Halal bi Halal- Menurut Prof M. Quraish Shihab, halal bihalal merupakan dari kata Bahasa arab halala yang diapit dengan satu kata penghubung ba (dibaca: bi). Dalam bukunya karangan prof Quraish shihab dengan tema Wawasan Al-Qur’an menjelaskan, kata halal dari segi hukum diartikan sebagai sesuatu yang bukan haram. Maka dari itu dalam artian ini tidak ada menyebabkan lahirnya hubungan harmonis antar sesama, Halal bihalal merupakan kegiatan silaturahmi dan saling maaf memaafkan. Disebutkan juga dalam suatu hadist riwayat bukhari, menyambung silaturahmi akan memperluas rezeki dan memperpanjang umur.
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: Barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan ditambah umurnya, Maka hendaklah menjalin silaturahmi.” (HR Bukhari)’’menurut sebuah sumber yang dekat dengan Keraton Surakarta, tradisi halal bihalal tersebut berawal dari ide KGPAA Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa.
menurut budaya Jawa, sungkem itu merupakan suatu lambang penghormatan atau permohonan maaf, sungkem tersebut dilakukan kepada orang yang lebih tua. Inilah yang kemudian menjadi salah satu kegiatan tradisi halal bihalal yang ada di Indonesia lkhusunya di jawa.Kalimat Halal bi Halal adalah budaya yang diciptakan oleh masyrakat Indonesia. Ia adalah genuine produk budaya Indonesia. Budaya Halal bi Halal ini, pada awalnya dirintis oleh seorang Pangeran Sambernyowo dari Kesultanan Surakarta yang ingin mengadakan silaturrahim dengan para kerabat keraton, para bawahan serta rakyat Surakarta, dengan menyelenggarakannya acara sungkeman di setiap ‘Ideul Fitri.
Dahulu, dalam suatu kegiatan acara bisa di sebut dengan silaturahim ‘Iedul Fitri buya hamkah bersama dengan Bung Karno (Presiden pertama RI), Buya Hamka pun mengucapkan “Halal bi Halal”, langsung di jawan oleh Bung Karno “sama-sama Halal bi Halal, sama-sama kita saling memaafkan, saling melebur kesalahan”. Maka dari itu asal usul istilah Halal bi Halal digunakan. Ini adalah sebuah istilah khas dari budaya Indonesia khususnya di daerah jawa. Kemudian budaya yang khas Indoneisa ini terus lestari dan berlanjut sampai sekarang.
Penulis: Fajar Fitra Aidil Saputra (STEI SEBI)