Peran Generasi Milenial dalam Meningkatkan Kesadaran Berzakat

2 min read

zakat secara normatif merupakan suatu kewajiban bagi semua orang yang beragama islam. Dalam agama, melakukannya adalah wajib. Muslim yang membayar zakat menunjukkan pengabdiannya kepada islam. Zakat juga merupakan ibadah yang meningkatkan martabat muslim dan menunjukkan kepedulian kepada sesame muslim.

Zakat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sederhananya, zakat memastikan bahwa harta pemilik kaya didistribusikan secara adil kepada orang miskin dan kelompok yang berhak lainnya, untuk memungkinkan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi, yang mencakup tidak hanya konsumsi tetapi juga mendukung kegiatan produktif. Akibatnya, zakat dapat benar-benar membuat seseorang yang sebelumnya mustahiq menjadi muzaki. Dengan kata lain, zakat mempengaruhi Kesehatan.

Siapa milenial itu?

Dalam hal Pendidikan,teknologi, etika dan budaya, generasi milenial menjadi subjek kontroversial di masyarakat. Namun, apakah masyarakat benar-benar memahami istilah “generasi milenial” dan siapakah sebenarnya mereka?

Milenials, juga disebut sebagai generasi Y, adalah kelompok orang yang lahir setelah generasi X, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1980-2000. Dengan kata lain, milenial adalah generasi muda yang berumur antara 17 dan 37 tahun pada tahun ini. Milenials dianggap unik karena sangat berbeda dari generasi sebelumnya, terutama dalam hal teknologi. Milenial berbeda dari generasi lain karena mereka lahir pada era televisi berwarna, handphone, dan internet. Mereka juga sangat mahir dalam teknologi.

infografis

  • 80 juta milenials lahir dari tahun 1976 hingga 2001.
  • Dibandingkan dengan 17 kali per jam di generasi sebelumnya, generasi milenial rata-rata mengalihkan perhatian mereka dari berbagai gadget, seperti PC, tablet, smartphone, dan televisi, 27 kali setiap jam.
  • Milenial lebih tertarik pada pekerjaan yang menjanjikan dari pada gaji yang besar.
  • Milenail menghabiskan 18jam per hari untuk menonton TV on demand, bermain gim, atau sekedar menonton Tv biasa

Peran milenial sebagai penggerak

Milenial emiliki kesempatan untuk menjadi donor dan pelopor Gerakan perubahan. Mereka memiliki kepedulian dan inovasi yang menghasilkan situs seperti kitabisa.com. sudah saatnya LAZ melihat potensi mereka sebagai pekerja, bukan karyawan. Ketika LAZ mampu berinteraksi dan mendorong milenial, ada kemungkinan besar mereka akan meningkatkan kesadaran tentang perintah zakat.

Milenial memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan baik. Salah satu faktornya adalah kesamaan emosi dan cara berkomunikasi sebagai milenial. Mereka juga dapat berpartisipasi sebagai relawan atau amil zakat, asalkan mereka diberi pelatihan untuk berhasil. Terlibatnya milenial dapat melibatkan milenial muslim untuk menjadi relawan amil zakat.

potensi zakat di Indonesia sangat tinggi, tetapi sayangnya pengumpulan zakat masih belum dilakukan dengan benar. Kondisi ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kemungkinan zakat dan praktiknya di Indonesia. Ada sejumlah penyebab, termasuk:

  • Kurangnya Pendidikan dan kesadaran komunitas

Banyak masyarakat tidak memahami kewajiban dan keuntungan zakat, yang menyebabkan mereka enggan atau menunda membayarnya yaitu kurangnya Pendidikan juga dapat menyebabkan masyarakat salah memahami konsep dan penyaluran zakat. Selama bertahun-tahun, masyarakat menganggap zakat hanyalah zakat fitrah dan diberikan secara pribadi kepada orang yang dikena. Namun, tidak selalu tepat sasaran. Meskipun ada berbagai jenis zakat.

  • Tidak ada sistem dan infrastuktur pengumpulan zakat yang optimal

Proses pembayaran zakat masih terkesan rumit dan tidak mudah diakses oleh masyaraka, dan sistem infrastruktur pengumpulan zakat di Indonesia masih perlu dioptimalkan. Untuk memastikan distribusi zakat yang efektif dan tepat sasaran, infrastruktur distribusi juga harus diperkuat. Sangat penting untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia(SDM) di BAZNAS baik di Tingkat nasional maupun ditingkat kabupaten/kota.

  • Lembaga pengelola zakat harus bekerja sama dan berkolaborasi lebih baik

Lembaga pengelola zakat di Indonesia masih memerlukan koordinasi dan kerja sama yang lebih baik. Dibutuhkan kerja sama antara Baznas, LAZ, dan pemerintah untuk mengelola zakat. Menurut Baznas, salah satu penyebab realisasi zakat baru sebesar 21,7% adalah masyarakat yang tidak membayar zakat melalui Lembaga resmi pemerintah. Akibatnya, zakat yang dibayar oleh masyarakat tidak tercatat oleh pemerintah. Data menunjukkan bahwa zakat adalah kewajiban bagi muslim yang mampu dan dapat membantu pemulihan ekonomi. Generasi Z dianggap bertanggung jawab untuk memaksimalkan potensi tersebut.


Penulis : Alfina wahyu rahmasari
Mahasiswa Manajemen bisnis syariah STEI SEBI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.