Bisnis Melejit Saat Pandemi Covid-19 – Disaat pandemi wabah Covid-19 ini tak hanya fisik dan mental saja yang perlu kita jaga akan tetapi pengeluaran, perekonomian, dan kebutuhan biaya lainnya juga harus kita perhatikan karena pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada perekonomian terutama usaha-usaha kecil seperti UMKM, UKM, bahkan perusahaan besar sekalipun yang mengalami penurunan omset, mem PHK sebagian karyawan, produksi menurun, dan masih banyak lainnya.
Bisnis Melejit Saat Pandemi Covid-19
Ada keluhan dari UMKM setelah saya mewawancari beberapa dari mereka yakni, menurunnya daya beli, omset, barang-barang atau bahan-bahan yang semakin langka, dan mahal.
Krisis ekonomi saat ini telah menghancurkan berbagai sektor usaha dan perekonomian. Namun, masih ada beberapa pelaku usaha yang mereka memiliki ide kreatif untuk tetap berwirausaha meski harus beralih usaha ke bidang lainnya.
Sebelum masuk lebih dalam lagi, sebaiknya di awal penulis membahas terlebih dahulu tentang apa sih UMKM?
Berikut Daftar Bisnis Melejit Saat Pandemi Covid-19
Menurut salah satu ahli, yakni Rudjito mengatakan bahwa pengertian UMKM adalah usaha yang memilik peranan penting dalam perekonomian negara Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta maupun dari sisi jumlah usahanya.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa UMKM merupakan suatu perdagangan baik dikelola oleh perorangan atau sebuah badan usaha yang mana usaha ini termasuk dan tergolong masih lingkup kecil dan biasanya omset yang di dapat tiap tahun mulai dari Rp. 300.000.000 sampai Rp. 5.000.000.000. Ditinjau dari segi manajemen keuangannya dan sistem administrasinya masih belum baik dan lengkap, biasanya hasil usaha masih tergabung dengan uang pribadinya.
Sejak Covid-19 ini bermula muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Negara Indonesia yang terkena dampak disektor perekonomian terutama UMKM banyak yang mengalami penurunan omset atau penjualan, produksi, bahan-bahan yang di dapat sulit, bahkan tidak bisa membayar para karyawannya.
Terlihat jelas sekali bahwa dampak wabah Covid-19 sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia. Tetapi para pelaku UMKM tidak pantang menyerah untuk tetap menjaga dan bahkan meningkatkan usahanya, selalu berinovasi, memperbaiki strategi marketingnya dengan berbagai cara salah satunya dengan melihat peluang usaha saat ini dan beralih produk ke sektor yang meningkat untuk sementara. Adapun usaha atau bisnis yang saat ini banyak di butuhkan dan diminati oleh masyarakat Indonesia ialah antara lain;
1# Masker
Masker sekali pakai ataupun masker kain kebutuhan pertama bagi masyrakat di seluruh dunia saat wabah Covid-19 ini muncul. Banyanya para usaha beralih dengan memproduksi masker sebanyak-banyaknya untuk dipasarkan dengan harga yang bervariasi. Harga masker ini pernah menduduki angka Rp. 300.000 dan untuk masker kain bisa sampai Rp. 10.000 sampai Rp. 15.000 per masker. Harga yang melonjak tinggi akibat demand tinggi. Tetapi keuntungan yang didapat sebanding.
2# Obat-obatan atau Ramuan Herbal
Peluang kedua yang sangat cocok dalam situasi Covid-19 obat-obatan herbal seperti; saffron, madu, kurma, zaitun, habbatussauda yang mengalami peningkatan secara drastis untuk memberikan kekuatan atau kekebalan tubuh dan pelindung dari virus. Hanya dengan memasarkan dan mengupload gambar produk di media sosial beserta kemanfaatan yang akan didapat oleh konsumen alhamdulillah laku keras. Bisnis ini juga terbilang cukup mudah untuk dijalani, hanya tinggal memainkan ponsel dari rumah, waktu, dan tempat pun fleksibel.
3# Frozen Food (Makanan Beku)
Makanan beku dan tahan lama yang sekarang lagi booming terutama di media sosial. Usaha ini tidak membutuhkan produksi yang sangat sulit dan tidak harus berinteraksi langsung dengan konsumen, sekarang sudah ada pengiriman barang yang khusus untuk makanan beku dan barang pun masih aman. Sehingga para konsumen terutama ibu-ibu yang super sibuk sangat banyak menyukai makanan ini yang tidak mau masak lama dan ribet hanya tinggal panasin saja.
4# Handsanitizer
Sebuah produk pembersih tangan sebagai pelindung virus dengan berbentuk cairan, dan gel dengan kandungan alkohol. Digunakan pada tangan sebelum dan setelah beraktivitas ataupun menyentuh makanan. Barang yang saat ini sangat dibutuhkan oleh konsumen guna untuk melindungi dari kuman.
Jika saya kutip dari berita Liputan6.com dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan, buah karya IKM yang menjual produk kesehatan yakni hand sanitizer laku keras. Tak main-main, transaksi dagangannya pun laris manis dan meningkat sangat pesat. “Yang menjual hand sanitizer saat ini memang lagi naik. Tahu berapa kenaikannya? Bisa sampai 700 persen,” seru dia.
Gati pun mengapresiasi kreativitas para pelaku usaha IKM dalam berinovasi membuat produk hand sanitizer baru berbahan alami yang lebih ramah terhadap kulit, terbuat dari daun sirih.
5. Travelogistics
Perusahaan travel terpuruk dengan pemberlakuan PSBB. Maka perusahaan seperti Cititrans, Daytrans dan Big Bird harus melakukan survival innovation agar tidak gulung tikar dengan beralih fungsi dari mengantar penumpang ke mengantarkan barang. Layanan kirim paket, same-day delivery, dan jemput paket menjadi unggulan saat ini. Istilah Travelogistic menjadi strategi utama mereka menciptakan revenue stream di tengah wabah.
6# Produk Kecantikan
Semenjak pemerintah Indonesia menetapkan peraturan PSBB dan lockdown yang mengharuskan warga Indonesia tetap di rumah aja terkecuali ada kepentingan yang sangat mendesak, seseorang tetap butuh untuk merawat tubuhnya baik pria ataupun wanita agar tetap terjaga dan terawat. Akhirnya beberapa usaha kecil bahkan perusahaan besar tetap menawarkan produk perawatan tubuh meski tidak selaris sebelum pandemi.
7# Kuota Internet
Dengan berlakunya peraturan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau sekolah online di bidang pendidikan dan sistem WHO (Work From Home). Saat ini para guru, dosen, murid, mahasiswa/i, karyawan mau tidak mau harus selalu mengisi kuota internetnya selama peraturan dan sistem tersebut belum bisa kembali ke new normal karena kuota internet saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia bahkan seluruh dunia.
Penulis : Ummi Latifah M, Mahasiswi STEI SEBI