Penyebab Perusahaan Mikro dan Makro Munculkan Strategi Berbeda dalam Menghadapi Pandemi – Saat ini, di tengah pandemi covid-19 yang kian memanjang, tidak lagi dapat dipungkiri bahwa semua sektor usaha terdampak. Termasuk di dalamnya sektor usaha mikro maupun makro. Kini keduanya berada dalam situasi mau tidak mau memutar otak dan mencari strategi paling tepat demi mempertahankan perusahaan.
Perusahaan Mikro dan Makro Munculkan Strategi Berbeda di Masa Pandemi
Beberapa sektor yang sangat terpukul akibat meradangnya covid-19 ini diantaranya adalah pelaku usaha kecil dan menengah (usaha mikro). Mereka mengalami kesulitan dalam mengelola bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak lagi bisa selamat. Akan tetapi dalam situasi seperti ini perlu disiapkan strategi-strategi baru dalam menghadapi kondisi terkini agar dapat bangkit pasca meredanya pandemi.
Diantara strategi-strategi yang dimunculkan, beberapa pelaku usaha mikro seperti UMKM mencoba beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Salah satunnya dengan memanfaatkan teknologi untuk menggerakkan perekonomian. Seperti menambahkan layanan online dalam melakukan transaksi bisnis. Dimulai dari usaha yang biasanya hanya melakukan transaksi offline seperti bimbingan belajar, usaha kuliner, bahkan usaha-usaha yang memang sudah menerapkan online kini menjadi lebih gencar lagi. Hal ini diharapkan dapat menjadi cara yang efektif dalam mendukung upaya pemerintah agar masyarakat dapat di rumah saja dengan tetap terpenuhi kebutuhannya.
Dalam bidang kuliner, salah satu UMKM sekelas Geprek Bensu juga amat terdampak dengan pandemi yang berkerkepanjangan. Bahkan Ruben Onsu sebagai pemiliknya pun mengakui bahwa usahanya ini mengalami penurunan omzet hingga memilih merumahkan ribuan karyawannya. Salah satu cara Ruben bertahan adalah dengan mengalihkan usahanya ke layanan online dan menyesuaikan jabatan dengan sistem pelayanan baru. Menurutnya ini merupakan strategi paling tepat yang dapat diambil demi mempertahankan bisnis berikut dengan karyawan yang tersisa.
Akan tetapi strategi yang dilancarkan oleh kebanyakan pelaku UMKM termasuk Geprek Bensu ini ternyata amat bertolak belakang dengan perusahaan makro semisal Pizza Hut dan KFC. Pasalnya, saat UMKM tengah menggencarkan strategi pelayanan online demi bertahan di tengah pandemi, perusahaan ini justru menerapkan layanan offline dengan bermacam upaya yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya saja promo ekonomis Pizza Hut dan KFC yang akhir-akhir ini sering dijumpai masyarakat di pinggiran jalan. Keduanya menerapkan strategi jemput bola selama masa PSBB disamping masih memberlakukan layanan delivery-nya.
Barang kali kita tengah dibingungkan saat melihat strategi baru yang dicetuskan oleh kedua jenis perusahaan ini. Disaat para pelaku usaha kecil dan menengah berusaha memanfaatkan teknologi dengan menerapkan sistem pelayanan online, agar memudahkan masyarakat disamping mempertahankan bisnis. Perusahaan makro justru meniru gaya jual usaha kecil dengan membuat promosi harga ekonomis di pinggiran jalan.
Jika kita perhatikan lebih detail lagi, kedua jenis perusahaan ini tidak sepenuhnya bertolak belakang. Akan lebih tepat jika kita sebut beririsan, sebab keduanya pun masih menetapkan gaya jual yang sebelumnya, seperti Geprek Bensu tetap membuka gerai offline-nya sedang Pizza Hut dan KFC juga masih membuka gerai dan mengaktifkan layanan delivery-nya. Akan tetapi di masa serba sulit ini mengharuskan hampir seluruh sektor agar dapat bertahan menggunakan segala macam upaya. Sehingga jika timbul pertanyaan manakah strategi yang lebih baik digunakan di masa sekarang ini, maka mari kita lihat jawabannya di beberapa bulan kedepan bersamaan dengan meredanya pandemi. (Fatimah Az-Zahro)