Pengorganisasian untuk Manajemen Risiko yang Efektif – Manajemen risiko berperan penting untuk menghindari risiko yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Risiko diartikan sebagai akibat yang kurang menyenangkan dari suatu tindakan. Risiko menjadi kata yang tidak asing di telinga dan memiliki konotasi negatif. Contoh saja, jika kita mempunyai sebuah bisnis, namun karyawan-karyawan tidak jujur dan suka mencuri, maka ada risiko bisnis akan rugi (kejadian yang tidak menyenangkan).
Pengorganisasian untuk Manajemen Risiko
Didefinisikan oleh Wideman dan Mamduh (2009) bahwa risiko adalah ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan yang dikenal dengan istilah opportunity, sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk).
Herman Darmawi (2006) menyatakan, manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi.
Pengorganisasian untuk manajemen risiko yang efektif memiliki dua dimensi yaitu memerlukan organisasi implisit untuk risiko dan organisasi eksplisit lainnya. Dengan organisasi implisit, suatu perusahaan telah mengatur operasinya sedemikian rupa sehingga jika dijalankan dengan cara yang ditentukan, itu akan mengurangi kemungkinan akan menghadapi peristiwa yang merepotkan.
Secara sederhana, organisasi yang baik menghasilkan manajemen yang baik, dan manajemen yang baik berarti lebih sedikit masalah. Dapat dikatakan bahwa semua perusahaan yang dikelola dengan baik mempraktikkan manajemen risiko implisit.
Dengan organisasi eksplisit untuk risiko, perusahaan secara sadar menetapkan untuk membangun proses manajemen risiko. Ini memerlukan identifikasi siapa yang memiliki risiko dalam organisasi, menetapkan dan mendokumentasikan metode dan prosedur manajemen risiko, melatih personel tentang prinsip-prinsip manajemen risiko, membangun tinjauan risiko ke dalam laporan status, dan mungkin mengembangkan dan menyusun struktur staf untuk melayani kebutuhan manajemen risiko organisasi.
Dalam organisasi implisit untuk risiko, apa pun yang memungkinkan organisasi berfungsi secara efektif berkontribusi pada pengurangan risiko. Pada bagian ini, tiga item spesifik diperiksa seperti, penetapan prosedur operasi yang baik, struktur organisasi, dan penggunaan kontrak. Meskipun item-item ini tidak secara khusus ditujukan untuk tujuan pengurangan risiko, ketika diterapkan dengan benar, item-item ini berkontribusi pada lingkungan operasi dimana masalah dapat dikurangi dan segala sesuatunya berjalan dengan lancar.
Pada organisasi eksplisit untuk risiko dalam mengadopsi praktik risiko yang baik, dapat dilihat dari penjelasan organisasi implisit untuk risiko bahwa perusahaan yang dikelola dengan baik melakukan berbagai aktivitas yang memperkuat posisi risiko mereka, bahkan tanpa orang menyadari bahwa mereka mengelola risiko melalui aktivitas ini.
Jadi, dengan mendefinisikan proses bisnis mereka dengan hati-hati, menyusun tim mereka dengan tepat, dan sangat berhati-hati dalam merumuskan kontrak, mereka secara implisit mengelola risiko. Sekarang kita memeriksa bagaimana para manajer perusahaan dapat secara eksplisit mengatur dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk memperkuat kemampuan manajemen risiko mereka.
Hal paling nyata yang dapat dilakukan adalah menerapkan praktik manajemen risiko yang baik ke dalam aktivitas bisnis perusahaan. Di sini terdapat daftar praktik baik utama untuk tujuan ilustrasi seperti, melakukan penilaian risiko pada setiap usaha di atas ukuran ambang batas, memiliki log masalah yang dimasukkan ke dalam laporan status proyek bulanan, memiliki rencana pemulihan bencana yang dikembangkan untuk operasi bisnis penting, mengembangkan rencana manajemen krisis, gunakan daftar periksa risiko, dan melembagakan proses manajemen risiko dalam organisasi.
Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan proses manajemen risiko yang efektif dalam organisasi tidak akan terjadi secara kebetulan. Manajemen risiko harus secara sadar tertanam dalam organisasi. Agar berfungsi dengan baik, itu harus disesuaikan untuk mengatasi keadaan khusus organisasi. Ini berarti bahwa sumber daya perlu disediakan untuk menerapkan proses manajemen risiko, yang menyiratkan bahwa manajemen risiko harus mendapat perhatian dari manajemen puncak.
Oleh : Farida Shafiyyah Qona’ati
Mahasiswa STEI SEBI