100 Panun Belajar di Rumah Agar Lebih Semangat

6 min read

Pantun Belajar di Rumah

Panun Belajar di Rumah Agar Lebih Semangat – Halo sahabatnesia, pada kesempatan ini saya akan berbgai pantun motivasi belajar dirumah agar lebih semangat. Biasanya kalau belajar di rumah itu lebih banyak godaannya salah satunya dari kepengen pegang HP apalagi belajarnya buka Internet biasanya bukannya belajar malah main sosmed atau buka hal-hal yang jauh dari tujuan belajar materi di Sekolah.

Panun Belajar di Rumah

Nah, untuk memberikan semangat atau motivasi bagi diri kita ini salah satu tipsnya yaitu dengan membaca pantun-pantun nasehat yaitu Pantun Belajar di Rumah. Sesuai dengan judul artikel ini saya akan bagikan bait pantunnya, untuk itu mari simak kumpulan pantunnya dibawah ini !

Berikut adalah Pantun Belajar di Rumah

Burung gelatik minum tajin,
Mencari makan waktu siang.
Anak cantik pastilah rajin,
Jika belajar hatinya riang.

Kancil lari tidak terkejar,
Rusa lari sambil berputar.
Sekarang kita mulai belajar,
Supaya jadi anak yang pintar.

Lebar-lebar daun talas,
Untuk membungkus nasi ketan.
Siapa yang belajarnya malas,
Nanti mirip orang utan.

Kalau sedang makan talas,
Di bawah pohon duduk anteng.
Siapa yang ribut di kelas,
Nanti pacarnya monyet ganteng.

Buah mangga buah kweni,
Dimasak dengan buah sukun.
Hebatnya anakku ini,
Wajahnya cantik orangnya tekun.

Kalau hendak memetik sukun,
Petik sukun berpohon rendah.
Kalau belajar dengan tekun,
Ilmu didapat dengan mudah.
Anak rajin otaknya pintar.

Waktu magrib pergi ke surau,
Sore ini ada khataman.
Kalau belajar jangan bergurau,
Jangan bercanda dengan teman.

Kalau tamu dari Belanda,
Nanti ingin menangkap rusa.
Kalau kamu banyak bercanda,
Nanti bodoh sepanjang masa.

Jangan sombong jangan angkuh,
Di dalam pagar ada kemumu.
Belajar itu bersungguh-sungguh,
Agar cepat masuknya ilmu.

Kalau kamu bertemu panda,
Bulunya lebat bagaikan busa.
Kalau kamu sering bercanda,
Pelajaran tak ada yang bisa.

Langit luas warnanya biru,
Diciptakan Rabbul Izzati.
Perhatikan penjelasan guru,
Supaya engkau mudah mengerti.

Jalan-jalan salah alamat,
Sampai pula ke Bukit Tinggi.
Kepada orang tua mesti hormat,
Itulah tanda anak berbakti.

Putri cantik Tulang Bawang,
Memakai gaun warna merah.
Ingin sukses, harus berjuang,
Kalau kalah jangan menyerah.

Bertanam di ladang banyak hama,
Tanam padi tumbuh rumputnya.
Jangan jauh dari agama,
Jika ingin hidup bahagia.

Sebabnya emas budi terbuang
Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih

Yang mana satu tuan turutkan
Pisang emas dibawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati

Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin

Air melurut ke tepian mandi
Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi
Semakin berisi semakin tunduk

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal Sembilan
Tuntut ilmu bersungguh-sungguh
Suatu jangan ketinggalan

Buah cempedak bentuknya bujur
Sangat disukai oleh semua
Jika kita bersikap jujur
Hidup kita dipandang mulia

Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri

Perang ditetak ke batang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak pernah menaruh ilmu

Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kami pun muda lagi perkasa

Banyak batang tumbuh cendawan
Cendawan kukur jalan ke huma
Banyak orang mengaku pahlawan
Sambutlah pukul tikam pertama


Hang jebat hang kesturi
Budak budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata


Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan melayu hilang di bumi

Bulan bulat saat purnama,
sungguh indah dipandang mata.
Perintah Allah yang utama,
agar kita beroleh surga.

Pak tani menanam tombat,
tomat mengandung banyak serat.
Jika ingin selalu terhormat,
tutup olehmu seluruh aurat.

Hujan turun rintik-rintik,
jalan licin kaki terjerembab.
Di sisi Allah dipandang cantik,
jika engkau kenakan hijab.

Durian runtuh jatuh ke dahan,
bertiup angin dari Tanjung Pinang.
Tunduk patuh pada Tuhan,
hati teduh jiwapun tenang.

Siapa melangkah ke arah Barat,
mungkin ia sudah tersesat.
Siapa yang mengubar aurat,
berarti dia ahli maksiat.

Jika tubuh mendapat luka,
terasa pedih jiwa raga.
Jika aurat engkau buka,
bagaimana mendapat surga.

Batik Solo banyak coraknya,
amat sulit memilihnya.
Cantik di dunia sementara,
cantik di surga selamanya.

Dingin angin waktu subuh,
sarapan dulu dengan kolak.
Kenakan hijab pada tubuh,
belajar mulia pada akhlak.

Kue lemang buatan janda,
makan pempek campur cuka.
Setan memang datang menggoda,
agar engkau menjadi durhaka.

Payakumbuh desa perbukitan,
jalan berliku banyak kelokan.
Tunaikan segenap kebaikan,
apapun yang dapat engkau lakukan.

Hilang orang di bilik dara,
ayah ibunya pasti marah.
Bila berjumpa dengan saudara,
hendaknya engkau berwajah cerah.

Kalau turun mencari rawa,
mengalir air dengan tenang.
Hormati yang lebih tua,
pada yang muda mesti sayang.

Paras cantik amat rupawan,
tambah manis dengan senyuman.
Didik hati untuk dermawan,
untuk mendapat kasih Tuhan.

Bukit barisan tanahnya subur,
menanam jagung di tanah gembur.
Jauhkan diri dari takabur,
iri dengki mesti dikubur.

Gadis Aceh menari seudati,
mata memandang tiada henti.
Tawadhu merendahkan hati,
tanda iman di dalam hati.

Apa tanda akhir zaman?
banyak orang yang menyimpang.
Apa tanda orang beriman,
dada tenang jiwanya lapang.

Bongkah batu dipenggal-penggal,
dibakar lama dalam bara.
Lima waktu kalau ditinggal,
alamat badan akan sengsara.

Ke kota Mekah naik haji,
Banyak orang di kota Mina.
Mari-mari kita mengaji,
Belajar Al Quran banyak pahala.

Bapak membuat sapu lidi,
Menghias rumah dari tanduk.
Mari belajar dari padi,
Makin berisi makin tunduk.

Jernih air dalam telaga,
Sejuk air banyak ikannya.
Sopan santun harus dijaga,
Itulah tanda akhlak yang mulia.

Masih kecil masih belia,
Bermain anak ke rumah tetangga.
Akhlak yang paling mulia,
Akan dekat dengan Nabi di surga.

Pantun seorang Pelajar

Cara memunculkan motivasi dalam diri adalah dengan melihat apa yang sudah di capai oleh orang lain, dengan begitu kita mempunyai target dan melakukan hal tersebut diatas rata-rata yang pernah dilakukan oleh orang lain. Anggap saja saat ini kita sedang berusaha untuk memecahkan rekor yang sudah ada dan membuat rekor baru. Maka dalam hal ini kita telah membuat sejarah baru di dalam hidup kita ini.

Anak gembala pergi merumput,
Pulang ke rumah membawa beras.
Kepada ibu lemah lembut,
Jangan pernah berkata keras.

Ibu-ibu beli tomat,
Hujan turun sangat lebat.
Kepada guru taruhlah hormat,
Agar engkau tahu adat.

Ikan gabus dalam kolam,
Anak kecil main di taman.
Bunga di rawat, pohon ditanam,
Agar lingkungan kita makin nyaman.

Hari panas minum selasih,
Bunga mekar tempat si kumbang.
Lingkungan sangat indah dan bersih,
Pohon menghijau, bunga berkembang.

Kancil sedih karena kehilangan,
Sedih kalah dalam perlombaan.
Buang sampah jangan sembarangan,
Lingkungan sehat jadi dambaan.

Gunung Ciremai sangat indah,
Indahnya memang juara.
Lingkungan hidup adalah anugerah,
Jangan dirusak, mari dipelihara.

Naik kereta turun di Gambir,
Main di kota lupa pulang.
Banyak kota alami banjir,
Karena pohon banyak ditebang.

Burung bangau turun ke rawa,
Mencari ikan, ikan sepat.
Berangkat sekolah selalu berdoa,
agar diberi ilmu bermanfaat.

Baju baru di hari raya,
Sungguh indah dipandang mata.
Ilmu itu bagaikan cahaya
Penerang jalan di malam gulita.

Beli baju warna merah,
Bungkus satu lupa dibawa.
Jadi anak jangan suka marah,
Kalau suka marah cepat tua.

Sayur tumis kasih tomat,
Pergi ke pasar membeli bahan.
Belajarlah hidup hemat,
Beli barang sesuai kebutuhan.

Bambu betung bambu belah,
Burung kecil hinggap di pagar.
Tidur siang sepulang sekolah,
Agar badan kembali segar.

Dari ke Jakarta ke kota Penang,
Orang lari hendak dikejar.
Pagi hari hatiku senang,
ke sekolah hendak belajar.

Sungguh indah memandang taman,
Duduk santai hingga siang.
Di sekolah banyak teman,
Bermain belajar hatiku riang.

Ke padang datar hendak berburu,
Padang rumput luas dan lebar.
Aku rindu pada Bu Guru,
Yang baik hati dan penyabar.

Langit cerah terlihat biru,
Kutilang terbang berputar-putar.
Terimakasih Ibu Bapak Guru,
Karena engkaulah kami jadi pintar.

Hari hujan makan talas,
Perahu besar belum berlabuh.
Kalau sudah di dalam kelas,
Dengarkan guru jangan bergaduh.

Tali temali dari kawat,
Api unggun membuat hangat.
Kalau badan kita kuat,
Pasti belajar makin semangat.

Sungguh lezat kue talam,
Tutupi jangan tersentuh lalat.
Sikat gigi pagi dan malam,
Supaya bersih, selalu sehat.

Kupu-kupu berterbangan,
Mungkin pergi ke kota Medan.
Jajan jangan sembarangan,
Nanti bisa sakit badan.

Beli tiket ke Kota Lahat,
Jalan-jalan ke Mesuji.
Jika ingin badan sehat,
Jajan makanan bersih bergizi.

Tinggi badan amat semampai,
petani pergi mengambil talas.
Rajin belajar pangkal pandai,
semangat terus jangan malas.

Air jeruk dalam gelas,
makan roti dengan keju.
Niatlah belajar dengan ikhlas,
hanya Allah yang dituju.

Obat mujarab sedang diramu,
mengambil obat dengan tangga.
Saat insan mencari ilmu,
semakin dekat jalan ke surga.

Keliling kota naik becak,
walau lama tiada jemu.
Banyak-banyak engkau membaca,
membaca adalah kunci ilmu.

Bukit berbaris banyak batunya,
di padang datar kita bertemu.
Main game ada waktunya,
kerjakan dahulu PR dan tugasmu.

Untuk apa hati kesal,
lebih baik memaafkan.
Banyak orang yang menyesal,
karena sering malas-malasan.

Pantun Belajar di Rumah Seru

Raihlah cita-citamu dengan penuh semangat, gapai apa yang menjadi motivasimu dan nikmati perjalanan hidupmu. Karena dengan bersemangat maka ini akan membuatmu mudah dalam menyelesaikan tugas. Seperti halnya sekarang ini tugas belajar dari daring ini memang numpuk. Bahkan dulunya tugas belajar di sekolah beralih tempat belajar di rumah.

Siapa suka melihat panda,
panda turun ke tanah rawa.
Siapa yang malas di masa muda,
akan bekerja keras di waktu tua.

Air tajin diminum kuda,
barang bekal telah dibawa.
Siapa yang rajin di waktu muda,
hidup bahagia ketika tua.

Membentang langit biru,
duduk sendiri di atas papan.
Dengarlah nasehat guru,
amalkan dalam kehidupan.

Tinggi gunung tak tergapai,
gunung biru jauh di seberang.
Jika murid menjadi pandai,
hati gurupun ikut senang.

Bambu kuning dibuat kursi,
bambu untuk layang-layang.
Kalau kita banyak prestasi,
ayah ibu semakin sayang.

Belang-belang badan rusa,
rusa main di taman indah.
Tuhan kita Tuhan Esa,
kepada-Nya saja kita ibadah.

Tinggi bayam berjengkal-jengkal,
bayang dijinjing karena ringan.
Kepada Allah bertawakal,
tempat diri mohon pertolongan.

Mahal harga batu permata,
perhiasan putri amat mewah.
Kepada Allah kita meminta,
petunjuk serta jalan hidayah.

Putih warna kapur barus,
merah-merah buah tomat.
Titilah jalan yang lurus,
yang penuh nikmat serta rahmat

Pisau sembilu banyak gunanya,
untuk mengiris daging domba.
Hatiku selalu merasa bahagia,
kalau bisa belajar bersama.

Tahukah kamu buah kemumu,
jenis mangga untuk jamu.
Giat belajar menuntut ilmu,
belajar di sekolah tak pernah jemu.

Kalau kancil sedang dikejar,
ia lari ke tengah pasar.
Ketika kecil rajin belajar,
akan pandai di waktu besar.

Pesta kecil makan-makan,
semua hadiah dipersembahkan.
Ilmu yang ada diamalkan,
niscaya akan ditambahkan.

Walau hati sedang bingung,
jangan pula merasa susah.
Walau ilmu setinggi gunung,
tak diamalkan apa gunanya.

Hari yang panas amat teriknya
Tanah merah debu beterbangan
Anak malas buruk tabiatnya
Tidak malu diri ketinggalan

Kemana kancil akan dikejar
Masuk belukar tempatnya lari
Dimasa kecil rajinlah belajar
Jikalau besar selamatlah diri

Padi sawah lebat menguning
Marilah menuai beramai-ramai
Selagi sekolah kita dibimbing
Menuntut ilmu agar pandai

Burung elang terbang tinggi
Lalu hinggap di dahan jati
Selagi muda bercita tinggi
Terus berjuang hingga mati

Padi menguning di tengah sawah
Laksana emas indah warnanya
Kita dibimbing di waktu sekolah
Ilmu yang luas besar gunanya

Hewan landak berbulu kasar
Berlari masuk ke lubang batang
Jikalau anak kurang ajar
Laksana nasi setengah matang

Mengawang burung terbang
Lalu kembali hinggap ke sarang
Bercita tinggi tidak menerawang
Namun teada henti kita berjuang

Bus kampung menderu-deru
Ayolah ikut siapa yang mau
Barangsiapa cinta ilmu dan guru
Menuntut ilmu tiada pernah jemu

Parang tajam tidak berhulu
Buat menetak si pokok Ru
Jikalau belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasehat guru

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh diikat kuat
Ilmu dicari tidaklah merugi
Jadi bekal di dunia dan akhirat

Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang-renang kita ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Pinang muda dibagi dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda hingga ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Penutup

Nah, itulah kumpulan Pantun Belajar di Rumah yang dapat saya sajikan. Semoga dengan adanya kumpulan pantun seperti ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi sahabatnesia. Yang tak kalah penting bisa menghibur dan membuang rasa jenuh belajar di rumah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink