Diantara mujizat Al-Quranul karim Allah jadikan kitab ini penuh makna. Semua orang selalu haus akan ilmu yang terkandung didalamnya. Tanpa mengenal status dan usia. Baik manusia yang awwam hingga orang prof bidang ilmu Qur’an. Allah juga jadikan kitab ini bersemayam di hati seorang mukmin sekalipun telah di khatam kan berkali-kali. Mereka tidak bosan untuk mengulang dan membacanya. Al-Quran adalah afdholu dzikri (dzikir yang paling utama. Sehingga Nabi SAW menjadikan orang yang belajar dan mengajarkan Al-Quran sebagai manusia terbaik.
Agar kegiatan belajar Al-Quran semakin berkah, kita perlu memperhatikan beberapa adab dalam membaca Al-Quran.
- Nabi SAW berusaha untuk selalu suci dari hadats setiap kali berdzikir.
Berikut di antara nya [dianjurkan untuk bersuci dari hadats dn membersihkan gigi sebelum membaca Al-Quran, memakai pakaian yang sopan] beliau bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya aku tidak suka menyebut Nama Allah Ta’ala kecuali dalam keadaan suci.”
Dan nabi SAW sangat menekankan agar kita menjaga kebersihan gigi.. Karena itu mengundang ridha Allah.. Beliau bersabda, yang artinya:
“Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhoi oleh Allah.” (Shohih, HR. An Nasa’i, Ahmad, dll)
- Dianjurkan menghap kiblat
Dari Ibn Umar radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya
“Majlis (posisi duduk) paling mulia adalah majlis yang menghadap kiblat. (HR.Thabrani)
- Membaca taawudz ketika memulai membaca Al-Quran.
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya:
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
Kita juga dianjurkan membaca basmalah apabila membaca Al-Quran dari awal surat, kecuali surat At-Taubah
“Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun dari tidur sambil tersenyum. Kamipun bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa yang membuat anda tersenyum?’ beliau bersabda, “Baru saja turun kepadaku satu surat.” Kemudian beliau membaca
“Bismillahirrahmanirrahiiim.. innaa a’thainaakal kautsar… dst (HR. Ahmad 12322, Muslim 921, dan yang lainnya).””
- Hendaknya konsentrasi dan berusaha merenungi setiap apa yang dibaca
Karena Allah mencela orang munafik, yang setiap hari mendengar Al-Quran namun mereka sama sekali tidak mengambil pelajaran darinya.. Allah berfirman dalam Qs. Muhammad: 24, yang artinya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”
Dan inilah tujuan utama Allah menurunkan Al-Quran.. Agar kitabnya direnungi dan diamalkan.. Allah berfirman dalam Qs. Shad: 29, yang artinya:
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”
- Berusaha khusyuk
Memusatkan hati hingga perasaan terbawa sesuai apa yang kita baca.. Allah berfirman dalam Qs. Al-Anfal: 2, yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
Diantara sifat orang sholeh.. Mereka tertunduk khusyuk dan menangis ketika mendengar Al-Quran dibacakan.. Allah berfirman dalam Qs. Al-Isra’: 107-109, yang artinya:
“Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.”
- Berusaha membaca dengan benar, jelas, dan dengan suara bagus.
Allah berfirman dalam Qs. Al-Muzammil: 4, yang artinya:
“Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”
Yang dimaksud membaca dengan tartil adalah membacanya dengan pelan, jelas setiap hurufnya.. Rasulullah SAW juga menganjurkan kita untuk membaguskan suara ketika membaca Al-Quran.. Beliau bersabda, yang artinya:
“Hiasilah Alquran dengan suara-suara kalian” (HR Abu Dawud) .”
- Boleh membaca Al-Quran sambil berdiri diatas kendaraan atau berbaring.
Allah berfirman menceriakan karakter ulil albab.. Orang yang cerdas.. Allah berfirman dalam Qs. Ali-Imran: artinya191, yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi”
Nabi SAW pernah membaca surat Al-Fath diatas kendaraan nya ketika beliau menaklukkan kota makkah (HR. Bukhari dan Muslim)
“Aisyah RA berkata, “Pernah Rasulullah SAW berbaring di pangkuanku, saat aku sedang haid, lalu beliau membaca Al Qur’an.” (HR Muslim).”
- Tidak membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang lain yang sedang sholat atau yang sedang tidur.
Nabi SAW pernah menemui para sahabat ketika mereka sedang sholat malam dan mereka saling mengeraskan bacaan nya.. Lalu Nabi SAW bersabda, yang artinya:
“Orang yang shala, tengah bermuj-najat dengan Tuhannya, maka perhatikanlah bacaan yang dia gunakan untuk bermunajat. Dan jangan saling berlomba mengeraskan bacaan.” (HR. Malik)”
Nabi SAW memisalkan orang yang membaca Al-Quran dengan terang-terangan seperti orang yang menampakkan sedekahnya ke orang lain, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Orang yang mengeraskan bacaan Al Quran seperti orang yang bersedekah secara terang-terangan. Begitu pula orang yang membaca Al Quran dengan suara pelan, seperti orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi.” (Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Nasa’i dan al-Tirmidzi)”
Dan secara umum sedekah secara sembunyi” lebih besar pahalanya.. Kecuali ada sebab tertentu yang menganjurkan dia untuk mengeraskan bacaannya.
- Dilarang mengkhatamkan Al-Quran kurang dari 3 hari.
Rasullulah SAW telah melarang mengkhatamkan Al-Quran kurang dari 3 hari.. Karena ini terlalu cepat.. Sehingga tidak bisa merenungi maknanya.. Beliau bersabda, yang artinya:
“Orang yang membaca (mengkhatamkan) kurang dari tiga hari tidak akan dapat memahami bacaan Al-Quran.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)”
Rasulullah SAW pernah memerintahkan Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma agar mengkhatamkan Al-Quran tiap 7 hari sekali (mutafaqun alaihi)
- Melakukan sujud tilawah ketika melewati ayat sajdah.
Aisyah menceritakan ketika Rasulullah SAW melakukan sujud tilawah di malam hari.. Beliu mengucap kalimat berikut berulang kali, yang artinya:
“Wajahku bersujud kepada Tuhan yang telah menciptakanku, yang memberi pendengaran dan penglihatanku, dengan daya dan upayaNya, Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, & Hakim).”
Semoga kita tidak lalai dalam mengamalkan nya.
Referensi: https://www.viva.co.id/edukasi/1470284-adab-membaca-alquran
Penulis : Hamidah
Mahasiswa STEI SEBI