Penjelasan Dan Kebagian Majaz – Majaz adalah kata yang digunakan bukan pada makna aslinya karena adanya hubungan (alaqah) dan alasan yang menghalangi untuk difahami dengan makna aslinya atau makna kamus. Dalam ilmu bayan, majaz dibagi menjadi dua, yaitu majaz aqli dan majaz lughawi.
Penjelasan Dan Kebagian Majaz
A. Majaz Aqli
Majaz aqli adalah menyandarkan perbuatan (aktivitas) kepada suatu atau benda yang bukan aslinya karena adanya ‘alaqah ghair al-musyabahah (hubungan tidak adanya unsur kesamaan antara makna asli dan makna yang mengalami perubahan) dan qarinah (susunan kalimat) yang mencegah terjadinya penyandaran makna ke lafaz tersebut. Dinamakan aqli, karena majaz jenis ini bisa diketahui penunjukan maknanya dengan menggunakan akal.
Berikut alaqah dan qarinah dalam majaz aqli:
- As-sababiyyah
Yaitu penyandaran suatu perbuatan kepada penyebab langsung (pelaku) - Az-zamaniyyah
Yaitu penyandaran suatu perbuatan kepada masa/waktu terjadinya - Al-Makaniyyah
Yaitu penyandaran suatu perbuatan kepada tempat terjadinya - Al-Mashdariyyah
Yaitu penyandaran suatu perbuatan kepada mashdarnya (kata dasar/asal)
B. Majaz Lughawi
Majaz lughawi adalah kata yang tidak difahami dengan makna aslinya karena ada alaqah dan qarinah yang mencegah makna asli. Dalam majaz lughawi, suatu makna difahami dengan makna lain karena unsur kebahasaan. Majaz lughawi terbagi lagi menjadi istiarah dan majaz mursal.
1. Majaz Istiarah
Istiarah adalah kata yang tidak difahami dengan makna aslinya dan mulanya uslub tasybih yang dibuang salah satu tharafnya. Maka alaqah atau hubungan makna asli dan makna yang dimaksud dalam istiarah adalah musyabahah
Dari segi qarinahnya, isti’arah dibagi menjadi tashrihiyyah dan makniyyah.
a. Isti’arah Tashrihiyyah
Isti’arah tashrihiyyah adalah isti’arah yang disiratkan dengan musyabbah bih.
Contoh:
رَأَيْتُ أَسَدًا فِي الْفَصْلِ
Artinya: Saya melihat “singa” di kelas.
Pada contoh di atas, seorang yang pemberani (رَجُل شُجَاع) diserupakan dengan (أسدا) (singa), karena sama-sama memiliki sifat keberanian.
b. Isti’arah Makniyyah
Isti’arah makniyyah adalah kalimat yang musyabbah bihnya dibuang lalu disiratkan dengan sesuatu dari salah satu sifatnya.
Contoh:
غَرَّدَ الشاعر بِقَصِيْدَة
Pada contoh pertama, penyair diserupakan dengan burung karena sama-sama bernyanyi yang disiratkan dengan kata (غَرَّدَ) yang artinya berkicau.
2. Majaz Mursal
Majaz mursal adalah suatu lafaz yang dipergunakan bukan pada makna aslinya karena adanya alaqah ghair musyabahah (hubungan bukan perumpamaan) disertai qarinah (alasan/bukti) yang mencegahnya dari makna asli. Majaz mursal berbeda dengan kinayah karena pada kalimat yang berbentuk kinayah tidak harus ada qarinah yang mencegah suatu lafaz dari makna aslinya. Dinamakan “mursal” karena ia tidak dibatasi oleh pemaknaan tertentu.
a. As-Sababiyyah
Yaitu menyebutkan sebab dan yang dimaksud adalah musabbab/akibat
لِفُلَانٍ عَلَيَّ يَدٌ لَا أُنْكِرُهَا
Si fulan memiliki “tangan” terhadapku dan itu tidak bisa kupungkiri.
Yang dimaksud tangan adalah jasa/budi.
b. Al-Musabbabiyyah
Yaitu menyebutkan akibat dan yang dimaksud adalah sebab
وَيُنَزِّلُ لَكُمْ مِّنَ السَّمَآءِ رِزْقًا
Dan Dia menurunkan untukmu “rezeki” dari langit. (Ghafir: 13)
Yang dimaksud rezeki adalah hujan.
C. Al-Juz’iyyah
Yaitu menyebutkan sebagian dan yang dimaksud adalah keseluruhan
فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ
(Hendaklah) ia memerdekakan leher seorang hamba sahaya yang beriman (An-Nisa: 92). Yang dimaksud leher pada ayat di atas adalah seluruh badan.
D. Al-Kulliyah
Yaitu menyebutkan keseluruhan dan yang dimaksud adalah sebagian
جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ
Mereka memasukkan jari-jari mereka ke dalam telinganya (Nuh: 7)
Yang dimaksud jari tersebut adalah hanya ujung jari saja.
E. Al-Mahaliyyah
Yaitu menyebutkan tempat dan yang dimaksud adalah hal
وَاسْأَلِ الْقَرْيَةَ الَّتِي كُنَّا فِيهَا
Tanyakan kepada desa yang tadi kita datangi! (Yusuf: 82)
Yang disebutkan desa dan yang dimaksud adalah penduduk desa.
F. Al-Haliyyah
Yaitu menyebutkan hal dan yang dimaksud adalah tempat
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍ
Sesungghnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan (Al-Muthaffifin: 22). Yang dimaksud dengan kenikmatan adalah surga.
G. ‘Itibar Ma Kana
Yaitu menyebutkan yang terjadi dan yang dimaksud adalah yang akan datang
وَآَتُوا الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim harta mereka! (An-Nisa’: 2)
Yang disebutkan anak yatim dan yang dimaksud ketika baligh.
H. ‘Itibar Ma Yakunu
Yaitu menyebutkan yang terjadi dan yang dimaksud adalah sesuatu yang sebelumnya
وَدَخَلَ مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيَانِ قَالَ أَحَدُهُمَا إِنِّي أَرَانِي أَعْصِرُ خَمْرًا
Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. berkatalah salah seorang diantara keduanya: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras arak.
Ditulis Oleh: Ibnu Hafizh (Mahasiswa STEI SEBI)