Penulis : Muhammad ASh Shidqy
Dunia perbankan syariah saat ini mulai berkembang dengan cepat. Perbankan syariah mulai berkembang untuk bersaing dengan bank konvensional, terutama di Indonesia. Meskipun Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi Muslim tertinggi di dunia, banyak orang di Indonesia masih menggunakan bank konvensional karena mereka ragu untuk menggunakan perbankan syariah. Sungguh menyedihkan bahwa banyak orang masih percaya bahwa perbankan syariah dan konvensional hanya berbeda dalam hal produk atau jenis transaksi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa perbankan syariah adalah bidang yang mengatur transaksi. Selain itu, penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perbankan syariah dan konvensional.
Fiqh muamalah adalah bidang yang mengatur perbedaan dan hukum Islam antara perbankan syariah dan konvensional. Orang harus menyadari fakta ini. Fiqh muamalah adalah bidang yang mempelajari dasar hukum ekonomi dan bisnis dari perspektif Islam. Oleh karena itu, fiqh muamalah mencakup beberapa aspek terkait ekonomi yang menggabungkan nilai-nilai kemanusiaan (humanism) dan nilai-nilai ketuhanan (Aqidah). Penerapan fiqh muamalah pada transaksi perbankan syariah merupakan inovasi baru dalam dunia perbankan. Ini juga dapat membantu produk perbankan syariah menjadi lebih inovatif untuk bersaing dengan bank konvensional. Karena sebelumnya, banyak orang yang percaya bahwa fiqh muamalah hanya berlaku untuk transaksi jual beli.
Apa yang sebenarnya dipelajari dalam fiqh muamalah? Dalam fiqh muamalah, ada pengetahuan tentang akad, jual beli, mudharabah, murabahah, musyarakah, wadiah (penitipan), qard (pinjam meminjam), ijarah (sewa menyewa), rahn, tawaruq, sharf, salam, Isthisna, dan sebagainya. Di sini, pengetahuan dasar ini harus dipahami dan diterapkan oleh pihak perbankan syariah saat melakukan transaksi.
Kemudian, mengapa fiqh muamalah penting bagi perbankan syariah? Bukannya perbankan syariah yang penting bisa menghitung dan manajemen ya?
Ini tidak masuk akal; seseorang yang bekerja di bidang perbankan pada dasarnya harus memahami dasar-dasar perbankan seperti hitung-hitungan, slip setoran, asuransi, kartu kredit, dan cara membuka rekening. Namun, pengetahuan dan kemampuan tentang ilmu perbankan seperti yang disebutkan di atas masih kurang di industri perbankan syariah. Selain itu, hukum harus memahami dan menerapkan fiqh muamalah dalam industri perbankan syariah karena keduanya sangat terkait dan saling terkait. Pada dasarnya, fiqh muamalah adalah bidang yang menyelidiki bagaimana orang menjalin hubungan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan lahiriyah dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Fiqh muamalah berfungsi sebagai pemberi kerangka hukum Islam yang mengatur beberapa aspek perbankan syariah, seperti akad (kontrak) dan jenis transaksi yang dilakukan. Selain itu, fiqh muamalah membahas tentang penyimpanan dana dan pendistribusian keuntungan, yang tentunya membantu perbankan syariah dalam mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan syariat Islam.
Dalam perbankan syariah selaku penyedia jasa layanan keuangan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat, perlu mengikuti panduan-panduan dalam fiqh muamalah guna memastikan bahwa kegiatan perbankan syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal tersebut tentunya akan diperiksa dan mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) guna memastikan penerapan fiqh muamalah pada perbankan syariah. Terdapat beberapa contoh korelasi antara fiqh muamalah dan perbankan syariah:
- Prinsip-prinsip syariah : fiqh muamalah menetapkan prinsip-prinsip syariah yang melarang riba, gharar, maisir serta kegiatan muamalah yang bertentangan dengan etika islam. Dengan demikian dalam menawarkan produk dan layanan dari pebankan syariah maupun dalam aspek operasionalnya harus mematuhi prinsip-prinsip Islam.
- Transaksi dan kontrak (akad) : fiqh mumalah menetapkan kontark (akad) seperti murabahah, musyarakah, Mudarabah, wakalah, dan laian sebagainya. Dalam hal ini perbankan syariah menggunakan kerangka kerja hukum yang di tetapkan dalam fiqh muamalah guna mengatur transaksi dan kontark (akad) yang dilakukan oleh nasabah dan pihak perbankan syariah.
- Pengawasan dan Audit : fiqh muamalah memiliki peran sebagai panduan dalam melakukan pengawasan dan audit terhadap kegiatan pada perbankan syariah. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam fiqh muamalah memiliki kedudukan sebagai tolok ukur dalam memberikan evaluasi kepatuhan perbankan syariah terhadap prinsip-prinsip syariah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fiqh muamalah dan perbankan syariah memiliki korelasi yang cukup kuat dimana fiqh muamalah memiliki kedudukan sebagai salah satu pedoman untuk perbankan syariah dalam melakukan transaksinya.
Korelasi antara fiqh muamalah dan perbankan syariah sangatlah erat. Fiqh muamalah adalah bagian dari hukum Islam yang mengatur transaksi sehari-hari seperti jual beli, pinjam-meminjam, dan investasi. Prinsip-prinsip ini menjadi dasar bagi perbankan syariah yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam layanan keuangan. Perbankan syariah menggunakan konsep seperti bagi hasil, pembiayaan berdasarkan aset riil, dan menghindari bunga serta praktik keuangan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Jadi, perbankan syariah menerjemahkan prinsip-prinsip fiqh muamalah ke dalam operasional mereka untuk menyediakan layanan keuangan yang sesuai dengan ajaran Islam.
