Gaya hidup ramah lingkungan Untuk Menjadi Penjaga Bumi

1 min read

Kehidupan manusia  sangat bergantung pada alam. Manusia berhak memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, sepanjang tidak digunakan melebihi batas yang semestinya. Jika kita bisa mendengar, mungkin Bumi akan meneriaki kita manusia dengan segala amarahnya. Betapa serakahnya kita sehingga ada juga kemarahan di bumi tempat kita tinggal, tempat kita pergi, tempat kita bermain dan bersenang-senang. Kita tidak pernah bertanya-tanya mengapa bencana alam  seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan banjir besar yang melanda beberapa wilayah tanah air dan berbagai belahan dunia begitu sering terjadi dan langsung terlihat di depan mata kita?

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai dampak paling besar terhadap alam karena memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Manusia dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap keberlangsungan hidup di Bumi. Sifat manusia yang rakus dan menggunakan sumber daya dalam jumlah yang tidak terkira banyaknya, sehingga dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Contohnya adalah deforestasi ilegal yang dilakukan tanpa pandang bulu oleh beberapa perusahaan kayu dan kertas (pulp) tanpa melakukan reboisasi, atau dimana jumlah reboisasi  tidak sesuai dengan jumlah deforestasi. Hal ini menyebabkan penggundulan hutan, banjir dan tanah longsor, yang berdampak negatif pada semua makhluk hidup.

Dunia di tahun 2050 sudah tidak berpihak lagi terhadap kita, suhu memanas ektrem sebagian orang terpaksa mendekam setiap hari di ruang ber-AC dengan handuk basah menyeka wajah, mata yang trus berair, dan kita hanya dapat tertidur di setiap subuh karna cma itu waktu yang cukup sejuk nan kehawatiran itu sebenernya bisa kita rubah dengan anak muda nya menjadi dorongan yang bisa merubah planet yang kita punya. Satu sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam (rabbul’alamin). Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab atas keberlasungan  hidup di bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah, termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya. Kehidupan manusia memang sangat bergantung pada alam. Planet kita hanya satu palanet A saja tidak ada planet B maka dari itu kita tidak ada option lagi selain kita yang harus rawat dan jaga bersama.

Aksi Anak muda Survei Peoples Climate diadakan oleh UNDP dari 56 negara termasuk indonesia, mayoritas menyatan krisis iklim sebagai darurat global dan 69% responden nya ternyata berusia  14-18 tahun. “Krisis iklim telah terpecahkan dan sudah memiliki fakta dan bagaimana solusinya yang harus kita lakukan adalah bangun dan berubah” sebut anak muda di Amerika. Tapi krisis ikmin ga cukup hanya ingin dan aware saja tapi harus dengan aksinya seperti Aktivis cilik asal Gersik yang menyurati Presiden Joko Widodo untuk menghentikan impor sampah plastik, dan masih banyak lagi anak muda yang berusaha menjaga bumi. “Yang mendorong aksi ini adalah dengan menciptakan banyak gerakan seperti ini dengan membuka volunteer – volunteer yang have fun” sebut Chealsea Islan saat di wawancara di acara mba Najwa Shihab beberapa waktu lalu

Maka dari itu marilah bersama sama berkomitmen untuk mengurangi sampah dan berubahlah se-pelan mungkin, emang awal itu tidak mudah dan tidak menyenangkan tapi jika kita menjadikan ini lifestayle atau gaya hidup, gaya ramah lingkungan mak menjadi penjaga bumi  akan tersasa mudah. Anggap saja bumi itu seperti rumah kita sendiri kalau roboh di terpa angin, jika tenggelam di hantam banjir, jika hangus di lalap api. Kita yang meninggali kita yang melindungi jadilah sang penjaga bumi ada banyak cara tapi butuh satu cara yaitu komitmen yang serupa.


Penulis : Nazwa Huda Aulia

Mahasiswi STEI SEBI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.