Muhammad Farhan Maulana (STEI SEBI)
Sadar enggak sih dalam 2 bulan terakhir harga dolar terhadap Rupiah sudah menyentuh level tertinggi. Bisa kita lihat di akhir tahun 2023, tepatnya pada tanggal 29 Desember 2023, 1 dollar itu sudah mencapai Rp. 15.440. Pada saat ini harga 1 dollar sudah menyentuh Rp.15.719 dikit lagi menyentuh Rp. 16.000. Di zaman Pemerintahan Presiden SBY harga 1 Dolar Cuma Rp. 9000 – Rp. 11.000 saja enggak sampai Rp. 15.000. aBerarti cuma dalam waktu sekitar 1 Dekade nilai mata uang Rupiah melemah sampai 50%, kelemahan mata uang Rupiah ini tentumua sangat mempengaruhi daya beli kita terhadap barang dan jasa dari luar negri
Lalu pertanyaannya adalah kenapa nilai tukar Rupiah dan Dollar terus mengalami perubahan?? Apa saja faktor yang menyebabkan nilai tukar mata uang anatar negara itu meningkat dan menurun, terus siapa yang menentukan harga nya itu??
Oke pada pembahasan kali ini kita akan membahas pertanyaan tentang fluktuasi nilai tukar mata uang antar negara khususnya terkait rupiah dan Dolar Amerika buat Yang penasaran apa aja penyebabnya tonton video ini sampai S selesai ya oke sebelum masuk ke penjelasan teknisnya Aku mau jelasin dulu nih konsep fluktuasi harga dari contoh saat covid kemarin, saat covid harga masker dan vitamin itu naik drastis. Kenapa harganya bisa naik? karena ada lonjakan kebutuhan permintaan dari masyarakat, masker dan vitamin itu lah yang dicari masyarakat pada saat covid, otomatis para penjual masker dan vitamin ini memanfaatkan momen tersebut dengan naikin harga supaya keuntungannya lebih banyak, harga naik masyarakat pasti akan beli karena barang itu yang dibutuhkannya. Fenomena ini wajar dalam dunia dunia dagang ekonomi, sama halnya dengan tiket pesawat dan daging qurban yang harganya naik menjelang ramadhan dan libur sekolah.
Prinsip dagang yang sama sebenarnya terjadi juga dalam fluktuasi mata uang, ketika ada lonjakan kebutuhan, kenaikan permintaan, dan banyak pihak yang berkepentingan untuk punya mata uang tertentu maka harga mata uang tersebut juga bakal naik alias nilai tukarnya menguat. Sebaliknya nih ketika mata uang tertentu tidak banyak dibutuhkan, permintaannya menurun maka harga mata uang itu juga bakal menurun alias nilai tukarnya melemah. Jadi sederhananya faktor yang bikin mata uang naik turun itu adalah prinsip hukum dagang yang kita lihat sehari-hari, karena pada dasarnya setiap mata uang itu selalu diperjual – belikan dalam setiap hubungan dagang antar negara. Apa saja si bentuk hubungan dagang ini?
Yang pertama, mulai dari dinamika transaksi ekspor impor yang nilainya tinunan rupiah
Yang kedua, penukaran mata uang yang dilakukan wisatawan atau turis yang saling ngunjungi antar negara di dunia
Yang ketiga, Ekpansi bisnis perusahaan/korporasi raksasa ke negara tertentu
Yang keempat, perdagangan surat berharga (paper asset) antar institusi keuangan, yang nilainya itu dipatok pada mata uang tertentu.
Semua aspek itu berperan terhadap fluktuasi nilai mata uang antar negara termasuk nilai rupiah terhadap dolar. Prinsipnya fluktuasi nilai mata uang ini bisa kita pelajari menggunakan ilmu dagang sederhana dalam konteks nilai tukar dolar misalnya, berarti semakin banyak orang yang membutuhkan dolar Apapun alasan dan motifnya, hal itu yang akan menjadi permintaan dolar naik dan ketika permintaan dolar naik harga Dolar juga bakal makin mahaldani nilai tukarnya pun bakal menguat. Sekarang pertanyaannya apa yang membuat permintaan sebuah mata uang itu meningkat sampai pada akhirnya bikin nilai tukarnya menguat??
Faktor kuncinya adalah Perdagangan barang dan jasa antar negara, ketika sebuah negara memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen di seluruh dunia, maka negara produsen tersebut akan mematok harga barang dan jasa pakai mata uang negara tersebut. Para pembeli di seluruh dunia harus beli mata uang negara tersebut untuk bisa mendapatkan barang dan jasa tersebut.
Dalam hal ini negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa yang tentunya menjadi produsen barang-barang kelas Dunia, sementara negara-negara berkembang sering kali menjadi konsumen dari barang-barang tersebut. Artinya apa, permintaan terhadap mata uang negara-negara maju relatif stabil dan meningkat seiring dengan bertumbuhnya distribusi produk-produk negara maju ke seluruh dunia makanya nilai mata uang negara maju cenderung menguat seiring dengan kesenjangan transaksi perdagangan antar negara maju dan negara berkembang.