dan hitam. Ukiran tersebut bisa dimaknai sebagai kesiapan sebuah rumah Baileo sebagai balai yang mampu menjaga keutuhan tabiat dan aturan komplit yang berlaku di area sekitar.
Dilengkapi dengan 9 Tiang Penyangga
9 tiang penyangga yang melengkapi rumah adar ini memiliki arti dan filosofinya masing-masing, lho. Letak 5 tiang yang berada di sebelah kanan dapat diartikan sebagai perkumpulan antara desa atau biasa dikenal dengan istilah Siwak Lima. 4 tiang lainnya kemudian ditempatkan di sisi lain dari rumah ini.
Terdapat Batu Pamali
Untuk mengenali apakah sebuah rumah adalah rumah Baileo, cukup lihat apakah terdapat batu kerikil depan di depan pintu utamanya. Batu tersebut merupakan batu pamali yang digunakan sebagai tempat sesaji untuk para roh leluhur. Selain itu, batu ini juga menunjukkan bahwa rumah tersebut adalah rumah adat yang harus dihormati keberadaannya.
Bersahabat dengan Alam
Rumah adat Maluku ini dinilai sangat bersahabat denga alam karena bahan-bahan yang digunakan. Bahan-bahan tersebut meliputi kayu, bambu, dan atap rumbia. Bahkan, terdapat beberapa rumah yang dibangun tanpa menggunakan paku, lho. Luar biasa, bukan?
Ornamen Khas Rumah Adat Baileo
Ornamen utama yang banyak ditemukan di sekitar rumah adat Maluku ini adalah ukiran-ukiran berbentuk ayam dan anjing yang posisinya bersebelahan. Ada juga ukiran berbentuk bulan, bintang, dan matahari di atap rumah yang biasanya berwarna merah, kuning, dan hitam. Ukiran tersebut memberi makna bahwa balai adat ini memiliki komitmen untuk menjaga keutuhan adat sekaligus dengan hukum adatnya.
2# Rumah Adat Sasadu
Rumah adat Maluku berikutnya yang juga tak kalah uniknya yaitu rumah adat Sasadu. Rumah adat Sasadu adalah karya asli masyarakat suku Sahu yang telah ada sejak zaman dahulu di Halmahera. Selain bentuknya yang cukup berbeda, rumah adat Maluku Utara ini juga punya banyak nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.
Gaya Arsitektur Rumah Adat Sasadu
Rumah adat Sasadu bukanlah model rumah adat panggung meskipun bangunannya dibangun dengan bantuan pondasi tiang. Fungsi utama tiang-tiang yang terbuat dari batang kayu sagu ini hanyalah sebagai penopang kerangka atap rumah.
Sebagian besar material yang digunakan untuk membangun rumah adat Baileo berasal dari alam seperti misalnya ijuk, daun sagu, dan juga daun kelapa.
Persamaan rumah adat Sasadu dan rumah adat Baileo terletak pada desainnya yang tanpa dinding karena fungsi utama bangunan ini adalah tempat musyawarah.
Keunikan Rumah Adat Sasadu
Meskipun tak dilengkapi dinding, namun bangunan rumah Sasadu memiliki banyak pintu sebagai penggantinya. Jika diperhatikan, setidaknya ada enam buah pintun masuk di hampir setiap rumah adat ini.
Dari enam pintu masuk tersebut, dua pintu digunakan untuk perempuan, dua untuk laki-laki, dan dua pintu lainnya dikhususkan untuk para tamu.
Di atap rumah, terdapat dua helai kain berwarna merah dan putih yang melambangkan komitmen dan rasa nasionalisme yang tinggi dari masyarakatnya. Ada juga bola-bola yang dibungkus oleh ijuk sebagai perlambang kestabilan dan kearifan.
Fungsi Khusus Rumah Sasadu
Meski bisa digunakan sebagai tempat berkumpul dan bersantai warga masyarakat ketika tidak ada perayaan atau acara khusus di Rumah Sasadu, namun rumah adat ini fungsi utamanya adalah sebagai tempat diselenggarakannya berbagai upacara adat. Misalnya pemilihan ketua adat baru, menyambut tamu dari kampung yang lain, ataupun perayaan panen.
Konstruksi Rumah Sasadu
Pada struktur kerangka rumah, rumah ini menggunakan bahan dari bambu, kayu atau batang pohon kepapa. Sementara itu, langit-langitnya terbuat dari susunan daun pohon sagu yang disatukan. Untuk menyatukan susunan daun sagu dilakukan dengan cara mengikatnya dengan tali bambu atau menggunakan tali ijuk.
Kebanyakan bahan pembuatan Rumah Sasadu berasal dari alam. Namun dalam perkembangannya, digunakan pula bahan olahan pabrik. Rumah Sasadu modern memiliki lantai yang terbuat dari semen. Alasannya, selain lebih bersih, perawatannya pun lebih mudah.
Jika berdasarkan bentuk aslinya, lantai Rumah Sasadu terbuat dari tanah setinggi 30 sampai 40 cm yang dipadatkan, kemudian sebagai penopang lantai digunakan batu kali yang disusun menbentuk sudut delapan. Atap rumah yang asli terbuat dari inuk, sekarang berganti dengan atap seng.
Untuk ukurannya, Rumah Sasadu tidak memiliki pakem tertentu. Setiap rumah memiliki ukuran yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, Rumah Sasadu lebih besar dari rumah penduduk di sekitarnya. Diketahui Rumah Sasadu yang paling besar ukurannya adalah 9 x 6 meter.
Filosofi Rumah Adat Sasadu
Hampir setiap bagian dari rumah adat Sasadu memiliki makna filosofis yang sangat kental dan berkaitan erat dengan kebudayaan setempat. Misalnya, bagian bawah dari atap rumah Sasadu biasanya dibuat lebih pendek dari bagian langit-langitnya.
Filosofi dari hal tersebut adalah keterbukaan dan penghargaan kepada setiap orang yang datang ke Maluku yang telah patuh dan menghormati aturan setempat. Ada lagi bagian ukiran di atap rumah adat Maluku Utara ini yang dibuat dengan bentuk yang menyerupai sebuah perahu.
Ini adalah filosofi dan lambang kebanggaan masyarakat Maluku yang gemar melaut karena sejak zaman dahulu lahir dari keturunan pelaut ulung.
3# Rumah Adat Hibualamo
Jenis rumah adat Maluku yang terakhir yakni rumah adat Hibualamo. Secara etimologis, nama rumah adat ini dibentuk dari dua suku kata yakni hibua yang artinya rumah dan lamo yang artinya besar. Menurut sejarah, bangunan rumah adat ini telah ada sejak 600 tahun silam namun sayangnya baru diresmikan pada April 2007.
Gaya Arsitektur Rumah Adat Hibualamo
Dari segi bentuk, rumah adat Hibualamo sangat mirip seperti perahu sebagai cerminan dari kebudayaan maritim suku Tobelo dan Galela. Pasalnya, masyarakat suku Tobelo dan Galela telah sejak berabad-abad silam hidup sebagai generasi pelaut yang sangat ulung. Bangunan berukuran besar ini memiliki delapan sisi dengan empat pintu masuk yang berada di empat penjuru mata angin. Fungsi utamanya adalah untuk pusat kegiatan masyarakat sekaligus tempat mempersatukan sepuluh Hoana (suku) yang ada di Halmahera, Pulau Morotai, dan Loloda.
Keunikan Rumah Adat Hibualamo
Keunikan utama jenis rumah adat Maluku terakhir ini terletak pada penggunaan empat jenis warna yang selalu digunakan di hampir seluruh Hibualamo. Warna tersebut yaitu merah, kuning, hitam, dan putih. Warna merah melambangkan kegigihan, kuning melambangkan kemegahan serta kejayaan, hitam melambangkan solidaritas, dan putih melambangkan kesucian. Masyarakat setempat juga masing sering melangsungkan upacara adat saat memasuki masa panen atau masa tanam di rumah adat ini.
Ciri Khas Rumah Adat Hibualamo
Hampir setiap bangunan rumah adat Hibualamo dibangun dengan ukiran simbol-simbol unik yang memiliki makna tersendiri. Lebih dari itu, rumah adat Hibualamo dikenal sebagai pusat bagi hampir segala jenis kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat.
Dari mulai upacara adat, rapat masyarakat, bahkan hingga acara pernikahan anggota masyarakatnya. Bila ingin mengunjungi rumah adat Hibualamo yang masih asli, kunjungilah rumah adat Hibualamo Tobelo yang ada di Pulau Kakara.
Akhir Kata
Nah, itulah ulasan tentang rumah adat maluku. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi pembaca sekalian. Sekian yang dapat kami sajikan, janganlupa baca juga ulasan rumah adat yang ada di daerah lainnya dibawah ini!