Ulasan tentang Tari Serimpi dari Gerak, Kostum, Sejarah dan Asal Daerahnya – Indonesia memiliki berbagai ragam seni dan juga budaya, ini dikarenakan banyaknya suku yang ada di Indonesia yaitu hampir 1500 suku tinggal di negeri dengan populasi terbesar ke 4 di dunia.
Tari Serimpi
Tiap suku memiliki ciri khas yang jadi daya tarik tersendiri. Salah satunya adalah berbagai jenis tari tradisional Indonesia yang mewakili tiap suku masyarakat di negeri ini. Banyak orang yang kagum akan tarian Indonesia yang memiliki keunikan dan gaya yang khas.
Keunikan Tari Serimpi
Masih segar dalam ingatan, saat beberapa tarian Indonesia diakui sebagai tarian asli negara tetangga. Tak perlu disebutkan negara mana dan tarian apa, yang menjadi masalahnya adalah kita sebagai warga negara Indonesia yang tak pandai menjaga warisan budaya. Peristiwa tersebut menjadi teguran untuk diri kita pribadi untuk selalu belajar dan menjaga warisan budaya Indonesia.
Sejarah Tari Serimpi
Tari serimpi merupakan tarian sakral yang dahulu hanya dipentaskan oleh kalangan internal keraton. Kata serimpi merujuk pada makna impi atau mimpi, mengingat jika menyaksikan tari serimpi penonton seperti terbuai alunan musik dan gerak luwes penari, seolah-olah penonton masuk ke dalam dunia mimpi.
Nama serimpi juga dikaitkan dengan 4 unsur dalam kehidupan manusia yang mewakili 4 orang penari, yaitu grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah).
Sebagai tarian yang lahir dari kalangan Keraton Jawa, baik Keraton Surakarta maupun Keraton Yogyakarta. Tari serimpi memiliki banyak jenis, salah satunya adalah dari serimpi sangupati. Tari serimpi ini diciptakan dengan nama tari serimpi sangapati, yang berasal dari gabungan kata sang dan apati yang secara harfiah bisa diartikan sebagai sang pengganti raja.
Merunut pada sejarahnya, tari serimpi sangupati sebenarnya sudah ada sejak pemerintahan Pakubuwono VI. Namun, pada masa pemerintahan Pakubuwono IX, tarian tersebut diubah nama menjadi tari serimpi sangupati.
Penggantian nama ini tidak lepas dari sebuah peristiwa yang dialami Keraton Surakarta pada zaman kolonialisme Belanda. Peristiwa tersebut berkaitan dengan arogansi kolonialisme Belanda yang memaksa keraton surakarta menyerahkan tanah di kawasan pesisir Pulau Jawa.
Peristiwa tersebut kemudian menghasilkan sebuah perundingan. Dalam perundingan, pihak kolonial Belanda dijamu dengan tarian serimpi sangupati. Sejak itulah tari serimpi sangapati berubah menjadi serimpi sangupati.
Penari serimpi sangupati dilengkapi dengan properti berupa pistol dan gelek inum, yaitu sebuah wadah sejenis gelas untuk menjamu tamu Belanda yang datang. Pistol tersebut diisi oleh peluru asli sebagai pertahanan jika pihak Belanda melakukan serangan.
Secara umum, penari serimpi sejak dulu menggunakan pakaian temanten puteri gaya keraton, dilengkapi dengan dodotan dan gelung bokor sebagai penghias kepala. Namun dalam perkembangannya, terjadi banyak perubahan, seperti misalnya penggunaan kain seredan, baju tanpa lengan berwarna terang, dan bulu burung kasuari sebagai hiasan kepala.
Keris menjadi salah satu properti penting yang biasanya diselipkan menyilang ke kiri. Penggunaan properti keris tidak lepas dari representasi tari serimpi sebagai tarian keraton. Meski demikian, pada tari serimpi sangupati, properti keris diganti dengan pistol. Hanya saja, jika dahulu pistol diisi dengan peluru sungguhan, kini properti tersebut hanya menjadi pelengkap tarian saja.
Tari serimpi sangupati memiliki makna mendalam tentang nilai-nilai luhur agar manusia mampu melawan dan mengendalikan hawa nafsunya sendiri. Pesan dalam gerakan tari serimpi juga mengajarkan agar segala tingkah laku manusia mengandung jalan kebaikan dan kesejahteraan. Satu lagi kesenian tradisi yang lahir dari kehidupan keraton yang harus dijaga dan dilestarikan agar keberadaannya tidak punah termakan zaman.
Tak banyak yang tahu, bahwa dunia jatuh hati dengan beberapa tarian nusantara. Salah satunya adalah tari Serimpi, yang sering ditampilkan dalam beberapa even yang ada di luar negeri. Nah, seperti apa fakta dibalik tari Serimpi ini, simak ulasannya berikut.
Penamaan Tari Srimpi
Tari Srimpi pada umumnya disebut dengan nama gendhing pengiringnya, misalnya pada Srimpi Pandhelori mempergunakan Gendhing Pandhelori atau Srimpi Merak Kesimpir dengan iringan Gendhing Merak Kesimpir. Adapula Srimpi yang dinamai dengan nama cerita atau tema yang diungkapkan. Misalnya, Srimpi Renggawati yang mengisahkan Prabu Angling Darma saat menjelma menjadi burung meliwis putih untuk mencari titisan Dewi Renggawati. Meski diiringi dengan gendhing Renyep, Srimpi yang dibawakan oleh lima penari ini jarang dikenal dengan nama Srimpi Renyep.
Kisah atau tema tari Srimpi banyak diilhami dari berbagai cerita, termasuk kisah Mahabharata dan Serat Menak. Misalnya Srimpi Pandhelori yang mengisahkan pertarungan antara Dewi Sudarawerti dengan Dewi Sirtupelaeli, atau Srimpi Muncar yang menceritakan pertarungan antara Dewi Kelaswara dengan Dewi Adaninggar saat memperebutkan Wong Agung Jayengrana. Cerita dalam Srimpi dibawakan dalam bentuk Gerongan, lagu yang dibawakan oleh pesindhen untuk menghidupkan jalannya cerita.
Tarian dari Surakarta dan Yogyakarta
Tari Serimpi berasal dari daerah Surakarta dan Yogyakarta. Tarian Serimpi merupakan salah satu tari klasik yang dimainkan oleh beberapa penari wanita cantik dan anggun.
Bentuk Kesopanan Perilaku Masyarakat
Tarian ini menggambarkan kelemah-lembutan dan kesopanan yang diperlihatkan dari gerakan yang pelan dan lembut oleh masing-masing penarinya. Tarian yang sarat akan makna untuk selalu mengajarkan dan menjaga kesopanan diri dimanapun berada serta selalu bersikap baik terhadap semua orang tanpa memandang agama, suku, ras ataupun warna kulit.
Sebagai Perantara ke Alam Mimpi
Nama Serimpi sendiri oleh Dr. Priyono dikaitkan dengan akar kata “impi” atau mimpi. Gerakan lemah gemulai tarian serimpi yang berdurasi 3/4 hingga 1 jam itu dianggap mampu membawa para penonton ke alam lain (alam mimpi). Penonton akan terhanyut dan terbawa oleh alur tarian Serimpi yang memiliki waktu pementasan cukup lama. Tak banyak yang menyadari bahwa tarian ini merupakan tarian yang menggerakkan alam bawah sadar penonton untuk ikut ambil bagian dalam setiap alur tarian.
Tarian Sakral Keraton
Konon, munculnya tari Serimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan Mataram, saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Dan tarian ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton sebagai ritual kenegaraan hingga peringatan Naik Tahta Sultan.
Menjaga Keaslian Tari
Pada era sekarang ini tari Serimpi sendiri tak hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton, namun sudah dipentaskan di berbagai negara sebagai wujud pengenalan budaya kepada negara lain. Meskipun telah dipentaskan di negara lain, tidak mengurangi kesakralan tarian Serimpi sendiri. Karena pada saat sebelum pentas, terdapat ritual sendiri dari tetua, untuk memohon ijin kepada leluhur, hal itu dilakukan untuk menjaga warisan leluhur agar tetap terlindungi, dan terjaga keasliannya.
Akhir Kata
Itulah Tarian Asli Indonesia, tari Serimpi yang sudah mendunia, sebenarnya masih banyak lagi tarian Indonesia lainnya jadi ciri khas tiap daerah yang memesona di mata dunia. Indonesia sangat terkenal dengan seni dan budayanya, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikannya budaya yang kita punya.