Pengertian Nabi dan Rasul, Persamaan dan Perbedaannya yang Perlu Dimengerti – sebagai manusia opsi yang diutus Allah SWT untuk mengajari agama Islam. Hal itu yang membuat umat Islam jadikan Nabi dan Rasul sebagai figur yang jadi suri panutan.
Semua perilaku Nabi dan Rasul patut ditiru tiap manusia saat menjalankan kehidupan satu hari. Umat Muslim harus hukumnya yakini kehadiran Nabi dan Rasul, walau tidak pernah berjumpa sekalinya.
Walaupun hidup jauh di periode lalu, menjadi kewajiban untuk tiap Muslim untuk mencontoh sikap dan karakter beberapa Nabi dan Rasul.
Mempercayai ada Nabi dan Rasul sebagai kewajiban tiap umat Muslim di dunia. Walau begitu, cukup banyak yang pahami ke-2 nya ialah sama.
Nabi dan Rasul terang mempunyai ketidaksamaan yang penting dimengerti oleh umat Muslim agar tidak salah dalam mengartikannya.
Dengan mengetahi ketidaksamaan Nabi dan Rasul, umat Islam dapat mencontoh sikap dan perkataan Nabi dan Rasul di kehidupan setiap hari. Untuk umat Islam, penting untuk ketahui dan pahami lebih terang mengenai Nabi dan Rasul.
Pengertian Nabi dan Rasul
Secara etimologi, kata ‘Nabi’ datang dari kata ‘naba’ yang memiliki arti ‘dari lokasi yang tinggi’. Dalam pada itu, pemahaman Nabi pada umumnya adalah Hamba Allah SWT yang mendapatkan keyakinan berbentuk wahyu dari Allah SWT untuk dirinya.
Maka wahyu yang di turunkan ke Nabi selanjutnya tidak dikatakan ke umatnya. Tapi, wahyu yang didapatkan Nabi itu diamalkan oleh dirinya dan tidak ada kewajiban sampaikan ke umat atau kaumnya.
Sementara kata ‘rasul’ datang dari kata ‘risala’ yang memiliki arti ‘penyampaian’. Rasul ialah seorang yang diberi wahyu dan keyakinan oleh Allah SWT, yang selanjutnya diamalkan dan berkewajiban sampaikan wahyu itu ke umat-Nya.
Kesamaan Nabi dan Rasul
- Pertama, Nabi dan Rasul ialah utusan Allah ke siapa wahyu diberi. Yang didasari pada firman Allah SWT di QS. Haji AL: 52
- Tiap Nabi dan Rasul yang dikirimkan oleh Allah ialah lelaki karena Al-Qur’an menerangkan jika tidak ada Nabi dan Rasul wanita.
- Saat Nabi dan Rasul dilahirkan ke dunia sampai meninggalnya, ia tidak mempunyai karakter nista karena nabi dan rasul mempunyai karakter yang ditolong dari dosa.
- Shiddiq atau betul, yang memiliki arti jika semua aktivitas atau hal yang sudah dilakukan oleh Nabi dan Rasul ialah betul.
- Bisa dipercayai atau amanah untuk memberinya wahyu yang diterima Nabi dan Rasul bisa dipercayai.
- Pintar atau fathonah yang memiliki arti jika Nabi dan Rasul ialah makhluk pandai dan pintar dalam sampaikan hukum Islam.
- Sampaikan atau tabligh yang memiliki arti jika Nabi dan Rasul diutus oleh Allah SWT untuk memberinya wahyu ke umat-Nya.
Perbedaan Nabi dan Rasul
Untuk jumlah Nabi dan Rasul ada yang memiliki pendapat, jumlah Nabi sekitar 124 ribu orang, dan jumlah Rasul ada 312. Tetapi, dalam Al-Qur’an cuman ada banyak nama Nabi dan Rasul yang disebut.
Dalam pada itu, ada 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an dan Hadits yang harus dipercaya tiap Muslim. Nabi dan Rasul yang harus dipahami diantaranya:
Adam AS, Idris AS, Nuh AS, Hud AS, Saleh AS, Ibrahim AS, Luth AS, Ismail AS, Ishak (Ishaq) AS, Yaqub AS, Yusuf AS, Syu’aib AS, Ayyub AS, Dzulkifli AS, Musa AS, Harun AS, Daud AS, Sulaiman AS, Ilyas AS, Ilyasa’ AS, Yunus AS, Zakaria AS, Yahya AS, Isa AS, Muhammad SAW.
Perbedaan Nabi dan Rasul dapat disaksikan dari ketegasan hati yang paling menakjubkan.
Dari 25 beberapa nama Nabi, ada lima nabi yang memiliki karakter Ulul ‘Azmi, yakni beberapa nabi yang memiliki ketegasan hati benar-benar menakjubkan, tegar mengagumkan, kesabarannya tak terbatas, walau mereka memperoleh beragam jenis ujian dari Allah SWT.
Baca Juga: Pengertian Ulul Azmi
Saat mendapatkan masalah, beberapa Nabi itu masih tetap tegar, sabar, dan selalu bertawakal dalam sampaikan tuntunannya ke umat-Nya. Ke-5 Nabi itu adalah Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS, dan Muhammad SAW.
Perbedaan Nabi dan Rasul
Berikut sejumlah ketidaksamaan Nabi dan Rasul yang dapat dimengerti:
- Nabi terima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya, dan Rasul terima wahyu dari Allah SWT untuk dikatakan ke umat-Nya.
- Nabi diutus ke golongan yang telah memiliki iman, dan Rasul diutus ke golongan yang belum memiliki iman (kafir).
- Ketidaksamaan Nabi dan Rasul ada dalam jumlahnya. Jumlah Nabi banyak yakni lebih kurang 124.000 dan jumlah Rasul ialah 312.
- Semua Nabi tak berarti Rasul, tetapi Rasul sudah tentu Nabi.
- Ketidaksamaan Nabi dan Rasul berdasar langkah turunnya wahyu. Nabi cuman memperoleh wahyu lewat mimpi, dan Rasul bisa terima wahyu lewat mimpi atau lewat malaikat dan bisa menyaksikan dan berbicara langsung dengan malaikat.
- Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya, tetapi semua rasul yang diutus Allah SWT menyelamatkan dari eksperimen pembunuhan yang sudah dilakukan oleh kaumnya.