Pendahuluan
Sekitar akhir tahun 2019 kemunculan virus corona meresahkan seluruh dunia. Tentu, kita semua takut akan virusnya. Akan tetapi ada ancaman yang berpeluang lebih untuk membuat kita semakin menderita, apakah ancaman itu? yakni ancaman krisis ekonomi. Ancaman ini hampir diseluruh dunia mengalaminya, mulai dari klub bola bintang lima di Eropa sampai PNS di negeri sendiri. Banyak dari mereka yang harus dipotong gajinya dan merasa was-was akan kepastian kerjanya. Disekitar kita pun terdapat ribuan bahkan jutaan orang menjadi pengangguran karena kehilangan pekerjaan atau bisa juga disebut PHK. Tidak hanya buruh pabrik baik insinyur, manager, sampai CEO pun semua harus siap kehilangan pekerjaan. Parahnya lagi, masyarakat dari golongan menengah kebawah lah yang sangat merasakan dampak dari virus ini. Namun yang menjadi pertanyaan adalah akankah perekonomian Indonesia bisa pulih kembali atau perekonomian Indonesia akan hancur dalam genggaman pandemi covid-19 ini?
Dampak yang diakibatkan bisa saja lebih mengerikan dari yang kita bayangkan, karena sekarang pun ekonomi dunia sudah mulai terkena dampaknya. Termasuk disekitar kita Indonesia pun telah menerapkan berbagai aktivitas pembatasan dengan adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang mengakibatkan banyak masyarakat yang tidak bisa keluar rumah untuk mencari nafkah.
Seperti yang kita ketahui bersama dampak dari PPKM akan sangat dirasakan oleh masyarakat. Karena mereka akan dihadapkan oleh dua pilihan yakni memperbaiki ekonomi keluarga mereka atau menjaga kesehatan mereka. Semua kalangan masyarakat merasa kebingungan akan perpanjangan PPKM ini.
ISI
Dari segala bentuk kebijakan baik PSBB sampai PPKM semua istilah tersebut sudah familiar di telinga kita ketika virus covid-19 ini sampai di Indonesia. Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam menangani pembatasan mobilitas kegiatan masyarakat akan berdampak pada penghidupan kebutuhan sehari – hari masyarakat. Hal ini dikarenakan penghidupan kebutuhan sehari-hari masyarakat timbul dari mobilitas manusia dalam menjalankan kehidupan.
Apakah dampak dari kebijakan PPKM ini mengakibatkan perekonomian melemah dari sektor UMKM, pedagang kaki lima, pariwisata dsb?. Merekalah yang termasuk kedalam golongan yang rentan diterpa oleh kebijakan ini, apalagi dengan tingkat kemiskinan yang hanya turun sedikit pada bulan maret 2021. Penurunan tersebut hanya sebesar 0,05 persen, artinya masih ada 27,54 juta penduduk miskin di Indonesia. Kebijakan PPKM ini sangatlah dirasakan oleh banyak masyarakat yang memiliki pekerjaan di dalam sektor manufaktur maupun yang tinggal di daerah perkotaan yang mana diperkirakan pada kuartal tahun ini di prediksikan pertumbuhan ekonomi akan naik.
Berdasarkan data dari Smeru Research Institute (Lembaga penelitian dan kajian mengenai kebijakan publik) menyatakan bahwa lebih banyak orang yang tinggal di kota dibanding di desa dan yang sangat terdampak atas kebijakan PPKM. Alasannya masyarakat perkotaan tidak memiliki sektor yang menunjang pangan yang luas atau dapat dikatakan masyarakat kota lebih sedikit bekerja di bidang agrikultur daripada masyarakat desa. Jika hal ini terus menerus dirasakan oleh masyarakat perkotaan maka ini akan berakibat fatal kepada mereka yang dirumahkan, PHK, dan potong gaji untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu perekonomian sekarang lebih terkendali dengan indikator pertambahan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh sekitar 11,73% dari tahun lalu, karena pada awal 2021 pemerintah sudah memiliki rencana untuk menangani kasus covid ini dan pelaksanaan vaksinasi yang melebihi target perhari demi mengejar herd immunity.
Berdasarkan data diatas perbandingan perekonomian dari bulan ke bulan berangsur membaik, walaupun memiliki penurunan pada bulan januari ke februari. Dengan menggunakan pendekatan pengeluaran negara (belanja), dampak yang diterima masyarakat akibat covid ini jauh lebih baik dibanding tahun kemarin, apalagi dengan ditambahnya lagi kebijakan burden sharing yang dilakukan pemerintah dan bank sentral untuk memulihkan perekonomian ini sampai pada titik yang diinginkan oleh bangsa kita.
PENUTUP
Dampak dari kebijakan PPKM ini mengakibatkan perekonomian melemah dari sektor UMKM, pedagang kaki lima, pariwisata dan sebagainya. Karena, merekalah yang termasuk kedalam golongan yang rentan diterpa oleh kebijakan ini. Namun berdasarkan data, perbandingan perekonomian dari bulan ke bulan berangsur membaik.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik, (2021, 15 Juli). Persentase Penduduk Miskin Maret 2021 turun menjadi 10,14 persen
Diakses dari: https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/07/15/1843/ persentase-penduduk-miskin-m0aret-2021-turun-menjadi-10-14-persen.html
Kementrian keuangan RI, (2021, Januari). Informasi APBN Kita 2021
Diakses dari: https://www.kemenkeu.go.id/apbnkita
Smeru Research Institute, Diakses dari: https://smeru.or.id/
Ditulis Oleh : Hanifah ( Mahasiswa STEI SEBI)