Sebelum lebih jauh kita harus memahami apa yang dimaksud dengan etika bisnis secara umum, maka kita perlu membandingkan Etika dengan moral. Baik etika ataupun moral sering dipakai dalam kegiatan sehari-hari. secara, keduanya dapat dipertukarkan dengan pengertian yang sering disamakan bagitu saja. Ini sesungguhnya tidak sepenuhnya salah hanya saja perlu diingat bahwa etika dan moral bisa saja mempunyai pengertian yang sama sekali berbeda. Sehubungan dengan itu, secara teoritis dapat dibedakan antara etika dan moral dalam dua pengertian, walaupun dalam penggunaan praktek sering tidak mudah dibedakan.
ETIKA BISNIS
Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha), berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini, etika berkaitan erat dengan kebiasaan hidup, baik pada diri seseorang ataupun pada suatu masyarakat maupun kelompok masyarakat. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
Yang menarik dalam hal ini, adalah bahwa pengertian etika justru persis sama dengan pengertian moral yang berasal dari kata Latin “mos”, bentuk jamaknya “mores”, berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan” Jadi, dalam pengertian diatas, secara harfiah, etika dan moral, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstruksionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian akan terwujud dalam pola perilaku yang terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan.
Weiss (1995:9) mengutip pendapat Carroll (1989) membahas lima tingkatan etika bisnis, yaitu individual, organisasional, asosiasi, masyarakat, dan internasional.
- Tingkat individual
Untuk mengetahui apakah seseorang berbohong atau tidak - Tingkat organisasional
masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok orang ditekanuntuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sejawat demi kepentingankeharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh melakukan perbuatan yang tidaksah demi keuntungan unit kerjanya - Tingkat asosiasi
seorang akuntan, penasihat, dokter, dan konsultan manajer harus melihatanggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai pedoman sebelum ia memberikansaran pada kliennya - Tingkat masyarakat, hokum, norma, kebiasaan dan tradisi
menentukan perbuatan yang dapat diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua negara. Oleh karenaitu, kita perlu berkonsultasi dengan orang atau badan yang dapat dipercaya sebelum melakukankegiatan bisnis di negara lain - Tingkat internasional
masalah-masalah etis menjadi lebih rumit untuk dipecahkan karenafaktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan. Oleh karena itu, konstitusi,hukum, dan kebiasaan perlu dipahami dengan baik sebelum seesorang mengambil keputusan
Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode rtik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Etika, pada dasranya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindati apa yang tidak benar
Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting yang dalam bisnis adalah norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22), ada tiga tingkatan norma etika, yaitu: - Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur perilaku minimum.
- Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arah khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan / organisasi.
- Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal Menurut Zimmerer (1996)
Ditulis Oleh: Sulthan Raihan mahasiswa STEI SEBI