70 Pantun Islami Penuh Makna Hidup

4 min read

Pantun Islami Penuh Makna

Pantun Islami Penuh Makna untuk Bekal Mati – Halo sobatnesia, pada kesempatan ini saya akan berbagi sebuah Pantun yang bertemakan agama islam. Dimana pantun ini nantinya sebagai Nasehat dan juga untuk menguatkan kita agar ketaqwaan dan keimanan kepada Allah semakin kuat dan meningkat amal ibadahnya.

Pantun Islami Penuh Makna

Tentu kita menginginkan sebuah dunia yang nyaman setelah mati, karena di alam kubur kita tidak ditemani oleh manusia melainkan akan ditemani oleh amal perbuatan kita selama masa hidup ini. Nah, semoga kumpulan bait pantun ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi sobat semua. Untuk itu mari simak ulasan pantunnya berikut ini !

Naik kelapa memetik daun,
Terlihat indah tanduk rusa.
Untuk apa hidup seribu tahun,
Jika hanya menumpuk dosa.

Pengembara duduk termenung,
Angin pelan di bawah pinang.
Walau harta sebanyak gunung,
Tiada iman tak akan tenang.

Buka tutup pintu peti,
Sangat indah si kumbang janti.
Gunakan hidup sebelum mati,
Agar tidak menyesal nanti.

Kota Kediri sungguh indah,
Terbentang luas banyak sawah.
Hidup ini untuk ibadah,
agar kita mendapat berkah.

Melempar sauh ke samudra,
Senja redup tiada cahaya.
Jangan jauh daripada-Nya,
Supaya hidup tenang bahagia.

Di sini gunung di sana gunung,
Di tengah-tengah ada lembahnya.
Di sini bingung di sana bingung,
jika hidup tiada agama.

Kawan lama hendak bertemu,
Rasa damai hingga ke sulbi.
Beribadah berdasar ilmu,
Agar sesuai sunnah Nabi.

Tangkai bunga retak patah,
Tersiram hujan daunnya basah.
Menegakkan agama jangan salah,
Agar amalan tak sia-sia.

Tepi laut tempat si kerang,
Setangkai papan untuk berenang.
Kalau menurut agama yang terang,
Jalani kehidupan niscaya tenang.

Batu bata warna merah,
Minyak zaitun dari Mekah.
Cari harta usah serakah,
Walau banyak tiada berkah.

Tebang pinang waktu malam,
Ombak menerjang batu karang.
Terkenang kenangan silam,
Betapa banyak dosa menggenang.

Tanam kacang tanam kubis,
Tepi rawa burung kenari.
Usia semakin habis,
Dicabut nyawa suatu hari.

Burung kenari burung elang,
Bunga rampai berselang-selang.
Suatu hari pastilah pulang,
Jangan sampai bekal hilang.

Rumah lama dari papan,
depan rumah ada tangga.
Hanya ada dua jalan di depan,
Ke neraka ataukah ke surga.

Indah taman tanahnya subur,
Kalau dicangkul makin gembur.
yang beriman kan masuk kubur,
yang kafir pun kan masuk kubur.

Tengah taman hujan kilat,
Banyak keluar hewan serangga.
Orang beriman mendapat nikmat,
Di alam kubur memandang surga.

Ubur-ubur di pantai basah,
Batu ukir batu keramat.
Orang kufur mendapat siksa,
Dihimpit bumi hingga kiamat.

Pagi hari penuh cahaya,
Kayu tua banyak lumut.
Suatu hari si kafir percaya,
Saat malaikat maut menjemput.

Sungguh nyaman naik pelana,
Jalan lebar ke kebun nangka.
Sungguh-sungguh tidak berguna.
Bersabar kelak di neraka.

Anak manis suka bermanja,
Orang tua selalu bangga.
Bersabar di dunia sebentar saja,
setelah mati menikmati surga

Hidup ini tidak akan bertahan lama, karena semua orang yang hidup akan mendapati kematian, maka dari itu, alangkah indahnya jika detik ini kita mempersiapkannya untuk bekal hidup setelah menjalani kematian. Baca Juga : Pantun Pembuka dan Penutup Pidato

Pohon kelapa daunnya basah,
Terkena hujan di waktu senja.
Untuk apa berkeluh kesah,
Bersabar itu lebih utama.

Menggantung tinggi sarang lebah
Anak pintar mendapat piala.
Dunia ini tempatnya musibah,
Agar kita mendapat pahala.

Daun lebat dahannya lebar,
Menjulang tinggi di atas tanah.
Berbuat taat mestilah sabar
Supaya bisa istiqomah.

Indramayu kota mangga,
Dijual ke pasar saat lebaran.
Salam sejahtera untuk ahli surga,
Sebagai balasan tiap kesabaran.

Menulis surat di atas kertas,
Membeli cabai dan lengkuas.
Pahala sabar tiada terbatas
Itulah pemberian yang sangat luas.

Burung pelikan dari Sumbawa,
Angin bertiup bendera berkibar.
Allah berikan jubah wibawa,
Pada insan berhati sabar.

Pangeran naik kereta kencana,
Hendak melihat anak rusa.
Jika tertimpa bala bencana,
Moga menjadi penggugur dosa.

Sawah dipanen hasilnya hampa,
Sabar hati si anak desa.
Bencana datang menimpa,
Agar di akhirat tak bawa dosa.

Pergi berburu sambil berkemah,
Membawa tali untuk mengikat.
Tunaikan sholat subuh berjamaah,
Karena disaksikan oleh malaikat.

Beratap langit beralas tanah,
Kain batik kain sulam.
Siapa sholat subuh berjamaah,
Laksana sholat setengah malam.

Minum obat agar sembuh,
Semua obat pahit rasanya.
Dua rakaat sebelum subuh,
Lebih berharga dari seluruh dunia.

Hari teduh main di taman,
Main ke kolam melihat ikan.
Sholat subuh tanda iman,
Meninggalkannya kemunafikan.

Pohon jati untuk mengukir,
Ujung kayu tolong pahatkan.
Setelah sholat membaca dzikir,
Dzikir pagi jangan ditinggalkan.

Jangan duduk di atas meja,
Permadani untuk sang raja.
Walau sibuk dalam bekerja,
Terdengar adzan tinggalkan saja.

Putih mukena berhias renda,
Beli di pasar murah harganya.
Adzan adalah sebuah tanda,
Agar kita menghadap kepada-Nya.

Pulut dibuat agar melekat,
Menangkap burung berjumlah empat.
Sholat dzuhur empat rakaat,
Mengerjakannya beroleh berkat.

Kancil lapar belum makan,
Cari makan mendapat tulang.
Jika dhuzur ditunaikan,
Hidup ini terasa lapang.

Surya bersinar, cahaya datang,
Jika berdiri akan membayang.
Damai hati setelah sembahyang,
Itulah tanda Allah sayang.

Antara besi dengan baja,
Ada pohon sarang lebah.
Antara siang dengan senja,
Sholat ashar di tengah-tengah.

Pohon roboh kayu menimpa,
Terhalang pula jalan raya.
Sholat ashar jangan dilupa,
Pahala besar ada di sana.

Pagi hari pergi ke pasar,
Ambil dengan timba.
Mari tunaikan sholat ashar,
itu kewajiban sebagai hamba.

Putih warna kulit domba,
Domba dari Tanjung Pinang.
Bila senja telah tiba,
Sholat maghrib kan menjelang.

Sudah besar pohon randu,
Dari benih yang disemai.
Adzan maghrib terdengar syahdu,
Membuat jiwa merasa damai.

Lalu lalang berbagai ikan,
Dari kolam tolong ambilkan.
Tiga rakaat kita kerjakan,
berjamaah di masjid kita tunaikan.

Zaman berputar berganti masa,
Kebun binatang tempat si rusa.
Sholat subuh sholat isya,
Oleh munafik berat dirasa.

Kematian seseorang tidak bisa di prediksi kapan terjadi, namun semua orang akan mengalami kematian. Dari pada kita sengsara dan susah setelah mati maka mulai detik ini hendaknya kita menyiapkan bekal untuk hidup setelah mati dan di alam kubur.

Bila ingin melihat rusa,
Jangan cari di dekat rawa.
Tutup hari dengan isya,
Akan tenang sekujur jiwa.

Depan rumah ada kolam,
Tempat menanam bibit ikan.
Lima waktu sehari semalam,
Semua harus ditunaikan.

Apa tanda tandan kelapa?
Berbutir-butir di pelepah.
Apa tanda orang yang bertaqwa?
Menegakan sholat tak pernah dilupa.

Alangkah nikmat hidup berpikir,
Pergi ke kebun memetik jagung.
Tegakan sholat untuk berdzikir,
Mengingat Allah yang maha Agung.

Terbang nyamuk terbang lalat,
Singgah ke kue hari raya.
Siapa yang istiqomah dalam sholat,
Hati lapang penuh bahagia.

Perahu berlayar lewat selat,
Air habis mestilah hemat.
Jangan lupa tunaikan sholat,
Agar di dunia akhirat selamat.

Tangan sakit sampai melepuh,
Sinar datang hadir bayangan.
Bangunlah di waktu shubuh,
Jangan suka kesiangan.

Hari kiamat dunia hancur,
Yaumul hisab tiada uzur.
Kalau engkau selalu jujur,
Tentu hidup akan mujur.

Ladang jauh ada sumur,
Petani menanam banyak sayur.
Jika ingin hidup makmur,
Jangan lupa berlaku jujur.

Panjang tombak hanya sehasta,
Untuk berburu hewan rusa.
Untuk apa berkata dusta,
Kalau akhirnya jatuh ke neraka.

Kalau berburu hewan rusa,
Jangan dibuang tanduk indahnya.
Siapa orang suka berdusta,
Hatinya tak mungkin bisa bahagia.

Perahu kecil mudah tenggelam,
Dayung perahu sekuat tenaga.
Bila teringat dosa silam,
Menetes pula air mata.

Ingin hati ke pulau jawa,
Entah kenapa ingat sumatra.
Ingin hati selalu bertakwa,
Entah kenapa sering tergoda.

Hari hujan masuk ke gua,
Jalan setapak hutan belantara.
Kepada Allah aku berdoa,
Memohonkan segala pinta.

Simpan ikan dalam bubu,
Perut lapar mari makan.
Terkenang badan pada Ibu,
Penuh sayang sepanjang zaman.

Jahe merah untuk jamu,
Embun pagi membuat basah.
Ayah Ibu maafkan anakmu,
Bila hanya membuat susah.

Hari raya masak ketupat,
Banyak orang memberi selamat.
Hidup di dunia sangat singkat,
Akhirnya akan datang hari kiamat.

Sungguh enak ikan pari,
Apalagi kalau diasap.
Akan datang suatu hari,
Semua amal akan dihisab.

Pagi hari main di taman,
Bapak tani membawa pacul.
Dunia telah di akhir zaman,
Tanda kiamat telah muncul.

Pagi hari makan tomat,
Nasi ketan hanya sekepal.
Jangan takut hari kiamat,
Takutlah bila tak punya amal.

Akhir Kata

Nah, itulah kumpulan pantun islami yang dapat saya sajikan. Semoga ulasan kali ini dapat bermanfaat dan bisa menambah semangat kita dalam beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Janganlupa niatkan mulai hari ini untuk terus istiqomah bertaqwa kepada Allah SWT. Semoga kita semua termasuk dalam orang yang beruntung baik itu di dunia dan di akhirat. Baca juga : 100 Pantun Belajar di Rumah Penuh Semangat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink