Waqi’iyah mempunyai pengertian sebagai situasi dan kondisi saat ini bahwa manusia dan agama dianggap dua hal yang berbeda karena adanya faham sekularisasme. Leonardo Da Vinci pernah menulis jurnal tentang penerbangan pertama umat muslim yang bernama Abbas. Lalu kemudian jurnalnya tersebut ditemukan oleh Rain bersaudara yang akhirnya mereka disebut sebagai penemu pesawat terbang, padahal mereka pun terinspirasi dari jurnal Leonardo da vinci yang terinspirasi pula dari Abbas.
Banyak orang eropa atau orang barat menganggap bahwa agama itu terlalu menghambat perkembangan teknologi yang akhirnya mereka meninggalkan agama sehingga menjadikan mereka memisahkan agama dengan kehidupan sehari-hari. Semua itu disebabkan karena bangsa barat mengalami trauma sejarah yang membuat mereka sekarang menerapkan keputusan sekularisme dalam kehidupan sehari-hari, dan yang paling populer adalah negara Perancis yang menyebut diri mereka sendiri sebagai negara sekuler.
Setelah pandangan sekularisme itu dikembangkan yang terjadi adalah split personality atau kepribadian yang terpecah, kepribadian yang berbeda, cara pandang terhadap agama dan dunia sangat berbeda. Jika kita lihat kasus korupsi di Indonesia kita sering mendengar ada istilah korupsi berjamaah, kemudian ada orang dianggap baik rajin memberikan sedekah tapi tertangkap tangan oleh KPK, bahkan ada salah seorang gubernur yang mana ia pernah mendapatkan gelar anti korupsi dari harian nasional tapi ditangkap karena kasus korupsi. Ini maknanya terjadi split personality.
Banyak orang memandang bahwa agama dan ilmu pengetahuan harus dipisahkan dan mereka menganggap bahwa itu merupakan dua hal yang berbeda dan tidak bisa disatukan. Proses pemisahan dua sisi ini akarnya adalah kapitalisme dan sekularisme. Kapitalisme adalah segala sesuatu yang harus dinilai dari sisi materi. Jika tidak dapat terlihat maka menurut faham materialisme ini tidak dapat diakui atau dibuktikan. Dalam teori kapitalisme memiliki faham yaitu dengan modal sekecil-kecilnya untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan segala cara.
Sebagaimana yang kita tahu, dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa masuklah kedalam islam dengan menyeluruh. Karena segala sesuatu yang ada didalam agama Islam itu tidak bisa dipecah belah, tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa di sekularisasi. Misalnya saja antara islam dengan transaksi ataupun Islam dengan kebudayaan, yang mana justru dengan nilai-nilai islam tersebut akan memberikan pengaruh yang lebih baik.
Ada pepatah arab yang berbunyi “Man Arofa Nafsahu Faqad Arafa Rabbahu” yang artinya barangsiapa memahami dirinya maka ia memahami tuhannya. Di Yunani, kita mengenal Aristoteles yang dipopulerkan oleh Islam, yang sebelumnya oleh orang Eropa dianggap sebagai sampah. Ada tiga pernyataan Aristoteles yang cukup populer yaitu manusia akan mencapai kebahagiaan manakala ia mampu menjawab 3 pertanyaan basic yaitu apabila manusia mampu menjawab darimana dia berasal, untuk apa ia diciptakan, dan akhir kematian seorang manusia itu akan menju kemana. Apabila 3 hal ini mampu dijawab , maka manusia akan mencapai kebahagiaan yang halkiki. Apabila kita melihat di dalam Alqur’an, pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah dijawab oleh Al-qur’an.
Islam menamakan manusia dengan 4 sifat, yaitu Al Basyar, Al Insaan, An Nas dan Bani Adam. Al Basyar adalah manusia dengan seluruh sifat fisik manusianya. Menggambarkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah basyarun mitslukum. Manusia seperti kalian, mengalami kesedihan, dll. Bahkan rasul pernah tertusuk panah pada saat perang uhud dan itu menunjukkan bahwa rasul adalah manusia biasa.
Al Insan karena dengan seluruh sifat-sifat karakter, emosionalnya, kelemahannya, maka disebut dengan Al Insan. Al insanu minal khoto wannisyan. Manusia yang tidak luput dari khilaf dan kesalahan, insan itu manusia yang sifatnya metafisik. An nas karena manusia adalah makhluk sosial tidak bisa dilepaskan dari interaksi sosial, membutuhkan manusia yang lain. Termasuk apa yang kita konsumsi hari ini memerlukan proses yang panjang melalui rantai ekonomi. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian. An Nas adalah bentuk jamak maka apabila manusia sendirian tidak disebut an nas.
Bani adam menjelaskan bahwa manusia berasal dari turunan adam, bukan berasal dari evolusi. Manusia pertama adalah Adam, manusia kedua adalah Siti Hawa. Lalu banyak keturunan-keturunan nya. Allah menciptakannya dengan kun fayakun. Lalu ada manusia yang diciptakan tanpa orangtua, tanpa ayah yaitu nabi Isa. Maka pengikut agama nashrani yang menyimpang menganggap bahwa nabi isa aalah tuhan.
Manusia adalah tersusun dari jasad dan ruh, tidak ada manusia yang jasadnya saja dan tidak ada juga yang ruh nya saja. Maka harus digabungkan antara ruh dan jasad agar disebut manusia. Al qur’an menyebutkan bahwa manusia diciptakan dengan ciptaan yang sempurna. Adapun visi dan misi manusia sederhana saja yaitu untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Maka kesimpulannya adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, kita harus memperbaiki hubungan kita kepada Allah SWT, dengan cara selalu mengiringi setiap kegiatan yang kita lakukan dengan Allah SWT. Tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan dengan agama, tidak memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat, juga tidak memisahkan antara hubungan antara manusia dengan hubungan kepada Allah SWT. Jika semua itu kita lakukan, maka InsyaAllah kebahagiaan hakiki lah yang akan kita dapatkan.
Penulis : Yulia Mupidah
Mahasiswa STEI SEBI