Pengaruh Bonus Terhadap Manajemen Laba Manipulasi laporan Keuangan

3 min read

Earning manajemen, atau yang dikenal sebagai manajemen laba, telah menjadi fenomena yang menarik perhatian berbagai pihak, baik praktisi maupun akademisi. Hal ini terkait dengan praktik yang melibatkan penilaian manajemen untuk memanipulasi laba bersih atau profit perusahaan, baik yang dicatat per quarter (3 bulan) maupun per tahun. Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam konteks informasi keuangan, laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang diperlukan oleh pengguna laporan terkait dengan kondisi keuangan dan informasi lainnya yang mencerminkan nilai perusahaan itu sendiri untuk bersaing di pasar(Admin 2021).

Earning manajemen merupakan intervensi yang dilakukan oleh manajemen dalam menentukan laba perusahaan, dengan motivasi untuk mencapai keuntungan pribadi. Tindakan ini terindikasi melalui manipulasi laba untuk menampilkan informasi positif terkait dengan kinerja perusahaan. Praktik manajemen laba konkret melibatkan penilaian manajer yang mempengaruhi pendapatan, dengan tujuan mencapai laba perusahaan dan menggunakan kebijakan akuntansi sebagai cara untuk menyembunyikan tindakan ilegalnya(Nani and Vinahapsari 2020).

Kasus Manipulasi Laporan Keuangan

Contoh praktik manipulasi laporan keuangan dapat ditemukan pada laporan keuangan tahun 2018 Garuda. Dalam laporan tersebut, perusahaan mencatatkan laba bersih yang sebagian besar berasal dari kolaborasi dengan PT Mahata Aero Terknologi senilai US$ 239,94 juta atau sekitar Rp 3,48 triliun. Meskipun dana tersebut pada dasarnya masih dalam bentuk piutang dengan kontrak yang berlaku selama 15 tahun mendatang, perusahaan memasukkannya pada tahun pertama sebagai pendapatan dan menyajikannya dalam kategori pendapatan lainnya. Akibatnya, meskipun sebelumnya menghadapi kerugian, perusahaan ini justru mencatatkan keuntungan.

Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, yang merupakan dua komisaris Garuda Indonesia, mulai merasa curiga terhadap ketidaknormalan ini dan menolak untuk memberikan tanda tangan pada laporan keuangan tahun 2018. Perdebatan ini terus berkembang, dengan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan ikut serta dalam melakukan audit terhadap permasalahan tersebut. Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga terlibat dalam proses audit.

Tindakan manipulasi laporan keuangan lainnya pernah terjadi ketika Direktur Utama Hanson International dikenakan denda sebesar Rp 5 miliar setelah ditemukan bersalah melanggar undang-undang pasar modal. Pelanggaran ini terkait dengan pengakuan pendapatan pada tahap awal dan ketidakpenyajian perjanjian jual beli dalam laporan keuangan MYRX tahun 2016 (Sandria 2021).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti beberapa aspek yang dianggap melanggar peraturan pasar modal, termasuk penggunaan metode akrual penuh (full accrual method) dalam mencatat pendapatan dari penjualan kavling siap bangun (KASIBA) sebesar gross Rp 732 miliar dalam laporan keuangan pada periode tersebut. Pengakuan pendapatan ini menyebabkan terjadinya penyajian laporan keuangan Desember 2016 yang terlalu tinggi, dengan nilai mencapai Rp 613 miliar.

Dalam penelitian (Elfira 2014) Memberikan bonus kepada manajer atau karyawan di perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memengaruhi praktik manajemen laba. Ini menyiratkan bahwa jika bonus yang diberikan meningkat, tingkat manajemen laba juga akan meningkat, dan sebaliknya. Penelitian (Pujiningsih 2011) juga menyatakan Mengindikasikan bahwa kompensasi bonus memiliki dampak yang signifikan terhadap manajemen laba. Variabel kompensasi bonus menunjukkan hasil yang positif, sehingga ketika perusahaan memberikan kompensasi bonus yang tinggi kepada manajemennya, praktik manajemen laba juga akan meningkat secara proporsional.

Solusi mencegah manajemen laba

Untuk menghindari praktik manajemen laba, beberapa solusi yang dapat diimplementasikan melibatkan penerapan mekanisme tata kelola perusahaan, peningkatan kepemilikan manajerial, peran dewan komisaris, dan eksistensi komite audit yang mengawasi laporan keuangan, audit eksternal, dan sistem pengendalian internal(Firdaus 2008). Praktik tata kelola perusahaan yang efektif juga dianggap dapat mengurangi praktik manajemen laba yang berlebihan (Zeptian and Rohman 2013). Selain itu, manajemen laba juga dapat dijalankan untuk mencapai keuntungan yang berkaitan dengan kepemilikan dan untuk menghindari kerugian melalui manipulasi laporan keuangan (Admin 2016). Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam manajemen laba melibatkan perubahan metode akuntansi, pengaturan kebijakan estimasi akuntansi, dan penyesuaian periode biaya atau pendapatan (Amalia 2023).

Agar praktik manajemen laba yang dipicu oleh sistem bonus dapat dicegah, perusahaan perlu menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang efektif, menjaga transparansi dalam pelaporan keuangan, dan melakukan pengawasan yang ketat. Beberapa langkah konkret termasuk:

1. Transparansi dan Akuntabilitas: Memastikan adanya transparansi dalam pelaporan keuangan dan proses pengambilan keputusan.

2. Pengawasan yang Ketat: Melakukan pengawasan yang ketat terhadap praktik akuntansi dan pelaporan keuangan.

3. Kebijakan Kompensasi yang Sehat: Menetapkan kebijakan kompensasi yang tidak mendorong praktik manajemen laba.

4. Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada manajer dan karyawan tentang etika bisnis dan konsekuensi dari praktik manajemen laba.

5. Penerapan Teknologi: Menggunakan teknologi untuk memantau dan menganalisis data keuangan guna mendeteksi potensi tindakan manajemen laba.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu perusahaan mencegah praktik manajemen laba dan memastikan kelangsungan bisnis yang sehat.

Oleh : Irgi Ahmmad Rizki

Referensi

Admin. 2016. “Manajemen Laba Dan Manfaat Kualitas Laba Dalam Keputusan Investasi.” library.uns.ac.id.

Admin. 2021. “Earnings Management: Baik Atau Buruk Bagi Pengguna Laporan Keuangan?” Accounting.Binus.

Amalia, Dina. 2023. “Manajemen Laba Sebagai Strategi Dalam Akuntansi.” Jurnal.Id jurnal.id.

Elfira, Anisa. 2014. “Pengaruh Kompensasi Bonus Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.” Universitas Negeri Padang.

Firdaus, Yongky. 2008. “Mekanisme Corporate Governance Untuk Mengantisipasi Terjadinya Manajemen Laba.” Widya Mandala Catholic University Surabaya.

Nani, Dhiona Ayu, and Chinthia Annisa Vinahapsari. 2020. “Efektivitas Penerapan Sistem Insentif Bagi Manajer Dan Karyawan.” Jurnal Bisnis Darmajaya 6(1):44–54.

Pujiningsih, Andiany Indra. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Praktik GCGdan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007- 2009.” Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro.

Sandria, Ferry. 2021. “Deretan Skandal Lapkeu Di Pasar Saham RI, Indofarma-Hanson!” CNBC.

Zeptian, Andra, and Abdul Rohman. 2013. “Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Governance , Struktur Kepemilikan , Dan Ukuran Perusahaan.” Diponegoro Journal of Accounting 2:1–11.

Zakat sebagai Sistem Keberlanjutan dalam Ekonomi…

Zakat, sebagai salah satu pilar Islam, memiliki potensi besar dalam menciptakan sistem ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Secara historis, zakat bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan...
Aurelia
1 min read

Akuntansi Syariah: Prinsip, Penerapan, dan Tantangannya

Oleh Razanah Taufik (Mahasiswi STEISEBI) Akuntansi syariah adalah sistem akuntansi yang dirancang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip ini meliputi pelarangan riba (bunga), gharar (ketidakpastian),...
Endah Nawal
2 min read

Pilihan antara Karier dan Keluarga: Perspektif…

Bagi banyak Muslimah, memilih antara karier dan keluarga bisa menjadi keputusan yang rumit dan penuh pertimbangan. Di satu sisi, ada keinginan untuk mencapai kesuksesan...
Aulia
1 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.