Akad Transaksi dalam Ekonomi Syariah: Pengertian, Jenis, dan Contoh

2 min read

Ditulis oleh 

Saufa yukthika, mahasiswa STEI SEBI

Akad transaksi adalah salah satu konsep penting dalam ekonomi syariah. Akad transaksi adalah ikatan antara dua perkara, baik secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu aspek maupun dari dua aspek. Akad transaksi menunjukkan kesepakatan dan kehendak para pihak yang terlibat dalam suatu transaksi ekonomi yang sesuai dengan syariah.

Jenis-Jenis Akad Transaksi dalam Ekonomi Syariah

Ada banyak jenis akad transaksi dalam ekonomi syariah, namun secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

Akad Muamalah. Akad muamalah adalah akad transaksi yang berkaitan dengan urusan duniawi, seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, dan lain-lain. Akad muamalah bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, asalkan tidak bertentangan dengan syariah.

Akad Ibadah. Akad ibadah adalah akad transaksi yang berkaitan dengan urusan ukhrawi, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Akad ibadah bersifat tetap dan tidak dapat diubah atau ditambah oleh manusia, karena sudah ditetapkan oleh Allah SWT.

Syarat dan Rukun Akad Transaksi dalam Ekonomi Syariah

Agar suatu akad transaksi dalam ekonomi syariah sah dan valid, maka harus memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syariah. Syarat dan rukun akad transaksi dalam ekonomi syariah adalah sebagai berikut:

Syarat Akad. Syarat akad adalah hal-hal yang harus dipenuhi agar akad dapat dilakukan. Syarat akad meliputi:

  • Adanya pihak yang berakad. Pihak yang berakad harus memiliki akal sehat, baligh, dan mampu mengurus harta benda.
  • Adanya ijab dan qabul. Ijab adalah pernyataan penawaran dari salah satu pihak yang berakad, sedangkan qabul adalah pernyataan penerimaan dari pihak lainnya. Ijab dan qabul harus sesuai dengan syarat-syarat tertentu, seperti jelas, tegas, segera, dan sejenis.
  • Adanya objek akad. Objek akad adalah barang atau jasa yang menjadi subjek transaksi. Objek akad harus memiliki sifat-sifat tertentu, seperti halal, bermanfaat, ada, jelas, milik sendiri atau milik orang lain dengan izinnya, dan dapat diserahkan.

Rukun Akad. Rukun akad adalah hal-hal yang harus ada dalam akad agar akad dapat berjalan. Rukun akad meliputi:

  • Pihak yang berakad. Pihak yang berakad adalah orang-orang yang melakukan akad dengan kesepakatan dan kehendaknya sendiri.
  • Sighah. Sighah adalah lafaz atau ucapan yang digunakan untuk mengikatkan akad antara pihak-pihak yang berakad. Sighah terdiri dari ijab dan qabul.
  • Objek akad. Objek akad adalah barang atau jasa yang menjadi subjek transaksi antara pihak-pihak yang berakad.

Contoh-Contoh Akad Transaksi dalam Ekonomi Syariah

Berikut ini adalah beberapa contoh akad transaksi dalam ekonomi syariah beserta penjelasannya:

Akad Mudharabah. Akad mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak, yaitu shahibul maal (pemilik modal) dan mudharib (pengelola usaha). Shahibul maal menyediakan modal secara penuh untuk usaha yang dijalankan oleh mudharib, sedangkan mudharib bertanggung jawab untuk mengelola usaha tersebut. Keuntungan usaha dibagi sesuai dengan nisbah (persentase) yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahibul maal, kecuali jika disebabkan oleh kelalaian atau kecurangan mudharib.

Akad Musyarakah. Akad musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih yang sama-sama menyediakan modal dan tenaga untuk usaha yang dijalankan bersama. Keuntungan usaha dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan perbandingan modal yang disetorkan.

Akad Murabahah. Akad murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati sebelumnya. Pihak penjual harus memberitahukan harga pokok dan keuntungan kepada pihak pembeli secara jelas dan transparan. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau kredit.

Akad Salam. Akad salam adalah akad jual beli barang yang belum ada atau belum diproduksi dengan harga dan spesifikasi yang disepakati sebelumnya. Pembayaran harus dilakukan secara tunai dan penuh di awal, sedangkan penyerahan barang dilakukan kemudian pada waktu yang ditentukan.

Akad Istishna. Akad istishna adalah akad jual beli barang yang dibuat sesuai dengan permintaan pembeli dengan harga dan spesifikasi yang disepakati sebelumnya. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau kredit, sedangkan penyerahan barang dilakukan setelah barang selesai dibuat.

Sumber :

1. https://www.kompasiana.com/audinadistiakartikasari/60d8e9f7d541df0a1a6c0b6c/akad-transaksi-dalam-ekonomi-syariah

2. https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/jenis-akad-dalam-ekonomi-syariah

3. https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/31/akad-syariah 4. https://www.wartanusantara.id/2023/07/akad-transaksi-dalam-ekonomi-syariah.html?m=1

Zakat sebagai Sistem Keberlanjutan dalam Ekonomi…

Zakat, sebagai salah satu pilar Islam, memiliki potensi besar dalam menciptakan sistem ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Secara historis, zakat bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan...
Aurelia
1 min read

Akuntansi Syariah: Prinsip, Penerapan, dan Tantangannya

Oleh Razanah Taufik (Mahasiswi STEISEBI) Akuntansi syariah adalah sistem akuntansi yang dirancang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip ini meliputi pelarangan riba (bunga), gharar (ketidakpastian),...
Endah Nawal
2 min read

Pilihan antara Karier dan Keluarga: Perspektif…

Bagi banyak Muslimah, memilih antara karier dan keluarga bisa menjadi keputusan yang rumit dan penuh pertimbangan. Di satu sisi, ada keinginan untuk mencapai kesuksesan...
Aulia
1 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.