Menjaga iman, saat didekati maksiat

3 min read

menjaga iman, saat didekati maksiat

Menjaga iman, saat didekati maksiat – Iman itu kepercayaan (yang berkenan dengan agama), keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya. Iman diyakini dalam hati, yaitu dengan mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati adanya alam semesta dan segala isinya.

Menjaga iman, saat didekati maksiat

Menahan iman itu tidak mudah memang, mungkin bagi kita berat ya tapi jika kita bisa menjaga atau menahan iman rasanya luar biasa. Tetapi mudah juga bagi kita untuk mengikuti hawa nafsu kita jika kita tidak bisa menjaga iman tersebut. Sering kali mungkin kita pernah lakuin dalam hal hal kecil bersama teman.

Niat kecil tidak ingin mengikuti perbuatan yg buruk yg diajak oleh satu teman kita, tetapi kadang ada saja iman kita goyah. Itu karna apa? Karna kita kurang menyakini indahnya hadiah dari Allah, betapa istimewa menahan iman yg sungguh berat itu. Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan untuk menghindari segala hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Salah satunya, sebisa mungkin kita harus menjauhi perbuatan yang mengandung kemaksiatan. Diketahui, ketika seseorang sudah terjerat ke dalam perbuatan maksiat, maka akan sulit bagi orang tersebut untuk bisa lepas dan menjauhi maksiat.

Kekuatan hati dalam diri seseorang yang mencegah dan melarangnya untuk berbuat segala bentuk kesalahan dan kemaksiatan disebut ‘ismah. Para nabi dan rasul mempunyai keberpihakan kepada kebenaran yang sangat kuat sehingga mereka jarang berbuat maksiat.

Allah telah memberikan perumpamaan terhadap hal ini dengan salah satu perumpamaan yang paling buruk, yaitu memakan daging kawan sendiri (ghibah). Dalam sebuah hadis juga dijelaskan siapapun yang berusaha menjaga agar aib saudaranya tidak terlihat oleh orang lain, Allah akan melakukan hal yang sama padanya. Jika ia melakukan sebaliknya, Allah akan membalas baik di dunia maupun di akhirat.

Sering kali dikalangan kaum hawa hampir sering melakukannya, tapi tidak semua kaum hawa memiliki kebiasaan yang sama. Karna sebab itu kita memang wajib memilih teman yg baik untuk diri kita sendiiri dan menjaga keimanan kita sendiri. Tugas kita sesama saudara saling mengingatkan hal hal yg wajib kita sampaikan yaitu menegur atau memberi nasehat .
Lisan sering disebut sebagai alat yang paling mudah menyebabkan tergelincirnya seseorang ke jurang neraka.

Lisan yang sebenarnya diciptakan agar manusia bisa melantunkan kalam Allah, memperbanyak dzikir pada Allah, saling mengingatkan tentang kebaikan dengan siapapun, atau hanya sekedar mengungkapkan kebutuhan terkait kehidupan, sangat mungkin mengeluarkan satu kalimat yang nantinya menjadi tiket utama dijatuhkannya manusia ke neraka dalam lapisannya yang terbawah.

Sebuah hadis menegaskan “Inna al-rajul layatakallam bi al-kalima fa yahwi biha fi jahannam sab’in kharif” yang artinya sungguh seseorang bisa mengatakan satu kalimat saja yang bisa menjadi sebab tergelincirnya ia ke neraka jahanam. Seorang sahabat pernah menyaksikan sahabat lain meninggal dalam sebuah peperangan, lalu berkata “ia akan dirindukan oleh surga”. Mendengar ungkapan ini, Nabi kemudian memberikan respon “kalian hanya tidak tahu, selama hidup ia mengatakan sesuatu yang tidak berguna bagi dirinya, dan pelit, enggan memberikan sesuatu yang sebenarnya juga tidak akan membuatnya kaya”.

Sebegitu pentingnya lisan, ulama menjelaskan ada delapan hal yang bisa menjadikan lisan senjata yang membunuh manusia yaitu berbohong, bersumpah palsu, menggunjing, memojokkan dengan mencecar, menyucikan (membanggakan) diri, melaknat, berdoa buruk pada makhluk, dan bercanda.

Kita seringkali berbohong baik ketika bercanda atau tidak. Ulama memberikan peringatan untuk tidak membiasakan berbohong walaupun ketika bercanda, karena itu akan merembet pada perkataan-perkataan di luar candaan. Ini tentu tidak baik, dan memiliki implikasi buruk yang besar. Dalam ilmu hadits, orang yang menggunakan kebohongan walaupun ketika bercanda, tidak layak diberi status tsiqah (konsisten).

Sumpah palsu bisa digolongkan sebagai salah satu tanda kemunafikan. Ini bisa dimaknai di luar makna leksikalnya sebagai sumpah yang tidak ditunaikan. Kita bisa memahaminya sebagai perbuatan yang tidak sesuai dengan ucapan. Jika harus memilih, bukankah lebih baik berperilaku taat tanpa berucap tentangnya, daripada berucap tanpa berbuat? Menggunjing perlu dimaknai dengan lebih hati-hati. Jika seseorang mengungkapkan sesuatu terkait orang lain, dan orang lain tersebut merasa tidak nyaman karenanya, maka itu termasuk menggunjing dan menzalimi. Bahkan jika sesuatu itu tidak sesuai dengan kenyataan, orang itu bukan lagi menggunjing, namun melakukan fitnah.

Allah telah memberikan perumpamaan terhadap hal ini dengan salah satu perumpamaan yang paling buruk, yaitu memakan daging kawan sendiri. Dalam sebuah hadis juga dijelaskan siapapun yang berusaha menjaga agar aib saudaranya tidak terlihat oleh orang lain, Allah akan melakukan hal yang sama padanya. Jika ia melakukan sebaliknya, Allah akan membalas baik di dunia maupun di akhirat.

ada dibeberapa hadist tentang hal buruk ini yg sering kita lakuin, mengenai dahsyatnya mengugurkan pahala gara gara ghibah naudzubillah ya.
Kata nabi kelak akan ada orang yg bangkrut seorang sahabat menjawab siapakah orang bangkrut tersebut wahai nabi.

Nabi menjawab yaitu orang yang bangkrut adalah orang yang memiliki banyak pahala sehingga pahala tersebut gugur atas perbuatan tersebut itu yaitu ghibah dan pahala tersebut akan pindah kesaudara yang telah kita bicarakan. Ngeri sekali ya,,, padahal kita menanam pahala itu tetapi kita juga yang menggugurkannya.

Berikut doa agar Allah SWT menjauhkan kita dari perbuatan maksiat.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ التَوْبَةَ وَدَوَامَهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ المَعْصِيَةِ وَأَسْبَابِهَا وَذَكِّرْنَا بِالخَوْفِ مِنْكَ قَبْلَ هُجُومِ خَطَرَاتِهَا، وَاحْمِلْهُ عَلَى النَّجَاةِ مِنْهَا وَمِنْ التَّفَكُّرِ فِي طَرَائِقِهَا وَامْحُ مِنْ قُلُوبِنَا حَلَاوَةَ مَا اجْتَبَيْنَاهُ مِنْهَا، وَاسْتَبْدِلْهَا بِالكَرَاهَةِ لَهَا وَالطَّمَعِ لِمَا هُوَ بِضِدِّهَا

Inilah tips biar kita selalu menjaga iman kita:

  • Menjaga wudhu karna wudhu bisa menjaga kesucian kita
  • Perbanyak sujud sebab posisi itu adalah waktu terdekatmu dengan Allah Swt
  • Perbanyak zikir Lailaha ilallah dalam rutinitas harian kita.
  • Kalau ingin iman semakin baik, mulailah dengan memperbaiki salat
  • Memperbanyak kisah kisah kehidupan nabi dan sahabat nabi.
  • Bersihkan hati dari segala macam pengotornya
  • Berkawanlah dengan orang-orang saleh yang gemar menjaga amal mereka

Oleh : Sitti Nur Aini
Mahasiswi STEI SEBI depok
Organisasi KSEI IsEF PBM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink