Bisnis keluarga adalah entitas yang unik dan menarik di mana ikatan keluarga dan bisnis bergabung menjadi satu kesatuan. Menurut Aronoff & Ward (1995), Di katakan sebuah perusahaan keluarga adalah jika terdiri dari dua atau lebih anggota atau beberapa keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan, sementara Rock (1991) mengatakan bahwa perusahaan keluarga adalah suatu perusahaan dengan pemegang saham mayoritasnya adalah sebuah keluarga, dan posisi manajemen dikuasai oleh anggota keluarga serta keturunan keluarga diharapkan dapat meneruskan jejak mereka.
Dengan pengertian lainnya yaitu perusahaan atau bisnis keluarga adalah adanya permodalan di tangan salah satu anggota keluarga dengan sejumlah anggota keluarga yang lainnya terlibat secara langsung dalam manajemen operasional. Meskipun demikian, tetapi tidak semua pekerja dalam perusahaan keluarga harus merupakan anggota keluarga. Beberapa atau bahkan banyak perusahaan yang dibangun dengan keluarga dikelola oleh professional atau orang lain yang mana bukan anggota dari keluarga pemilik perusahaan tersebut.
Perusahaan keluarga telah menguasai hingga 80-98% bisnis di dunia. (Subagio & Manalu, 2017) Hal ini menunjukkan bahwa bisnis keluarga mencapai kesuksesan jangka panjang, dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi sehingga telah membangun warisan yang kuat, Namun, tidak dapat diabaikan bahwa bisnis keluarga juga dapat menghadapi beberapa masalah dan tantangan tertentu. Seringkali mendapati permasalahan pada jajaran direksi yang dipenuhi beberapa anggota keluarga memiliki perbedaan pendapat. Kaitannya dengan bisnis keluarga, dalam mencapai keputusan untuk menentukan dan mengatur bagaimana bisnis akan dijalankan dalam satu tahun kedepan. Hal ini, hubungan personal dan kepentingan individu antar anggota keluarga dapat mempengaruhi dinamika bisnis.
Masalah dalam bisnis keluarga dapat berkisar dari konflik kepentingan hingga suksesi, yang dapat berdampak signifikan terhadap keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Memahami dan mengatasi tantangan bisnis keluarga adalah kunci kesuksesan jangka panjang. Bisnis keluarga telah menjadi model yang populer di banyak industri. Keuntungan membangun bisnis keluarga adalah kepercayaan yang besar, saling pengertian yang mendalam dan visi persatuan yang kuat.
Pada saat yang sama, tidak dapat dikesampingkan bahwa partisipasi dalam bisnis keluarga juga mengandung risiko. Tujuan artikel ini adalah untuk mengeksplorasi risiko yang mungkin timbul saat memulai bisnis keluarga dan mendiskusikan strategi manajemen risiko yang akan membantu mempertahankan kesuksesan bisnis dalam jangka panjang. Masalah umum yang sering terjadi adalah seperti menangani konflik kepentingan antara anggota keluarga, risiko pewarisan yang tidak tepat, ketergantungan pada anggota keluarga tertentu, dan tantangan dalam membuat keputusan yang adil dan objektif.
Dengan lebih memahami masalah ini, bisnis keluarga dapat mengambil langkah proaktif untuk mengatasinya dan membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan jangka panjang. Dalam bisnis keluarga, ikatan emosional dan kekeluargaan yang kuat seringkali menjadi kekuatan terpenting. Namun, penting juga untuk diingat bahwa perusahaan harus dikelola secara profesional dan obyektif. Dengan memahami masalah bisnis keluarga dan menanganinya, kita dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang.
Risiko dalam hal suksesi pada perusahaan keluarga menjadi sangat penting. Menurut Walsh “Suksesi bisnis keluarga adalah proses transisi kepemimpinan dan kepemilikan bisnis untuk generasi berikutnya dari anggota keluarga”. Pengertian lain dari suksesi bisnis keluarga adalah pengalihan manajemen dari satu generasi ke generasi lainnya. Proses pengalihan atau pewarisan yang tidak tepat dapat mengganggu kelangsungan usaha bahkan mengancam kelangsungan usaha keluarga.
Agar warisan mengalir dengan lancar, penting untuk merencanakan dan mempersiapkan warisan jauh-jauh hari. Menerapkan program pengembangan suksesi, memberikan pelatihan yang sesuai untuk anggota keluarga yang tertarik dan potensial, dan melibatkan anggota keluarga yang lebih tua dalam pendampingan dan transfer pengetahuan adalah strategi yang membantu mengurangi risiko suksesi dalam bisnis keluarga.
Risiko selanjutnya adalah adanya benturan kepentingan dari setiap anggota keluarga. Dalam bisnis keluarga, konflik kepentingan dapat timbul antara anggota keluarga yang bertindak sebagai pemilik dan pengelola bisnis. Setiap anggota keluarga mungkin memiliki kepentingan pribadi yang berbeda, dan terkadang dinamika keluarga dapat memengaruhi keputusan bisnis.
Untuk memitigasi risiko ini, penting untuk menciptakan struktur pengambilan keputusan yang jelas, komunikasi yang terbuka, dan transparansi dalam proses bisnis. Mengikuti prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dapat membantu mengurangi risiko benturan kepentingan dan memastikan bahwa keputusan dibuat demi kepentingan terbaik perusahaan secara keseluruhan.
Terakhir, risiko yang di hadapi dalam menjalankan bisnis keluarga adalah risiko ketergantungan. Bisnis keluarga sering kali menghadapi risiko ketika mengahruskan untuk mengambil keputusan yang signifikan. Hal ini tentu menjadi tergantung pada banyak anggota keluarga dengan peran operasional dalam pengambilan keputusan.
Jika anggota keluarga memiliki masalah kesehatan atau pribadi yang menghalangi mereka untuk berpartisipasi dalam bisnis, bisnis keluarga dapat sangat menderita. Untuk mengurangi risiko ini, penting untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan kompeten di luar lingkaran keluarga. Melibatkan manajemen luar dapat memberikan informasi dan keahlian tambahan serta membantu mengelola risiko bagi anggota keluarga tertentu.
Membuat dan mengelola bisnis keluarga bukanlah tugas yang mudah. Risiko yang terkait dengan bisnis keluarga dapat menjadi tantangan yang kompleks. Namun, bisnis keluarga dapat bertahan dan berkembang jika risiko ini dipahami dengan baik dan strategi manajemen risiko yang tepat diterapkan. Penting untuk membuat sistem pengambilan keputusan yang jelas, merencanakan pengalihan atau warisan dengan baik dan mengurangi risiko ketergantungan beberapa anggota keluarga.
Pengelolaan masalah dalam hal ini membutuhkan kesadaran akan risiko dan komitmen secara bersama-sama dan berkomitmen untuk membangun sistem yang adil, professional, dan berkepanjangan sehingga dengan pendekatan yang tepat, bisnis keluarga dapat menjadi sumber kebanggaan, kesinambungan, dan kesuksesan bagi generasi mendatang. Melalui artikel ini, saya berharap dapat memberikan wawasan serta strategi praktis kepada bisnis keluarga untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
Terima kasih telah membaca tulisanku kalau kamu suka jangan lupa di share ya 🙂
Penulis : Devi Nadila
Mahasiswa STEI SEBI