Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Masa Pademi Covid 19

2 min read

Perbankan syariah adalah salah satu aspek yang kedepannya sangat menjanjikan untuk Indonesia, perkembangan perbankan saat ini juga dinilai sangat pesat. Kemajuan perkembangan perbankan syariah saat ini bukanlah tanpa halangan dan tantangan. Perkembangan yang sangat pesat itu juga penuh dengan resiko yang harus dihadapi.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh perbankan syariah adalah terkait dengan risiko operasional yang tanpa diduga sering terjadi pada setiap lembaga keuangan baik perbankan maupun lembaga lainnya. Akhir akhir ini, atau selama beberapa bulan terakhir di tahun 2020 dunia dikejutkan dengan adanya situasi yang cukup krisis ekonomi ini berdampak pada dunia perbankan, termasuk dunia perbankan syariah di Indonesia.
Akibat dari pandemi Covid 19 ini beberapa perbankan syariah perlu dikaji ulang dalam menghadapi isu isu krisis yang akan berdampak pada perbankan. Apabila gagal, perbankan syariah dalam mengantisipasi isu krisis akibat Covid 19 akan banyak risiko yang akan terjadi. Karena pada proses berjalannya sistem perbankan pastilah diiringi dengan risiko yang ada dalam setiap sistem dan juga perkembangannya, termasuk dalam dunia perbankan syariah. Beberapa risiko yang akan timbul dari beberapa faktor termasuk risiko operasional yang akan terjadi, terutamanya pada salah kontribusi sumber daya insani (SDM) sebagai kontributor kinerja sebagai faktor internal perbankan syariah maupun dari nasabah sebagai faktor eksternal

Dilansir dari Kontan.id ada beberapa perubahan yang terjadi pada dunia perbakan pada tahun ini, termasuk pada dunia perbankan syariah. Penutupan beberapa unit pada operasional bank. Kantor – kantor unit seperti kantor kas, kantor cabang pembantu atau layanan bank dipin dahkan ke kantor cabang hal ini dilakukan untuk menghindari risiko operasional bank. Lalu ada perbankan yang melakukan split operation 50% karyawan dirumahkan dan sisanya ada yang tetap bekerja seperti biasa. Dan pada tahun ini juga terjadi peningkatan biaya operasional bank. Pada kasus tersebut akan timbul risiko operasional bank, bila dihubungkan dengan adanya pengelolaan operasional pada sebuah perbankan termasuk perbankan syariah

Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Praktis kita menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa hujan, bisa juga tidak hujan. Investasi kita bisa mendatangkan keuntungan (harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastian dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko. Dengan kata lain Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, maka dari itu hadirlah sebuah strategi untuk mengorganisir dari peluang risiko-risiko yang dapat dialami dengan adanya manajemen risiko ini.
Lantas, strategi seperti apa yang harus dilakukan oleh perbankan syariah?
Faktor Internal
yaitu dengan menggoptimalkan controlling atau pengontrolan bagi segenap pegawai terutama kesehatan karena ba gaimana juga karyawan adalah aset terbesar yang dimiliki perusahaan.

faktor eksternal

yaitu dengan melakukan controlling juga yang dilakukan secara optimal mulai dari penanganan protokol standar kesehatan dan kebijakan setorannya hanya untuk mereka yang pengusaha (nonfix income) jika mereka pegawai negeri sipil atau ASN (fix income) maka mereka tidak berhak mendapatkan relaksasi karena dari segi gaji juga tidak dipotong.

Dalam pengoperasian bank terdapat juga analisis risiko dengan perhitungan frekuensi dampak yang nantinya akan dikaitkan dengan pendapatan bank, kemudian pihak bank akan melakukan evaluasi pada bank tersebut. Pihak bank akan menganalisis risiko yang terjadi baik yang sudah maupun yang belum dengan disertai pengamatan yang terjadi pada cabang lain. Lalu pihak bank akan mengevaluasi dari factor – faktor yang timbul sehingga menimbulkan risiko operasional yang biasanya dilakukan sebulan sekali dan akan melakukan audit kinerja karyawan. Cara bank syariah menanggulangi risiko yang terjadi pada umumnya yaitu dengan melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap nasabah dan melakukan edukasi kepada nasabah tentang pandemi Covid -19 yang terjadi saat ini. Bank Syariah juga memberikan edukasi kepada karyawan, pihak pusat juga akan memonitor dan mereview kepada kantor.

Seperti yang kita ketahui Bersama, perbankan syariah hingga saat ini mengalami peningkatan di berbagai aspek, baik dari segi layanan, pemanfaatan teknologi, inovasi produk dan sumber daya manusia yang lebih baik. Sudah seharusnya kita sebagai umat muslim yang baik beralhir dan berbodnong-bondong menggunakan berbagai layanan keuangan syariah. Salah satunya adalah bank syariah. Bukan tidak mungkin bahwa perbankan syariah lima tahun kedepan akan menjadi bank yang sukses bahkan dapat menyaingi bank konvensional. Maka, diperlukan peran dari kita untuk bisa mewujudkan hal tersebut.

Anggita Herfiani
Mahasiswi Jurusan Perbankan Syariah STEI SEBI

Artikel Opini Adaptasi atau Gagal: Pentingnya…

Di tengah laju inovasi dan disrupsi yang tak terhindarkan, industri modern menghadapi perubahan yang bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Perusahaan yang gagal menyesuaikan diri...
Aulia
1 min read

ARTIKEL OPINIMANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN ISTISNA

Manajemen Risiko Pembiayaan Istisna: Tantangan dan Solusi dalam Praktik Perbankan SyariahPembiayaan istisna dalam perbankan syariah adalah sebuah mekanisme yang memiliki potensi untuk mendukung pembangunan...
Aulia
4 min read

Standar Internasional Manajemen Risiko ISO 310002018

Hai teman- teman manajemen! Sudah tahu belum kalau ada’ resep rahasia’ untuk mengelola risiko? Namanya ISO 310002018. Standar internasional ini kayak’ panduan lengkap’ untuk...
Sonia Nadila Putri
1 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink