6 Nama Pakaian Adat Sumatera Utara

3 min read

Pakaian Adat Sumatera Utara

Nama Pakaian Adat Sumatera Utara – Indonesia sebagai negara yang seperti akan budayanya. Tidak cuman mempunyai berbagai macam bahasa dan tradisi, tiap suku di Indonesia juga mempunyai ciri-ciri uniknya semasing. Seperti beberapa suku di Sumatera Utara misalkan, mereka mempunyai berbagai baju tradisi yang unik.

Pakaian Adat Sumatera Utara

Sumatera Utara sendiri terbagi dalam Suku Batak Toba, Melayu, Simalungun, Karo, Nias, Mandailing, dan lain-lainnya. Itu kenapa baju tradisi Sumatera Utara setiap sukunya pasti mempunyai ketidaksamaan dan keunikan tertentu. Ingin tahu dengan ketidaksamaan baju tradisi suku itu? Berikut keunikan gambar dan nama baju tradisi sumatera utara dan penjelasannya.

Nama Pakaian Adat Sumatera Utara

1. Pakaian Adat Suku Batak Toba

Suku Batak Toba sebagai salah satunya suku di Sumatera Utara yang tinggal di tempat sekitaran Danau Toba. Baju adat sumatera utara batak toba setiap harinya sebagai kain tenun atau yang lebih dikenali dengan Ulos. Kain Ulos merupakan kain yang sering kali jadi keunikan suku Batak. Bahkan juga, Ulos jadi sebuah identitas dari nama baju tradisi Sumatera Utara secara nasional. Biasanya, kain Ulos dibikin khusus dengan ditenun memakai alat tradisionil dan benang sutra. Warna benang untuk membikin Ulos juga umumnya tidak jauh dari warna hitam, putih, merah, perak, dan emas.

Pakaian adat sumatera utara ulos tidak cuman dipakai di upacara tradisi saja tapi juga di kehidupan setiap hari. Ulos yang digunakan laki-lai disebutkan dengan hande-hande untuk baju sisi atasnya. Dan, pada bagian bawah diberi nama singkot. Disamping itu, ternya Ulos ada juga yang dipakai untuk tutupi kepala yang disebutkan bulang-bulang, detar, atau tali-tali. Untuk tipe Ulos sendiri sebetulnya ada berbagai macam.

Jika dilihat dari coraknya, Ulos terdiri jadi Ulos Bintang Maratur, Ulos Antakantak, Ulos Padang Ursa, Ulos Lobo-lobo dan lain-lainnya. Tiap tipe Ulos memiliki filosofi yang lain. Dalam acara tradisi, orang Batak umumnya memakai bahas dengan menjadikan selempang atau selendang. Mereka umumnya memakai Ulos Ragihotang, Sadum, Jugjaragidup, dan Runjat.

2. Pakaian Adat Suku Mandailing

Selain Suku Batak, di Sumatera Utara ada Suku Mandailing yang biasanya tinggal di wilayah Tapanuli Selatan, Mandailing, dan Padang Usang. Untuk baju tradisi Suku Mandailing sebetulnya nyaris serupa dengan pakian Batak Toba. Mereka memakai Ulos yang dipadankan dengan aksesori lain. Saat upacara pernikahan, wanita Mandailing umumnya memakai bulang di keningnya.

Bulang biasanya dibuat dari material dasar emas, tetapi saat ini lebih banyak orang yang membuat bulang dari emas sepuhan atau bahkan juga logam. Bulang dalam tradisi Mandailing mempunyai makna sebagai simbol kemuliaan. Tidak itu saja, bulang rupanya jadi lambang susunan bungkusyarakatan.

Jika wanita memakai bulang, pengantin pria umumnya memakai penutup kepala yang memiliki bentuk ciri khas sekali punya suku Mandailing. Penutup kepala baju tradisi sumatera utara disebutkan Ampu. Pada jaman dulu, Ampu ini dipakai oleh beberapa raja Mandailing dan Angkola. Warna hitam pada Ampu mempunyai peranan magic, dan untuk warna emasnya ialah lambang kebesaran.

3. Pakaian Adat Suku Nias

Pada dasarnya, Pulau Nias terletak terpisah di Barat Pulau Sumatera. Bila disaksikan sepintas, memang tradisi warga Nias kelihatan berlainan dengan tradisi Batak. Seperti baju tradisi, baju tradisi Sumatera Utara warga ini umumnya menguasai dengan warna kuning dan emas. Golongan pria niasanya kenakan atasas yang diseut baru yang dibuat dari kulit kayu.

Baru sebagai pakaian yang mempunyai wujud seperti rompi. Berlainan dengan rompi secara umum, baru umumnya tidak mempunyai kancing dan cuman warna hitam atau coklat. Untuk memberi keunikan, Baru dikasih ornamen warna kuning, hitam dan merah.

Untuk baju tradisi wanita nias umumnya terbagi dalam selembar kain yang dibuat dari kulit kayu atau blacu hitam. Baju itu umumnya diberi aksesori tambahan berbentuk gelang yang dibikin dari kuningan. Gelang ini diberi nama Saja kola dan beratnya dapat sampai satu kg.

Selain itu, untuk percantik performa, mereka biasanya memakai anting logam yang besar yang disebutkan saro delinga. Dan, lelaki Nias umumnya memakai kalabubu atau kalung kuningan sebagai percantik. Aturan rambut untuk wanita nias umumnya sebagai sanggul yang dibikin tanpa disasak lebih dulu. Kemudian, sanggul akan dihias dengan sebuah mahkota

4. Pakaian Adat Suku Simalungun

Sama halnya dengan suku Sumatera Utara yang lain, suku Simalungun biasanya tinggal di wilayah Simalungun. Tidak itu saja, baju tradisi sumatera utara simalungun kenakan Ulos, tetapi mereka umumnya mengatakan bernama Hiou.

Ulos umumnya dipakai bertepatan dengan aksesori lainnya seperti Gotong dan Bulang. Disamping itu, baju tradisi Simalungun memakai Suri-suri atau kain samping untuk pendampingnya.

5. Pakaian Adat Suku Pakpak

Suku Pakpak sebagai suku yang tinggal di wilayah Pakpak Barat dan Dairi. Suku ini memiliki baju tradisi yakni kain Beri. Kain Beri ini sebagai kain tentun ciri khas suku Pakpak.

Baca Juga: Keunikan Rumah Adat Maluku Utara

Sebagai pendampingnya, Beri dipakai bertepatan dengan aksesori seperti kalung emas yang bertahtahkan permata.

6. Pakaian Adat Suku Melayu

Suku Melayu biasanya tinggal di tempat Kota Tebing Tinggi, Langkat, Batu Bara, Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Bedagai. Sepintas baju tradisi suku Melayu Sumatera Utara serupa sekali dengan suku Melayu di Riau. Mereka memakai pakaian kurung dan songket yang dililit ke pinggang. Pada wanita, pakaian kurung biasa dibuat dari sutra atau brukat yang dipasangkan peniti emas. Sebagai pendamping, mereka umumnya memakai kalung yang mempunyai corak rantai serati, ketimun, sekar sukun, tanggang, dan yang lain.

Sedangkan, golongan pria Melayu umumnya memakai penutup kepala. Ada dua tipe penutup kepala yakni tengkulok dan destar. Tengkulok biasanya dibuat dai songket, dan destar dibuat dai material dasar rotan dan dibalut dengan kain beludru. Tengkulok sebagai lambang keperkasaan dan kebesaran pria Melayu. Pada pria sebetulnya memakai hiasan rantai. Tidak itu saja, lengas atas mereka akan menggenakan kilat pundak dan sidat sebagai lambang ketegasan hati.

Nah, itu keenam Nama Baju Tradisi Sumatera Utara dan Penuturannya. Walau beberapa suku itu ada pada sebuah propinsi, mereka mempunyai keunikan tertentu. Bukan hanya berlainan rumah, baju tradisi yang mereka pakai juga sedikit berlainan. Sekarang ini, baju tradisi itu telah jarang-jarang dipakai untuk aktivitas setiap hari. Baju itu umumnya cuman dipakai untuk acara tertentu saja seperti pernikahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink