Malaysia Pemegang Indeks Tertinggi Pada Standar Makanan Halal – Industri produk makanan halal semakin bergeliat di tanah air. Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021, indeks makanan halal Indonesia berada di peringkat ke empat dengan skor 71,5 poin.
Sementara peringkat pertama masih ditempati Malaysia dengan skor 209,8. Peringkat kedua ditempati Singapura dengan skor 125,2 poin. Kemudian peringkat ketiga ditempati oleh Uni Emirat arab yang memiliki skor 104,4 poin. Sementara turki berada diperingkat kelima denga skor 70,7 poin.
Di era yang semakin berkembang ini berbagai makanan telah tersaji dengan mudah. Percampuran budaya menjadikan makanan mengalami perkembangan kreativitas rasa, penyajian, dan masih banyak lagi. Berangkat dari hal itu muncul pergeseran makna makanan halal sesungguhnya, ranum dan alkohol menjadi tabu dalam komposisi makanan. Indonesia negara dengan populasi islam terbanyak masih tabu dalam makanan halal dan haramnya.
Negara malaysia menjadi negara yang menduduki tempat pertama Dalam “Penunjuk Skor Ekonomi Islam Global (GIE)” dengan 127 markah, jauh mendahului pencabar terdekat itu Emiriyah Arab Bersatu (UAE), 89 markah dan Bahrain dengan 65 markah. Penunjuk skor ekonomi Islam global (GIE) adalah merupakan sistem yang dirancang untuk mengukur perkembangan semasa ekosistem global ekonomi Islam. Untuk lima tahun berturut-turut, secara keseluruhannya, Malaysia merupakan negara utama dalam ekosistem ekonomi Islam.
Allah Swt telah memerintahkan kepada manusia untuk memakan makanan yang halal, di jelaskan dalam Quran surat Al- Baqarah ayat 168
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Melalui ayat ini dapat diketahui pentingnya memakan makanan yang halal. Allah telah memberikan paduan kepada umat manusia dalam memilih makanan dan setiap apa yang telah ditetapkan oleh Allah pasti punya hikmah tersembunyi untuk kebaikan manusia.
Maka dari itu Pengembangan produk makanan halal menjadi fokus perhatian pemerintah Malaysia sehingga selama tiga tahun berturut-turut Malaysia berada di peringkat pertama untuk produsen makanan halal. Deputi Direktur Unit Komunikasi Korporasi MATRADE Wan Azhamudin Hj Juson menjelaskan bahwa Malaysia telah menjadi pemain terdepan dalam industri halal. Bahkan Malaysia menargetkan diri sebagai pusat halal dunia pada tahun 2020. Melalui lembaga MIHS (Malaysia Internasional Halal Showcase), Malaysia berkomitmen mengukuhkan diri sebagai basis perdagangan halal dunia, dengan sertifikasi dan pelabelan yang telah diakui secara global.
Strategi untuk menjadikan Malaysia sebagai makanan halal dunia memberi kesadaran bahawa industri ini akan membuka satu lagi peluang pelaburan yang sangat berpotensi. Ini karena pasar makanan halal sangatlah luas. Bahkan menurut sebagian penganalisis ekonomi, pasaran industri makanan halal dunia bukan saja luas tetapi “tersangat luas” dengan pasaran nic tersendiri (Norlaila & Nor Aini, 2007). Umumnya, jumlah dagangan industri makanan halal dunia dianggarkan berada pada paras RM600 bilion hingga RM800 bilion setahun (HDC, 2010). Angka ini dijangkakan akan terus meningkat pada tahun 2012 memandangkan terdapat hampir dua bilion pengguna Islam di seluruh dunia pada tahun berkenaan (Houssain, 2010).
Selain dari pada faktor permintaan pasaran, potensi pembangunan pesat industri makanan halal di Malaysia juga dapat direalisasikan dengan sokongan penuh dari kerajaan dalam penyediaan berbagai prasarana pembiayaan, infrastruktur, pemasaran, pembaikan dasar, khidmat nasihat, reputasi dan pengiktirafan. Beberapa plan telah dirangka dan kawasan-kawasan strategik telah dikenal pasti untuk menjadi taman halal di setiap negeri di Malaysia.
Dalam Rancangan Malaysia Kesembilan (2006- 2010), kerajaan telah memperuntukkan sebanyak RM50 juta untuk membangunkan fasa pertama taman halal di enam buah negeri di Malaysia. Hingga kini, terdapat kira-kira 100 buah firma yang beroperasi di setiap taman halal tersebut (HDC, 2012).
Malaysia memang memiliki reputasi yang baik untuk memasarkan produk makanan halal di peringkat antar bangsa. Ini karena Malaysia merupakan negara Islam yang dihormati dan menjadi model dari beberapa negara Islam yang lain (MoA, 2004). Malaysia juga diiktiraf sebagai negara Islam yang menggalakkan undang-undang Syariah dan merupakan salah sebuah negara anggota OIC yang berpengaruh. Selain dari kelebihan mayoritas penduduknya yang beragama Islam, Malaysia mampu mewujudkan kepercayaan dan keyakinan di kalangan pengimpor dan pengguna di seluruh dunia dengan prosedur penetapan halal yang tegas dan lengkap (Maamor, 2005). Keseluruhan reputasi moral ini telah memberikan nilai komersial kepada peoduk halal Malaysia untuk mendapat tempat di seluruh dunia.
Referensi :
https://m.bisnis.com/ekonomi-bisnis/read/20140408/12/217796/standar-halal-malaysia-terdepan-di-asean
https://ejournal.stebisigm.ac.id/index.php/AKM/article/view/150
MAM Noor,FEdanPengurusan,HWahid-KebangsaanEkonomiMalaysia,2015-ukm.my
https://m.republika.co.id/berita/jurnal-haji/pojok-halal/r2chbf335/malaysia-jadi-pemimpin-global-ekonomi-halal
Ditulis Oleh: Khairun Nisa Azka Sujatmiko (Mahasiswa STEI SEBI)