PENTINGNYA GENERASI MUDA BELAJAR POLITIK

1 min read

Oleh: Azda Nuril Huda

POLITIK bukan milik orang dewasa saja, akan tetapi perlu dipelajari oleh generasi-generasi lebih muda, bahkan para remaja sekolah. Bagaimanapun politik sangat dekat dengan kehidupan kita.
Ambil contoh, bidang pendidikan mulai program tahunan, fasilitas belajar, bantuan pendidikan (beasiswa hingga infrastruktur) merupakan hasil dari keputusan politik. Begitu pula dengan harga bensin atau solar, tarif kendaraan umum, jalan mulus, internet murah dan merata, itu semua tak lepas dari keputusan politik yang dibahas pemerintah dengan para stakeholder.
Pemilu 2024 menjadi catatan tersendiri bagi generasi muda dan pemilih pemula. Pemilu kali ini, jumlah pemilih muda dan pemula mencapai 52 persen berdasarkan DPT yang dirilis KPU RI.
Generasi remaja sudah saatnya terpapar politik sebanyak mungkin. Ini untuk membantu mereka tumbuh menjadi warga negara yang aktif. Maka, sudah saatnya mereka diberi pelajaran tentang demokrasi, bagaimana pemerintahan bekerja, dan proses politik berjalan di Indonesia.
Mengapa perlu belajar politik?
setidaknya ada 3 alesan mengapa remaja harus belajar politik.

  1. Mereka adalah masa depan bangsa. Anak-anak dan remaja adalah generasi masa depan. Memahami politik bukanlah perkara yang bisa dipelajari dalam jangka pendek, butuh pengenalan bertahap. Partisipasi politik mereka perlu dibentuk sejak dini. Ketika mereka tela memiliki hak pilih, secara sadar mereka akan berpartisipasi dengan sukarela, bahkan diharapkan bersikap kritis dalam memilih calon pemimpin bangsa dan negara yang berintegritas.
    1. Menyadarkan mereka memiliki hak suara.
      Banyak anak yang merasa mereka tidak memiliki hak bicara karena politik adalah urusan orang dewasa. Ini tidak tepat. Justru, setiap warga negara memiliki hak untuk berpendapat dan mengutarakan maksud politiknya. #KawanAksi sebagai orangtua bisa membantu anak-anak agar tidak salah dalam memahami politik. Misal, mengajak berdiskusi apa yang mereka rasakan atau ketahui tentang ketua RT, pemerintahan desa, dan lain-lain.
    2. Input Pengetahuan
      Pada usia tertentu, anak-anak pasti ingin tahu banyak hal. Topik politik bisa menjadi pilihan untuk dibahas—tidak perlu membahas politik praktis, tapi bagaimana proses politik di lingkup kecil hingga nasional. Latih mereka dalam berpikir dan
      membentuk ide-ide sendiri. Praktik semacam ini, bila dikenalkan di sekolah-sekolah, ketika tumbuh dewasa, pemahaman konkret mereka tentang pemerintah lebih matang.

melakukan edukasi seputar politik secara perlahan sesuai dengan usianya. Jangan terlalu memaksa anak karena hal ini akan membuat anak menjadi bosan atau bahkan takut dengan politik. Mengajarkan anak tentang politik memang harus disertai dengan kesabaran.

Zakat sebagai Sistem Keberlanjutan dalam Ekonomi…

Zakat, sebagai salah satu pilar Islam, memiliki potensi besar dalam menciptakan sistem ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Secara historis, zakat bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan...
Aurelia
1 min read

Akuntansi Syariah: Prinsip, Penerapan, dan Tantangannya

Oleh Razanah Taufik (Mahasiswi STEISEBI) Akuntansi syariah adalah sistem akuntansi yang dirancang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip ini meliputi pelarangan riba (bunga), gharar (ketidakpastian),...
Endah Nawal
2 min read

Pilihan antara Karier dan Keluarga: Perspektif…

Bagi banyak Muslimah, memilih antara karier dan keluarga bisa menjadi keputusan yang rumit dan penuh pertimbangan. Di satu sisi, ada keinginan untuk mencapai kesuksesan...
Aulia
1 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.