Pengertian Diksi dan Contohnya

4 min read

pengertian diksi
Pengertian Diksi – Halo sahabat Nesia pada kesempatan ini kami akan membahas tentang DIKSi yang meliputi Pengertian Diksi, Contoh, Ciri, Jenis, Syarat, Fungsi dan Tujuannya. Untuk mempermudah dalam memahami DIKSI yuk simak dengan seksama ulasanya berikut ini.

Pengertian Diksi

Diksi merupakan salah satu teknik pemilihan kata yang paling tepat untuk menyampaikan suatu maksud kepada orang lain. Adapun tujuan dari pemilihan kata yang tepat ini untuk memberikan kesan dan pesan agar apa yang di sampaikan mudah diterima oleh lawan bicara. Dalam hal ini Diksi sangat berguna dalam penulisan karya tulis seperti novel, novel, laporan dan hal lainnya.

Syarat Diksi

Syarat Ketepatan Pilihan Kata

Untuk membedakan makna dari denotasi dan konotasi dengan cermat, maka kita bisa mengetahui dari kananya. Contohnya seperti Denotasi adalah kata yang mempunyai makna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, dan biasanya lazim digunakan dalam dunia pergaulan sehari-hari dengan tujuan estetika, dan kesopanan.
 
Untuk bisa memebedakan secara cermat akan makna kata yang hampir bersinonim. Adapun kata yang hampir bersinonom seperti : adalah, ialah, yaitu, tentu hal ini dalam pemakainnya berbeda-beda.
 
Agar kita bisa membedakan makna kata secara cermat dan mudah, dengan suatu kata-katanya yang mirip ejaanya, misalnya seperti : infrensi (kesimpulan), iterferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan).
 
Dalam hal ini yang berarti kita tidak menafsirkan makna kata tersebut itu secara subjektive  atau berdasarkan pendapat sendiri. Jika pemahaman kata tersebut belum dapat dipastikan maka pemakaian kata yang ada harus menemukan maknanya dengan tepat yaitu dengan mencari kata tersebut di dalam kamus.

Contohnya seperti : modern sering diartikan secara subjektive adalah canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
 
Dalam hal ini kita bisa juga menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) tetapi kita juga harus memahami maknanya secara tepat, contohnya : dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
 
Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, contohnya : sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
 
Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk bisa mendapatkan pemahaman yang spesifik dari karangan ilmiah sebaiknya kita menggunakan kata khusus, contohnya : mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota).
 
Apabila Anda menggunakan sebuah kata yang mana kata itu bisa berubah makna dengan cermat, contohnya : isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus).
 
Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab) ; berhomofoni; contohnya : bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab)
 
Seperti halnya dalam penggunaan kata abstrak dan kata konkret yang secara cerma. Kata abstrak (konseptual) ini contohnya adalah : pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan berenang).

Ciri-Ciri Diksi

 
Adapun ciri-ciri diksi yaitu:
 
1. Tepat dalam pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan
 
2. Dapat digunakan untuk membedakan secara tepat nuansa makna dan bentuk yang sesuai dengan gagasan dan situasi serta nilai rasa pembaca.
4. Menggunakan kosakata yang dimiliki masyarakat, baik itu bahasanya dan juga dapat menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata yang jelas dan bisa di pahami.

Fungsi Diksi

 
Adapun untuk fungsi diksi sendiri yaitu:
  1. Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
  2. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
  3. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun terucap”.
  4. Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar ataupun pembacanya.
  5. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
  6. Membangun gaya ekspresi gagasan yang tepat ( resmi, sangat resmi, tidak resmi ) sehingga hal ini menyenangkan pendengar atau pembaca.
  7. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
  8. Menciptakan suasana yang tepat.
  9. Mencegah perbedaan penafsiran.
  10. Mencegah salah pemahaman.
  11. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Tujuan Diksi

 
Tujuan dari Diksi (Pemilihan kata) adalah untuk memperoleh keindahan suatu kata, hal ini bertujuan untuk menambah daya ekspresivitas. Dengan hal ini tentu sebuah kata akan lebih jelas dan mudah di pahami, jika pilihan kata tersebut sudah tepat dan sesuai. Dengan adanya ketepatan dari pilihan kata (diksi) ini bertujuan agar nantinya tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau bagi si pembicara dengan pembaca atau para pendengarnya, sedangkan kesesuaian kata ini bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu dengan adanya diksi ini berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar apa yang du ucapkan terasa lebih indah.
 
Dan juga dengan adanya pilihan kata (diksi) oleh pengarang maka berfungsi untuk mendukung jalannya cerita agar lebih runtut untuk mendeskripsikan tokoh, jadi bisa lebih jelas mendeskripsikan latar tempat,, waktu, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
 

Diksi dan Gaya Bahasa

 
Dengan penggunaan pemilihan kata (diksi) yang tepat dan sesuai dengan pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya bahasa akan menjadi lebih efektif. Sehingga gaya bahasa tersebut akan membentuk suasana kemenarikan, kejujuran, kesopanan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Dengan demikian, gaya bahasa yang dihasilkan oleh pilihan kata (diksi) terbagi tiga yaitu, gaya sederhana, gaya menengah dan gaya mulia.

Jenis Diksi

 
Menurut Chaer makna kata dapat dibedakan menjadi:
 
Makna Denotasi dan Makna Konotasi
 
Makna denotasi ialah makna yang sesungguhnya dari kata tersebut, sedangkan makna konotasi ialah makna yang bukan makna sesungguhnya dari makna kata itu sendiri.
 
Contoh:
 
Bundaku membuatkan aku kopi yang sangat nikmat pagi ini (Denotasi kata kopi menunjukan makna sebenarnya).
 
Kulit Rudi terlihat seperti kopi (konotasi negatif, kata kopi ini menunjukan akan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sindiran).
 
Ayu memang cantik seperti matahari (konotasi positif kata matahari ini menunjukan sebuah makna yang tidak sebenarnya dan berupa sanjungan).
 
 
Makna Leksikal Dan Gramatikal
 
Leksikal adalah makna kata yang berdasarkan pada kata acuan di dalam kamus. Leksikal juga dapat kita sebut dengan leksikon atau makna kata berdefinisi. contoh: miskin ialah ketika seseorang tidak mampu dan kekurangan secara finansial.
 
 
Gramatikal ialah makna kata yang terjadi karena:
 
Terdapat imbuhan contoh: pelukis, lukisan, dilukis, pelukisan.
 
Diletakan pada frase, klausa atau diberi intonasi.
 
Contoh:
 
Pelukis itu merupakan orang yang sangat terkenal (pe- pada lukis menunjukan orang).
 

Makna Referensial Dan Nonreferensial

 
Makna referensial adalah makna dari kata yang menunjukan sesuatu, contohnya “kantor Bupati terletak di jalan Jend, Supratman “kata jalan di sini menunjukan kepada suatu tempat”. Sedangkan makna nonreferensial ialah makna kebalikan dari referensial.
 
Contoh:
 
“Tadi, aku baru saja pulang dari kantor Gubernur akan tetapi aku sudah lupa alamatnya” “kata tetapi di sini mengacu pada kata nonreferensional”.
 
 
Makna Konseptual Dan Asosiatif
 
Makna konseptual ialah makna kata yang mendeskripsikan kata itu sendiri. Contoh: “minggu ini aku dan keluarga akan berlibur ke puncak” (kata puncak mendeskripsikan daerah dataran tinggi). Sedangkan makna asosiatif ialah makna kata yang menunjukan hubungan terkait dengan makna kata tersebut.
 
Contoh:
 
“Hati orang itu sangatlah putih” (kata putih memiliki hubungan dengan bersih dan suci).
 
 
Makna Kata Dan Makna Istilah
 
Makna kata ialah makna yang akan terlihat maknanya ketika terdapat pada suatu kalimat. Contoh: kata “panas” dapat menunjukan cuaca dapat menunjukan suhu, dapat menunjukan benda. Sedangkan makna istilah ialah makna kata yang bersifat mutlak karena hanya digunakan pada bagian-bagian tertentu saja.
 
Contoh:
 
Kata “panas” 

Kata diatas hanya dapat dipergunakan untuk mengungkapkan suatu makanan yang baru saja matang di masak.
 
 
Makna Kias Dan Makna Lugas
 
Makna kias adalah suatu kata yang bisa digunakan untuk mengutarakan makan secara tidak langsung (kiasan). Contohnya seperti : gadis itu seperti bunga yang sedang bermekaran. “Kata bunga menunjukan makna cantok jelita”. Makna lugas ialah jelas atau makna yang berlawanan dengan makna kias tersebut.
 
Contoh:
 
Bunga di halaman rumahku sangatlah indah “kata bunga menunjukan makna yang jelas”.
 
Demikianlah pembahasan mengenai Diksi :  Pengertian, Ciri, Jenis, Syarat, Fungsi, Tujuan dan Contohnya. Semoga pembahasan kali ini dapat menambah wawasan sahabat nesia. Terimakasih atas kunjungannya, janganlupa baca juga artikel yang lainnya dibawah ini.

Dialog Tag : Pengertian, Jenis-jenis dan…

Hallo sahabat nesia pada perjumpaan kali ini saya akan memberikan suatu penjelasan tentang Pengertian Dialog Tag dan Jenis beserta Contohnya. Untuk itu yuk simak...
Ahmad
2 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink