Ruang Kosong Perusahaan yang Terlupakan – Pernah ga sih kalian menjumpai makanan yang ternyata produk gagal loh?
Ruang Kosong Perusahaan
Contohnya adalah brownies, kok bisa?, jadi awal mula terjadinya yaitu sang koki tadinya berniat untuk membuat bolu coklat tetapi lupa memasukkan bahan pengembang ke dalam adonan, sehingga kue menjadi keras, meskipun tidak sesuai harapan, si koki tetap menyajikan kue tersebut kepada keluarganya dan ternyata mereka menyukainya dan sekarang kue brownies ini cukup terkenal hingga saat ini.
Lalu apa sih yang menjadi faktor pendorong brownies masih tetap eksis padahal dia termasuk gagal?, lalu bagaimana jika sang koki tidak salah resep dan memasukkan pengembang kue ke dalam adonan, apakah bisa seterkenal brownies?.
Dapat kita ambil pelajaran bahwasannya dalam hidup ini, penuh dengan hal tidak terduga, dan resiko yang turut menyertai, sang koki sungguh hafal resep bolu coklat tetapi kenapa dia bisa lupa, itulah yang di sebut dengan resiko, resiko pasti ada dan terjadi dalam hidup ini, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.
Contoh seperti pengusaha konveksi yang salah cetak baju, apakah itu suatu kegagalan? tentu saja tapi pengusaha ini tau, peluang dibalik resiko gagal cetak tersebut yaitu dia bisa menciptakan mode baru, atau dia bisa menjualnya percuma dengan harga murah. tidak rugi bukan?.
Lalu bagaimana dengan risiko yang besar hingga menghancurkan aset material dan imaterial?
Cukup sulit tetapi jika perusahaan itu sudah menerapkan manajemen resiko yang baik maka perusahaan langsung tahu apa yang harus dikerjakan. mempelajari manajemen resiko akan meningkatkan respon kita untuk lebih adatif terhadap lingkungan, lebih waspada dan selalu memiliki rencana cadangan.
Jika perusahaan bisa melihat peluang peluang resiko yang akan terjadi maka, tidak menunggu mereka akan langsung mencoba mengurangi bahkan menghindari dengan cepat. resiko tidak serta merta tentang kehancuran atau kerusakan, bisa jadi juga peluang untuk kita bisa lebih membuka kewaspadaan dan ketelitian, hingga tujuan, visi dan misi perusahaan dapat tercapai.
Siapa saja yang harus mempelajari manajemen resiko?
kita semua, karna hidup pun resiko, bagaimana misal seorang pelatih sepak bola tidak punya rencana cadangan, dan banyak hal yang terjadi di lapangan hingga para pemain sendiri bingung dengan strategi lawan yang cepat berubah, hingga kalah telak berturut turut.
Apakah kesalahan itu mutlak pada pelatih? tentu tidak, pemain bisa saja berimprovisasi karna mereka lebih tau lapangan, tetapi ketika pelatih tidak mengarahkan, juga akan kacau kemampuan manajamen resiko tentu akan menjadi suatu prioritas seiring berkembangnya suatu perusahaan.
Karena itu bagian dari strategi bertahan berkembang bahkan melakukan trobosan baru dalam menangkap peluang baru, karena pada kenyataannya suatu perusahaan tak cukup sekedar berjalan nyaman yang cenderung stagnan, namun sangat diperlukan manuver dan strategi baru untuk bisa berkembang dengan pesat seiring waktu dan rintangan yang menghadang.
Rendahnya manajemen resiko tak sekedar menghambat kemajuan paerusahaan tetapi bisa menjadi suatu ancaman bola salju, karena banyak perusahaan yang bangkrut karena tak mampu menangkap peluang yg di sertai resiko di dalamnya, sehingga lambat laun ia tertinggal dengan sendirinya. Ratusan perusahaan yang senasib dengan NOKIA lebih di karenakan tak berani mengambil resiko terhadap sebuah perubahan, Dan cenderung ingin jadi penikmat zona nyaman.
FIlosofi masyur dari para pejuang ” kami inginkan sebuah perdamaian dan kemakmuran dari itulah kami siap berperang dan berkorban” begitu pula dalam mengembangkan perusahaan ada hal besar yang harus di korbankan sebagai bagian dari resiko demi terwujudnya kelancaran dan kemajuan yang signifikan. Memiliki sudut pandang yang benar tentang sebuah resiko perubahan akan memberikan sikap dan tindakan yang tepat dalam menghadapinya.
Sehingga tidak takut dan cenderung menghindari keberadaan resiko. namun menjadiakannya bagian dari persiapan dan perencanaan suatu perubahan utk kemajuan.
Kerugian dan kebangkrutan suatu perusahaan adalah suatu kepastian sebagaimana hilangnya suatu kehidupan, dan itu adalah resiko terbesar dari terbentuknya suatu perusahaan. akan tetapi pada hakekatnya kebangkrutan yang sebenarnya adalah saat tiada lagi perencanaan cadangan, hilangnya kreatifitas dalam menumbuhkan ide dan gagasan baru, karena di situlah kehidupan bersambung menggantikan perusahaan lama yang kurang produktif dengan perusahaan baru yanh memiliki peluang berkembang yang lebih besar.
Meletakkan sudut pandang buram dan bias menggantikan dengan sudut pandang baru yang lebih jernih dan punya akurasi tinggi dengan kebenaran.
Penulis : Syahid bin Agil
Mahasiswa STEI SEBI