Many things from Dakwah

5 min read

Sahabat..

Apakah kalian tau dakwah itu adalah cinta?

Dan dari cinta tersebut akan meminta semuanya darimu, sampai pikiranmu, perhatianmu, perjalananmu, tidurmu, bahkan di tengah lelapmu

Dakwah is the Ultimate

Dakwah its not try impulse like great book you’ve just need

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

“ Ajaklah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan tutur kata yang baik “                         (QS. An-Nahl :125)

We must show respect untuk orang-orang yang ingin kita dakwahi, bagaimana dakwah itu bisa masuk apabila kita tidak mengenal mereka terlebih dahulu, Bagaimana kita menjadi orang yang maklum (pemaaf) bagi orang-orang yang masih bertahap kita dakwahi.

Terbayang akan dakwah, Dakwah is call to Allah not to you, Dakwah itu bukanlah tentang aku lebih baik darimu, bukan tentang kamu yang salah aku yang benar, tetapi Bersama-sama kita menjadi lebih baik, Bersama-sama aku dan kamu salong melengkapi.

Sudah pernah dijelaskan sebelumnya bahwasanya dakwah itu sendiri berarti adalah dengan mengajak atau mengajak maka dari itu lewat berbagai ketersediaan yang ada seperti Social media dan kemudahan- kemudahan yang lainnya, itu adalah wadah atau platfrom yang paling mudah untuk diakses dari segala penjuru dunia  dengan berbasis data dan informasi.

Dakwahlah yang akan mencerahkan dan mengentaskan dari kegelapan menuju terang benderang cahaya Islam. Ketika Allah menceburkan seseorang ke dalam dakwah, itulah karunia yang tak ternilai harganya. Dakwah identik dengan kebaikan, karena dalam dakwah kebaikan menjadi unsur yang melekat-erat. Apa pun yang dilakukan dalam dakwah adalah kebaikan dan selalu merupakan kebaikan, karena dakwah selalu memberikan yang terbaik.


Amal kebaikan yang diawali dengan niat yang baik, disampaikan dengan perkataan yang baik, dan diterjemahkan dengan amal yang baik. Para penganjur kebaikan tersebut hanya mengajak kepada ridha Allah dan beramal shalih yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. dalam penjelasaannya bpk H.Onen menerangkan Dakwah akan menghasilkan kehidupan yang diberkahi.

Keberkahan itu dirasakan dalam kehidupan karena orang-orang yang terlibat di dalamnya mendapat:


– Ridha Allah, Allah ridla kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah.
– Cinta Allah, Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah
– Rahmat Allah, Allah merahmati mereka lebih dari yang diberikan kepada manusia umumnya, baik di dunia maupun di akhirat.
– Pelakunya mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.
– Pelakunya akan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Keutamaan ilmu dan penuntutnya disebutkan bagitu banyak dalam al-Qur’an dan hadis. Tentu menunjukkan kemuliaan penuntut ilmu tersebut. Ilmu secara spesifik adalah adalah ilmu din, mencakup tiga hal yakni mengenal Allah Swt, mengenal Rasul-Nya Saw, dan mengenal Islam dengan dalil.

Keberkahan ilmu ditandai dengan keberkahan penuntunya, masyarakat bahkan negara itu sendiri. Karena hakikat keberkahan ilmu adalah yang berbuah amalan, mengantarkan pelakunya beriman dan bertakwa ke Allah Swt. Al-Qur’an hadir memberikan indikator keberkahan itu, bahwa jika penduduk sebuah negeri beriman dan bertakwa, maka Allah melimpahkan rahmat-Nya dari langit dan dari bumi (Qs. al-A’raf: 96).

Standar keberhasilan ilmu perspektif Barat adalah kemajuan teknologi dalam segala bidangnya, mencakup militer, pertanian, peternakan, pendapatan yang tinggi, hingga dunia hiburan. Kemajuan teknologi itu mutlak peranannya, walau terjadi kemerosotan akhlak hingga titik nadir.

Malu adalah sesuatu yang tak perlu dipertanyakan, karena ia akan berhadapan dengan hak asasi manusia (HAM), untuk berekspresi sesuai dengan keinginan dirinya. Bahkan ketika mereka diingatkan untuk memiliki rasa malu, toh mereka membantah bahwa tubuh dan alat vital adalah miliknya seorang untuk tidak campuri orang lain.

Adapun Islam datang dengan konsep ilmu dan kemajuannya sendiri. Epistemologi Islam yang paling utama adalah mentauhidkan Allah dan tidak mempersekutukannya dengan apapun itu (Qs. al-Imran: 18). Seseorang tidak akan mungkin mampu mentauhidkan Allah kecuali dengan mengenal-Nya, baik melalui ayat-ayat kauniyah (semesta alam) dan qauliyah (Al-Qur’an).

Epistemologi tauhid berbuah penghambaan kepada Allah semata (Qs. adz-Dzariyat: 59). Tidak mendatangkan sekutu selain-Nya dan memantapkan keikhlasan dalam peribadatan (Qs. al-Bayyinah: 5). Ilmu yang utama setelah mengenal Allah, adalah mengenal Rasul-Nya Muhammad Saw. Epistemologinya ditegaskan dalam (Qs. al-Hasyr: 7).

Sejatinya seorang muslim melaksanakan apa yang Rasulullah perintahkan dan meninggalkan apa yang Rasul larang. Epistemologi ketiga adalah mengenal Islam yang tercakup dalam Qs. al-Ashr: 1-3. Pengaplikasiannya didasari dengan iman yang tumbuh dari ilmu dan berbuah amal salih.

Tidak sampai di situ saja, tetapi ikut serta memberikan nasihat, mengajak kebenaran dan mencegah kepada kemungkaran. Maka Islam tidak menganut paham bebas nilai, semisal ucapan tubuhku adalah tubuhku sendiri. Tapi ada tanggung jawab moral untuk memperbaiki keadaan di lingkungan di mana terjadi kerusakan pada manusia itu sendiri.

Nilai bagi perspektif Barat didasari dengan slogan “times is money”. Tentu berbeda dengan Islam, bahwa setiap apa yang dilakukan manusia semestinya bernilai ibadah. Ia belajar untuk ibadah, ia berdakwah untuk ibadah, ia bekerja untuk ibadah, dan ia beristirahat pun adalah ibadah.

Inilah yang mengundang keridaan Allah untuk ia mendapatkan keberkahan di dunia dan diakhirat. Nilai bagi Islam pun, disebutkan dalam hadis Nabi Saw, “sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Konsistensi sesorang dalam iman dan perbuatan baik menjadi jaminan baginya untuk hidup dengan keberkahan, di dunia dan di akhirat (Qs. An-Nahl: 97).

Realitas menunjukkan, jumlah ilmuan dan pakar di Barat yang banyak, akan tetapi jumlah kematian akibat bunuh diri, minuman keras, seks bebas menunjukkan bahwa kebahagian dari keberkahan jauh dari ilmu yang mereka miliki. Harta yang banyak, rumah dan kendaraan yang mewah tidak menjamin kebahagian bagi mereka. Terkenalah perkataan seorang sahabat nabi, “jika raja Kaisar dan Persia merasakan kebahagian kita, maka mereka niscaya akan mengambilnya dengan pedang-pedang mereka”

Sebab keberkahan ilmu yang kedua, adalah menjaga diri dari kemaksiatan. Maksiat sejatinya adalah engkau mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Allah telah menetapkan aturan-aturan dalam hidup seorang manusia. Padanya pula ada batasan yang ancaman berupa azab yang pedih (Qs. an-Nisa: 115).

Waqi’ bin malik pernah mewasiatkan kepada Imam Syafi’i disebabkan hafalan yang buruk, maka sang guru menasehati muridnya, “Ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya tidak diberikan kepada mereka yang bermaksiat”. Tentu epistemologi maksiat kepada Pencipta, adalah hal yang terpisah dengan ilmu dalam persepektif Barat.

Seberapa banyak ia meminum alkohol, berpesta seks dan selainnya, jika mendukung produktifitasnya maka hal baik bagi mereka. Contoh sederhana, adalah seorang Reynhard Sinaga asal Indonesia yang menempuh S1-S3 di Inggris dan terdakwa 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria hanya dalam rentan waktu 2,5 tahun (BBC.com, 6/1/2020).  

Sebab keberkahan ilmu yang ketiga, adalah ketaatan kepada guru dan orang tua. Nabi saw dalam hadisnya menyebutkan, “Keridhaan Allah kepada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua”. Konsep Barat yang menekankan ilmu dengan bebas nilai, menjadi tidak sempurna, karena tidak mengajarkan arti bakti kepada kedua orang tua, keutamaan memuliakan mereka, dan mendapatkan ampunan dan belas kasihnya.

Data menunjukkan jumlah panti jompo (Nursing Home Nationwide) di Amerika Serikat mencapai 1.600 panti dengan layanan 4,7 juta lansia (stmargarethall.com). Data ini menunjukkan, bahwa upaya untuk berkhidmat kepada orang tua disaat mereka lansia bukanlah suatu yang mesti diprioritaskan.

Dalam memuliakan guru, Islam mengajarkan adab yang sempurna, bahkan adalah Nabi Muhammad sebagai guru para sahabat dalam mengambil ilmu. Allah mengajari sahabat bagaimana beradab kepada guru dalam Qs. al-Hujurat. Di antara pesan tersebut, larangan berbicara sebelum dipersilahkan, larangan mengangkat suara, larangan mendahului guru, termasuk tidak berbicara sesuatu yang tidak pada tempatnya.

Adapun bagi dunia Barat, mereka dengan segala kemajuan saat ini justru mengalami “the loss of adab”. Maka tidak sepantasnya jika Islam mengikuti peradaban tanpa adab tersebut. Maka amalkanlah doa Nabi Saw yang telah mengajari kita sebelum menuntut ilmu, “Yaa Allah, berilah kemanfaatan ilmu dari apa yang Engkau ajarkan, dan ajarkan ilmu yang bermanfaat bagi kami, serta tambahkan ilmu dari sisi-Mu.”

Dakwah adalah amal yang terbaik, karena dakwah memelihara amal Islami di dalam pribadi dan masyarakat. Membangun potensi dan memelihara amal shalih adalah amal dakwah, sehingga dakwah merupakan aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa dakwah ini maka amal shalih tidak akan berlangsung.

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Fushilat (41): 33).

Dakwah adalah aktivitas menyeru manusia kepada Allah swt dengan hikmah dan pelajaran yang baik dengan harapan agar objek dakwah (mad’u) yang kita dakwahi beriman kepada Allah swt dan mengingkari thagut (semua yang di abdi selain Allah) sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.

Jika kita melihat ayat-ayat Al-Quran maupun hadits-hadits Rasulullah saw, kita akan banyak menemukan fadhail (keutamaan) dakwah yang luar biasa. Dengan mengetahui, memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini seorang muslim akan termotivasi secara kuat untuk melakukan dakwah dan bergabung bersama kafilah dakwah di manapun ia berada.

Mengetahui keutamaan dakwah termasuk faktor terpenting yang mempengaruhi konsistensi seorang muslim dalam berdakwah dan menjaga semangat dakwah, karena keyakinan terhadap keutamaan dakwah dapat menjadikannya merasa ringan menghadapi beban dan rintangan dakwah betapapun beratnya.

Sesungguhnya jalan hidup yang kita lalui ini adalah jalan yang tidak sederhana. Jauh, panjang dan penuh liku apalagi jalan dakwah yang kita tempuh saat ini. Ia jalan yang panjang dan ditaburi dengan halangan dan rintangan, rayuan dan godaan. Karena itu dakwah ini sangat memerlukan orang-orang yang memiliki muwashafat ‘ailiyah, yakni orang-orang yang berjiwa ikhlas, itqan dalam bekerja, berjuang dan beramal serta orang-orang yang tahan akan berbagai tekanan. Dengan modal itu mereka sampai pada harapan dan cita-citanya.

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al Baqarah: 177).

Di samping itu, dakwah ini juga senantiasa menghadapi musuh-musuhnya di setiap masa dan zaman sesuai dengan kondisinya masing-masing. Tentu mereka sangat tidak menginginkan dakwah ini tumbuh dan berkembang. Sehingga mereka berupaya untuk memangkas pertumbuhan dakwah atau mematikannya. Sebab dengan tumbuhnya dakwah akan bertabrakan dengan kepentingan hidup mereka. Oleh karena itu dakwah ini membutuhkan pengembannya yang berjiwa teguh menghadapi perjalanan yang panjang dan penuh lika-liku serta musuh-musuhnya. Merekalah orang-orang yang mempunyai ketahanan daya juang yang kokoh.

(Alifa Izza Aufa, Mahasiswi STEI SEBI)

Meningkatkan Efisiensi Bisnis dengan Sistem Informasi…

Di era digital saat ini, perusahaan tidak lagi mengandalkan pencatatan manual dalam mengelola transaksi keuangan. Sebagai solusi modern, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) hadir untuk...
Aulia
54 sec read

Maraknya Judi Online dan Cara Menanganinya

Dalam beberapa tahun terakhir, judi online semakin marak di berbagai kalangan masyarakat. Kemudahan akses melalui internet dan perangkat mobile membuat praktik ini berkembang pesat....
sayidah
1 min read

Destinasi yang Wajib Dikunjungi Saat di…

Bandung, yang terkenal dengan sebutan “Kota Kembang”, memiliki banyak destinasi indah yang menarik untuk dikunjungi. Berikut beberapa destinasi yang patut dicoba: Tangkuban PerahuGunung berapi...
Depokcom
59 sec read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink