Indonesia Tidak Kekurangan Orang – Orang Dermawan

1 min read

Indonesia tidak kekurangan orang-orang dermawan

Indonesia tidak kekurangan orang-orang dermawan, kita hanya kekurangan orang-orang yang peduli.

Kenapa saya mengatakan demikian?

Jika kita melihat, sekarang sudah banyak sekali lembaga-lembaga masyarakat yang memberikan wadah atau fasilitator untuk penyaluran kepada masyarakat yang membutuhkan maupun korban bencana. Bahkan tak jarang, dari personal pun dapat menjadi fasilitator tersebut. Contoh, seorang tiktokers yang membuat konten tentang anak kecil yang menjadi tulang punggung berjualan dipinggir jalan raya. 

Saya tidak mengatakan hal tersebut buruk, justru hal tersebut teramat sangat baik. Tetapi bagaimana tingkat kepedulian kita akan penyebab dari terjadinya hal tersebut.  

Lalu, banyak sekali lembaga-lembaga yang membuka donasi untuk korban bencana. Bahkan lembaga yang bukan berdiri dibidang sosial pun, ketika terjadi bencana mereka akan membuat program kerja ‘open donate’. Saya sangat mengacungi jempol untuk masyarakat kita yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan hati nurani yang murni. Tetapi apakah kita peduli dengan penyebab terjadinya bencana tersebut?

Seperti yang terjadi akihir-akhir ini. Peristiwa hujan es dan angin kencang dibeberapa kota diindonesia sehingga mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah warga serta tumbang nya sejumlah pohon. Tentu hujan es yang terjadi di negara tropis ini bukan menjadi pertanda baik. Peristiwa hujan es ini terjadi akibat dari ketidakstabilan atmosfer sehingga terbentuklah awan cumulonimbus.

Namun dari peristiwa ini pun kita tahu, jika hal ini juga disebabkan oleh perubahan iklim. Ini tidak luput dari campur tangan ketidakpedulian manusia. 

Masih banyak bencana lain yang tanpa kita sadari, kita telah menjadi salah satu bagian yang merusak alam. Seperti memburuknya ekosistem laut karena sampah dilaut, penebangan pepohonan yang mengakibatkan longsor, dll. 

Itulah mengapa saya mengatakan jika masyarakat sekarang, memiliki tingkat kepekaan terhadap lingkungan yang rendah.

Adapun lembaga-lembaga dibidang lingkungan alam memiliki ruang gerak yang sempit dan kurangnya dukungan masyarakat. 

Artikel ini bukan hanya sekedar informasi semata, tetapi juga menjadi himbauan serta reminder kita semua untuk lebih peduli lagi dalam menjaga alam dan makhluk lainnya. 

Ditulis Oleh: Nadiya Syafiqoh, Mahasiswa STEI SEBI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink