Mengolah Rasa Takut

2 min read

Mengolah Rasa Takut

Mengolah Rasa Takut – Jalan hidup kadang tak ubahnya seperti rute berkelok menuju pegunungan. Menanjak, menurun, menikung. Ada pemandangan indah terpampang sepanjang jalan yang membangkitkan gairah. Selain tentunya, ada jurang yang melahirkan takut dan kehati-hatian.

Mengolah Rasa Takut

            Maha suci Allah yang telah menciptakan manusia dengan segala kesmpurnaanya. Susunan jasad yang sebegitu rapih, indah; menjadikan manusia tampil sebagai sosok yang sempurna dan menawan. Begitupun dengan unsure kejiwaan yang melinkupi diri manusia, menjadikan manusia begitu unik dan menarik.

            Dari unsur kejiwaan inilah, seribu satu sifat manusia terlahir. Itulah yang akhirnya menjadikan manusia tidak pernah sama. Walaupun, secara fisik mendekati sama. Dan linkungan juga menjadikan manusia menjadi sosok yang lebih unik. Salah satu buah dari bentukan lingkungan yang kian membekas dalam diri manusia  adalah lahornya berbagai sifat. Ada lucu selain serius, ada dermawan selain kikir, ada teliti selain ceroboh, dan ada juga yang berani selain takut.

            Takut merupakan anugrah dari Allah yang teramat berharga, dari sifat inilah manusia memiliki radar yang menjadikan diri selamat dari berbagai bahaya. Bayangkan jika manusia tidak memiliki rasa takut sedikit saja. Tentu nyawanya hanya dalam hitungan menit, ia akan mudah tertabrak saat menyebrang jalan, jatuh dari ketinggian, dan alin-lain. Hal itu karena tiadanya rasa takut yang berujung pada hilangnya kehati-hatian dan kewaspadaan.

            Rasa takut pula mengangkat derajat manusia ke tingkat yang sangat tinggi dalam jajaran makhluk-Nya di bumi ini. Ialah takut kepada Allah. Sebuah rasa takut yang melahirkan ketundukan, ketaatan, dan kevintaan kepada yang maha kuat dan perkasa. Semakin tinggi ungkapan rasa takut itu, semakin tinggi pula nilai ketakwaan yang dimiliki seorang hamba. Ia tak akan mudah melakukan pelanggaran, karena hanya sekedar hasrat pun niat itu sudah terkikis oleh rasa takut akan azab Allah.

            Namun pada kadar tertentu, takut tidak lagi pada posisi yang sama. Banyak sebab yang menjadikan takut hinggap pada diri seseorang di luar batas kewajaran. Ada yang karena pola asuh ingkungan yang salah. Ada juga karena sebuah rekayasa. Atau, karena sebab penyakit internal diri yang disebabkan arena pengalaman yang tidak me- ngenakkan.

            Pada lingkungan, sebab utama bia sanya ada dalam rumah. Ada orang tua yang karena sudah budaya atau ketidaktahuan, kerap menakut-nakuti anaknya. Misalnya, agar anak tidak keluyuran, orang tua menakut-nakuti dengan adanya penculik anak. Ada juga yang menakut-nakuti anak dengan rupa setan yang menyeramkan ketika mereka tidak segera tidur. Ada lagi orang tua yang mudah mengejek anak-anak ketika mengalami kegagalan. Kelak, pola asuh dengan terapi takut ini akan berdampak buruk ketika anak dewasa. Mereka akan tumbuh menjadi sosok pribadi yang rentan dengan takut. Akan selalu dipermainkan rasa takut yang berlebihan.

Ada takut yang dilahirkan karena sebuah rekayasa. Biasanya, takut jenis ini bersifat massal. Ada beberapa kepentingan ketika pihak-pihak tertentu melakukan rekayasa takut ini. Pertama, karena kepentingan bisnis. Ada strategi pemasaran yang mengeksploitasi rasa takut. Contoh, pemasaran produk air mineral yang menonjolkan ketakutan terhadap bakteri atau kuman pada air tanah. Masih banyak produk-produk lain yang mengolah rasa takut ini sebagai kepentingan bisnis.

Ada lagi takut yang kian mewabah bangsa ini. Yaitu, takut setan. Jenis takut ini sudah menjangkiti hampir seluruh lapisan masyarakat. Buat pebisnis, takut. massal ini bisa menjadi peluang yang menguntungkan. Mereka pun melakukan rekayasa. Ada upaya membesar-be sarkan. Bahkan, diolah khusus menjadi tontonan menarik.

Dan, tentu saja menguntungkan. untuk kepentingan politik, takut setan bisa diarahkan menjadi pembodohan rakyat. Pada rentang waktu tertentu, perhatian masyarakat dengan kasus kasus besar para pejabat bisa dialihkan. sementara. Hingga, mereka lupa dengan kondisi bangsa yang sebenarnya.

Selain itu, setan sendiri punya ke pentingan dengan takut ini. Mereka berusaha agar umat punya rasa takut. terhadap setan. Dan itulah upaya pe nyesatan massal yang sangat efektif. Allah swt. berfirman dalam surah Ali Imran. ayat 175, “Sesungguhnya mereka tidak lain hanyalan setan yang menakut-nakuti (kamu) bersama kawan-kawannya, ka rena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”

Hidup memang selalu menampilkan dua sisi. Ada sukses selain gagal. Ada positif selain negatif. Dan ada takut selain berani. Tinggal, bagaimana hamba Allah punya kemampuan menakar diri. Sisi mana yang mesti ia ambil, dan mana yang mesti dihilangkan.

Wallahua’lam…

Ditulisd Oleh : Shofiya Lu’bah Azkia, ( Mahasiswi STEI SEBI )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink