Negosiasi di Kehidupan Sehari-hari – Dalam kehidupan tentu kita akan banyak bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain, dan saat bersosialisasi kita memerlukan komunikasi yang baik.
Dengan komunikasi yang baik tentunya akan menghasilkan hasil yang baik pula, sebaliknya dengan komunikasi yang tidak baik dapat memicu terjadinya perbedaan pendapat, perdebatan bahkan perkelahian. Namun perbedaan pendapat tidak selalu terjadi karna komunikasi yang tidak baik, perbedaan pendapat umumnya memang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari hari karena masing masing orang pasti memiliki pendapat yang ingin dipertahankan.
Hal ini sering terjadi, seperti antara pembeli dan penjual, suami dan istri, ibu dan anak juga dalam pertemanan dan lingkungan tempat kerja. Contoh kecil seperti percakapan dalam keluarga yang membahas ingin liburan kemana, sang ayah ingin berlibur di rumah nenek sedangkan anak ingin liburan ke pantai, namun keduanya sama sama ingin pendapatnya dituruti maka diperlukan negosiasi untuk menghasilkan kesepakatan bersama agar rencana menjadi lancer dan perjalanan terasa senang dan gembira.
Nah negosiasi sendiri merupakan proses perbincangan tawar menawar atau perundingan untuk mencapai kesepakan bersama, negosiasi bisa dilakukan baik formal maupun non formal. Negosiasi biasa dilakukan untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi dari masalah yang dihadapi oleh pihak pihak yang ikut didalam negosiasi tersebut. Tak jarang negosiasi menghasilkan hasil yang hanya menguntungkan satu pihak dan pihak lain tak mendapatkan apapun, ada juga hasil yang kedua belah pihak tidak mendapatkan apa apa namun juga banyak hasil yang menguntungkan semua pihak dalam negosiasi.
Dalam negosiasi Ada banyak orang yang berfikir orang tua yang tidak pernah marah dan selalu menuruti keinginan anaknya adalah orangtua yang baik dan sayang pada anaknya, sebaliknya orangtua yang tidak mengikuti semua keinginan anaknya disebut tidak sayang anak dan bahkan disebut orangtua yang buruk. Padahal bukan seperti itu, marah itu suatu bentuk kasih sayang dan tidak menuruti keinginan juga salah satu bentuk suatu kasih sayang.
Banyak orang juga yang merasa dengan memfasilitasi anak barang mahal,dan selalu memberi apa yang diinginkan oleh anak adalah hal yang benar dan wujud kasih sayang, benarkah begitu? Seorang anak harus dibuat pro dan kontra sebagai latihan awal kehidupan, orangtua harus tega dan tegas menolak permintaan anak agar anak terlatih hidup di dunia yang sejatinya penuh dengan penolakan. Lalu orangtua bisa mengajukan dan menawarkan opsi lain pada anak agar terjalin komunikasi yang baik dan menimbulkan kenyamanan dan kepercayaan diantara orangtua dan anak.
Lalu barulah ajak anak untuk bernegosiasi, seperti izinkan mereka memilih hal atau benda yang mereka senangi, lalu ingatkan lagi hal yang seharusnya menjadi prioritas dirinya saat itu agar anak menjadi lebih berfikir akan manfaat dan juga guna dari barang yang ia pilih sehingga tidak dengan mudahnya menghabiskan uang yang diberikan. Dengan begitu anak menjadi lebih menyayangi dan menghargai barang barang yang ia miliki.
Jika sudah terbiasa dengan pola pikir yang positif maka orangtua tidak akan kesulitan mengatur dan juga tidak perlu khawatir mengikuti keinginan anak, orangtua cukup bertanya alasan dan apa langkah yang akan diambil sang anak berikutnya. Pada tahap ini anak sudah dilatih mentalnya untuk tidak terombang ambing di kehidupan dan terbiasa dengan penolakan, maka anak menjadi lebih tangguh dan juga mandiri.
Bernegosiasi dalam keluarga juga dapat dilatih dengan banyak hal, dengan melibatkan anak dalam memilih keputusan dalam keluarga, seperti menentukan destinasi liburan dan lainnya. Dengan begitu bisa melatih anak untuk berani menyampaikan pendapat dan ide yang dimiliki. Ada kalanya orangtua dan anak berbeda pandangan dan keinginan, sang anak sangat menginginkan sesuatu namun orangtua menolak, penolakan ini yang kadang tidak diterima oleh anak dan anak melampiaskan kemarahannya dengan cara menangis.
Orangtua tidak perlu malu ketika anak menangis didepan umum, biarkan dia melampiaskan emosinya. Cukup pandang dan dengarkan sehingga anak merasa diperhatikan dan disayangi, jangan sekali kali berpura pura untuk meninggalkan karna itu akan memperumit proses negosiasi dan anak akan merasa dibohongi.
Melakukan negosiasi pada anak juga perlu pendekatan, bisa memulai dengan memberi anak hadiah saat menjadi juara kelas, apresiasi anak saat melakukan hal hal hebat dan positif. Orang cenderung merasa bahagia dan dihargai jika proses negosiasi berjalan dengan adil, sebaliknya mereka cenderung tidak terima dan menolak tawaran yang bahkan merupakan tawaran menarik jika prosesnya memaksa. Apalagi anak, mereka cenderung akan kesal dan tidak mendengarkan jika dipaksa dan dimarahi namun bisa menjadi lembut dan sangat mendengarkan jika permasalahannya dibicarakan baik baik dari hati ke hati.
Penulis: Zhafira Muthiah
Prodi: manajemen bisnis syariah ( STEI SEBI)