Risiko dan Ketidakpastian

2 min read

Risiko dan Ketidakpastian

Risiko dan Ketidakpastian – Risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat yang kurang menyenangkan, merugikan, dan membahayakan dari suatu perbuata atau tindakan, sedangkan risiko menurut disiplin ilmu manajemen memiliki pengertian kesempatan (opportunity), ketidakpastian (uncertainty), dan kombinasi probabilitas kejadian (likelihood) dan dampaknya (impact).

Risiko dan Ketidakpastian

Beberapa contoh risiko seringkali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, namun setiap risiko memiliki pengelolaan dalam menghadapinya. Pengelolaan risiko ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :

  1. Manajemen Risiko Operasional
    Manajemen risiko operasional muncul sebagai tindakan saat terjadinya kesalahan proses kerja. Risiko yang timbul dalam operasional biasanya terjadi dalam lingkup internal contohnya seperti kinerja pegawai yang rendah, sumber daya yang kurang berkualitas, modal tidak sehat, dan sebagainya.
  2. Manajemen Hazard
    Manajemen hazard hanya berfokus pada masalah yang berpotensi membuat perusahaan gulung tikar. Risiko yang timbul biasanya berupa masalah besar seperti masalah hukum, bahaya fisik, dan penurunan moral.
  3. Manajemen Risiko Strategis
    Risiko pada manajemen ini biasanya terjadi pada kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi, biasanya hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Contohnya seperti risiko operasi, risiko asset impairment, dan risiko kompetitif.
  4. Manajemen Risiko Finansial
    Manajemen ini tentu fokus dalam masalah finansial pada keuangan perusahaan, dengan tujuan agar perusahaan tidak kolaps hanya karena dana, modal, laba, dan sebagainya. Selain itu tujuan dari manajemen ini tentunya adalah agar keuangan perusahaan tetap sehat

Didalam suatu organisasi, tentu terdapat aktivitas-aktivitas untuk mencapai visi dan misi yang diinginkan. Dengan adanya faktor dan fenomena dalam menjalankan aktivitas tersebut, akan muncul banyak ketidakpastian dan risiko, baik kecil ataupun besar, serta dapat menjadi ancaman atau peluang.

Risiko selalu berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ribinson dan Barry (1987), risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungan dan akan memberikan dampak negative yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan.

Informasi yang akurat dalam suatu bisnis sangatlah penting dalam menghadapi ketidakpastian, semakin banyak dan jelas informasi yang didapatkan oleh pebisnis maka akan semakin memudahkan bagi pelaku usaha untuk menghadapi risiko dan peluang yang terjadi.

Namun, ketidakpastian yang dihadapi bisa memberikan dampak yang menguntungkan ataupun merugikan. Ketidakpastian yang menguntungkan disebut juga dengan kesempatan atau opportunity, sedangkan ketidakpastian yang merugikan disebut dengan risiko.

Dalam menghadapi risiko terdapat beberapa cara yang biasanya dilakukan dalam menghadapi hal tersebut, yaitu :

  1. Menghindari risiko, yaitu menghindari penyebab timbulnya risiko. Dalam hal ini dibutuhkan strategi yang tepat. Dengan menghindari risiko, seorang kontraktor tidak akan mengalami kerugian akibat risiko yang ditafsir. Namun disisi lain, pemimpin perusahaan akan kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin bisa didapatkan dari risiko tersebut.
    Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut menghilang.
  2. Mengurangi risiko, yaitu dengan memperkecil kemungkinan terjadinya risiko atau mengurangi kerugian akibat risiko yang didapatkan. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi ini secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu :
  1. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
  2. Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar benar terjadi. Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti maling pada peralatan di proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah gedung yang dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi dampak finansial, apabila gedung tersebut mengalami kebakaran.

Ditulis Oleh: Diyan Pebriani
Mahasiswi STEI SEBI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink