Apa Itu Hutang Dagang (Account Payable)? Dan Contohnya – Hutang Dagang / Akun Payable (AP) ialah account utang dalam buku besar yang sebagai wakil kewajiban perusahaan untuk membayar utang periode pendek ke kreditur atau pemasoknya (vendor) dan dimasukkan dalam hitung modal kerja.
Hutang Dagang
Pemakaian umum lain dari “AP” merujuk pada departemen atau seksi usaha yang bertanggungjawab untuk membayar utang oleh perusahaan ke penyuplai dan kreditur yang lain.
Penjelasan Kunci
Hutang dagang (AP) ialah jumlah utang perusahaan yang jatuh termin ke supplier atau penyuplai untuk barang atau jasa yang diterima yang belum dibayarkan.
Jumlah dari semua jumlah terhutang ke supplier diperlihatkan sebagai saldo utang dagang di neraca perusahaan.
Kenaikan atau pengurangan keseluruhan AP dari era sebelumnya ada pada laporan cash flow.
Management bisa memutuskan untuk bayar bill-nya sedekat kemungkinan dengan tanggal jatuh termin untuk tingkatkan aliran kas (cash flow).
Memahami Hutang Dagang (AP)
Saldo keseluruhan utang perusahaan (AP) di titik waktu tertentu akan ada di neraca di bagian kewajiban lancar. Utang dagang ialah hutang yang perlu dibayar dalam masa tertentu untuk menghindar tidak berhasil bayar (wanprestasi atau standar). Pada tingkat perusahaan, AP merujuk pada pembayaran hutang periode pendek pada penyuplai. Utang pada intinya ialah document utang periode pendek dari 1 usaha ke usaha atau substansi lain.
Utang dagang (AP) ialah figur penting dalam neraca perusahaan. Bila AP bertambah sepanjang era sebelumnya, itu memiliki arti perusahaan beli semakin banyak barang atau jasa secara credit, dibanding bayar tunai.
Bila AP perusahaan turun, itu memiliki arti perusahaan bayar hutang era sebelumnya di tingkat yang bisa lebih cepat dibanding beli barang baru secara credit. Management utang dagang penting dalam mengurus cash flow usaha.
Saat memakai sistem tidak langsung untuk mempersiapkan laporan cash flow, peningkatan atau pengurangan bersih dalam AP dari era sebelumnya ada pada bagian atas, cash flow dari kegiatan operasi.
Management bisa memakai AP untuk merekayasa cash flow perusahaan sampai batasan tertentu. Misalkan, bila management ingin menambahkan cadangan kas untuk masa tertentu, mereka bisa perpanjang saat yang diperlukan usaha untuk bayar semua account hutaangg yang belum dibayarkan dalam AP.
Tetapi, elastisitas untuk bayar kelak harus ditimbang pada jalinan yang berjalan di antara perusahaan dan suppliernya. Karena harus diingat, sebagai praktek usaha yang bagus untuk bayar bill di tanggal jatuh termin.
Riwayat hutang dagang (AP)
Pembukuan entri double yang pas menyaratkan jika harus ada selalu debet dan credit penyeimbang untuk semuanya entri yang dibikin ke buku besar. Karena itu akuntan credit utang menulis untuk tiap bill atau faktur yang diterima. Offset debet untuk entri ini umumnya masuk ke account pengeluaran untuk barang atau service yang dibeli secara credit.
Debet dapat dimasukkan pada account asset bila poin yang dibeli ialah asset yang bisa dikapitalisasi. Saat bill dibayar, akuntan mendebit utang untuk kurangi saldo kewajiban. Credit offset dibikin ke rekening kas, yang kurangi saldo kas.
Misalkan, pikirkan sebuah usaha mendapatkan faktur Rp lima juta untuk peralatan kantor. Saat departemen AP terima faktur, dia menulis credit Rp lima juta dalam utang dagang dan Rp lima juta debet ke ongkos stok kantor.
Debet Rp lima juta untuk pengeluaran suplai kantor mengucur ke laporan keuntungan rugi di saat itu, hingga perusahaan sudah menulis transaksi bisnis pembelian walau uang kontan belum dibayar. Ini searah dengan akuntansi akrual, di mana pengeluaran dianggap di saat berlangsungnya dan tidak pada saat kas beralih tangan. Perusahaan selanjutnya bayar bill, dan akuntan masukkan credit Rp lima juta ke rekening kas dan debet sejumlah Rp lima juta untuk utang dagang.
Perusahaan kemungkinan banyak memiliki pembayaran terbuka ke supplier pada satu waktu. Semua pembayaran terutang ke supplier dicatat dalam utang dagang. Mengakibatkan, bila ada yang menyaksikan saldo dalam utang dagang, mereka akan menyaksikan jumlah keseluruhan usaha yang berutang ke semua supplier dan pemberi utang periode pendek.
Jumlah keseluruhan ini ada di neraca. Misalkan, bila usaha di atas terima faktur untuk service perawatan kebun dengan jumlah Rp 500 ribu, keseluruhan ke-2 entri dalam utang dagang akan sama dengan Rp 5.500.000 (Rp lima juta + Rp 500 ribu) saat sebelum perusahaan membayar utang-utang itu.
Hutang Dagang (Hutang Dagang) vs. Hutang Usaha (Trade Payable)
Meskipun beberapa orang memakai frasa “utang dagang” dan “utang dagang” secara berganti-gantian, frasa itu mengarah pada keadaan yang sama tapi sedikit ada ketidaksamaan antara ke-2 nya dalam soal implementasi.
Utang usaha sebagai uang yang dibayar perusahaan ke suppliernya untuk beberapa barang yang terkait dengan inventaris, seperti stok usaha atau material yang disebut sisi dari inventaris. Dan utang dagang (AP) meliputi semua utang atau kewajiban periode pendek perusahaan.
Sebagai contoh, bila sebuah restaurant berutang uang ke perusahaan minuman atau makanan, beberapa barang itu ialah sisi dari stok (inventaris), dan dengan begitu sisi dari utang upayanya atau Trade Payable.
Baca Juga: Pengertian Bunga Bank
Dan contoh utang dagang (akun payable) ialah kewajiban ke perusahaan lain, yaitu bila sebuah perusahaan memakai jasa bersihkan seragam karyawan, karena itu untuk jasa pembersihaan—yang bukan terhitung inventaris—-termasuk dalam kelompok utang dagang (Akun Payable). Ke-2 kelompok ini terhitung dalam kelompok utang dagang yang bertambah luas, dan banyak beberapa perusahaan menyatukan ke-2 nya pada bagian utang dagang berjangka.
Hutang Usaha (Account Payable) vs. Piutang Usaha (Account Receivable)
Piutang usaha dan utang usaha pada intinya bersimpangan. Utang dagang ialah uang yang dipinjamkan perusahaan (debitur) dari supplier-nya (kreditur). (Di sini perusahaan sebagai debitur). Dan piutang ialah uang yang terhutang ke perusahaan, umumnya oleh konsumen setia. (Di sini perusahaan sebagai kreditur).
Jadi utang ialah uang yang kita pinjam dari faksi lain. Dan piutang ialah uang yang kita pinjamkan pada pihak lain. Saat satu perusahaan berbisnis dengan lainnya secara credit, karena itu sang perusahaan akan menulis entri ke account utang pada buku mereka sementara sang kreditur menulis entri ke piutang.
Mudah-mudahan keterangan berkenaan apakah itu utang dagang (Akun Payable) ini berguna. Sampai bertemu kembali di info seputara Ekonomi, Akutansi, Management dan Invenstasi selanjutnya dari BelajarEkonomi.com di masa datang kawan.