Penyebab Ketidakpastian Ekonomi Di Tahun 2022

1 min read

Penyebab Ketidakpastian Ekonomi Di Tahun 2022

Penyebab Ketidakpastian Ekonomi Di Tahun 2022 – Tidak hanya di Indonesia, negara-negara lain juga mengalami kesulitan berupa yang diconcohkan Jokowi yaitu, saat ini, rantai pasok universal berantakan. Produk-produk yang seharusnya diperdagangkan lintas dunia kini tertahan, termasuk yang menuju Indonesia. “Ini terjadi karena kita ketergantungan pada satu, dua, tiga negara saja,” tuturnya.

Penyebab Ketidakpastian Ekonomi Di Tahun 2022

Jokowi mengajak masyarakat terutama para pelaku usaha Tanah Air mempersiapkan diri. Menurutnya, kunci untuk terlepas dan masalah dunia saat ini adalah pengendalian covid-19. Tidak ada yang lain. “Kuncinya hanya itu. Kalau tidak bisa kita kendalikan, ekonomi akan turun dan terpuruk lagi,” ucapnya.

Akhirnya, banyak negara di dunia kini diterpa inflasi karena stok barang-barang pokok menipis sehingga harga menjadi tinggi. “Ini disrupsi yang memang sangat mengacaukan dan kompleksitasnya semakin tambah, semakin tambah,” ujar Jokowi.

“Dunia masih berada pada ketidakpastian yang tinggi, masih berada pada kompleksitas masalah yang terus muncul,” ujar Jokowi dalam Kompas 100 CEO Forum, Kamis (18/11).

Ekonomi global di tahun 2022 masih terus dihantui oleh ketidakpastian. Berbagai faktor di berbagai negara bakalan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Mulai dari varian baru omicron yang terus bermunculan di banyak negara, kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, hingga efek kasus gagal bayar Evergrande di China. Krisis di Eropa juga seturut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Bloomberg Economics awalnya memperkirakan, tahun depan ekonomi global bisa tumbuh 5,1% atau naik dari proyeksi awal di kisaran 4,7%. Memang masih terlalu dini untuk menyebutkan dampak varian omicron ke ekonomi.

“Virus Covid-19 varian Omicron tidak akan menjadi satu-satunya sumber ketidakpastian ekonomi di 2022” ujar Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Dengan demikian, Menteri Koordinator Luhut menilai Pemulihan dan transformasi ekonomi harus dilakukan secara berdampingan, mengingat kondisi perekonomian global yang semakin menantang.

“Seperti halnya COVID-19, masyarakat Indonesia tidak bisa menghindari ketidakpastian, kita hanya bisa mempersiapkan ekonomi Indonesia untuk menahan tekanan dari berbagai guncangan tersebut,” pungkasnya.

Masalah ekonomi domestik China seperti gagal bayar properti berpotensi berdampak pada Indonesia, karena China merupakan tujuan ekspor utama Indonesia.

Ditulis Oleh: Syifa Maulida Az Zahra (Mahasiswi STEI SEBI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink