Kamu Bukan Ahlinya, Jadi Jangan So Tahu Ya

1 min read

https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fwww.buddy-project.org%2Farticles%2Fwhen-self-diagnosis-becomes-necessary&psig=AOvVaw1YJMnIY3vdJb5bGVu5Lk1j&ust=1677553170994000&source=images&cd=vfe&ved=0CBEQjhxqFwoTCPjv9PLatP0CFQAAAAAdAAAAABAE

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi membantu kita dalam segala hal, dan informasi tentang apapun bisa didapat dengan mudah. Tapi dengan melimpahnya informasi tentunya ada beberapa gejala yang ditimbulkan, dia tanya gejala sosial dan juga psikologis. Secara sosial yang akan timbul adalah “shock culture” karena perbedaan nilai-nilai sosial di masyarakat yang menyebabkan beberapa pesan yang ada di dalam suatu informasi dapat menimbulkan pertentangan. Dampak psikologis nya yaitu dapat menyebabkan ‘iinfoglut. Masyarakat akan merasa cape karena banyak informasi yang diterimanya. Nah hal ini ada kaitannya dengan self diagnosis.

Self diagnosis adalah proses diagnosa yang dilakukan oleh seseorang tanpa bantuan seorang dokter atau tenaga medis lainnya. Self diagnosis biasanya dilakukan ketika seseorang mengalami gejala-gejala tertentu yang ia anggap mungkin merupakan penyakit tertentu, dan ia ingin mengetahui lebih lanjut tentang masalahnya. Self diagnosis dapat dilakukan dengan cara menelusuri informasi tentang gejala dan penyakit yang dialami seseorang, mempelajari tentang penyakit-penyakit yang mungkin mendasari gejala yang dirasakan, dan bertanya kepada rekan-rekan, teman, atau anggota keluarga tentang masalahnya.

Apakah self diagnosis itu berbahaya? Jawabannya adalah ya. Melakukan self diagnosis bisa berbahaya bagi tubuh dan mental kamu, karena belum tentu diagnosa yang kamu lakukan tepat dan apabila kamu tidak meminta bantuan tenaga profesional untuk memberikan diagnosa lanjutan kamu hanya akan mengira-ngira apa yang sedang terjadi pada dirimu, akibatnya kamu tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Selain itu jika kamu lebih memilih untuk melakukan self diagnosis daripada pergi menemui tenaga profesional bisa jadi yang kamu alami ternyata lebih serius tetapi tidak bisa kamu deteksi. Gejala yang kamu alami mungkin lebih parah dari yang kamu duga ataupun sebaliknya namun kamu tidak mengetahui hal tersebut.  Hai jika hal tersebut terus berkelanjutan bisa jadi self diagnosis yang kamu lakukan memicu munculnya gangguan-gangguan lain yang sebelumnya tidak kamu miliki. Dan pada akhirnya kamu memiliki banyak gangguan dalam diri kamu padahal sebelumnya kamu hanya memiliki satu gangguan.

Jika kamu merasa bahwa ada yang salah dengan mental mu namun kamu tidak ingin keluar rumah untuk bertemu dengan psikolog untuk membantu kamu, maka kamu jangan mendiagnosa diri kamu sendiri. kamu  bisa menggunakan aplikasi yang  akan membantumu untuk bisa berkonsultasi dengan psikolog secara online. Oleh karena itu, sebaiknya tentu saja apabila memang merasakan adanya satu kondisi yang tidak nyaman datanglah ke para ahli yang memang memiliki kompetensi dan tentu saja sertifikasi yang terkait ya terutama izin praktek.

Dapat disimpulkan bahwa self-diagnosis adalah ketika kamu melakukan diagnosa mandiri dan beropini bahwa kamu mengalami sesuatu baik fisik maupun psikis. Ada beberapa dampak buruk yang akan terjadi setelah kamu melakukan self diagnosis, yaitu:

1. Salah Diagnosis

Diagnosis dilakukan berdasarkan analisis yang mendalam, mulai dari gejala, faktor lingkungan dan pemeriksaan fisik serta studi penunjang. Beberapa diantaranya dibutuhkan untuk melakukan observasi lebih lanjut untuk menentukan apakah memiliki masalah fisik dan mental. Dalam diagnosis diri, faktor-faktor penting dapat diabaikan dan diagnosis ditegakkan bisa saja salah. Gejala yang dialami tidak bisa hanya dicocokkan dengan gejala yang tercantum tanpa adanya pemeriksaan. 

2. Salah penanganan

Kemungkinan besar, diagnosis yang salah akan membuat penanganan yang salah juga. Obat-obatan yang dibeli setelah kita diagnosis diri dapat menyebabkan masalah fatal. Setiap penyakit memiliki pengobatan, jenis dan dosisnya masing-masing sehingga jika kita mendiagnosa diri sendiri efek samping yang ditimbulkan akan berbahaya.

3. Menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih parah

Diagnosis sendiri dapat memperburuk penyakit yang dialami.Obat atau pengobatan yang salah tidak bisa menyembuhkan rasa sakit penderitanya, tetapi akan memicu penyakit yang lain.

Penulis: RIVA ADHA VAUZIAH

Mahasiswa STEI SEBI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink