Allah SWT Tidak Akan Memberikan Beban Diluar Batas Kemampuan Hambanya. – Setiap orang pasti mempunyai beban tersendiri dalam kehidupannya. Ada yang mempunyai masalah beban dalam perekonomian, ada yang dalam hal pendidikan, ada yang dalam hal hafalan qurannya, kekeluargaan atau hal-hal lainnya.
Allah SWT Tidak Akan Memberikan Beban Diluar Batas Kemampuan Hambanya
Dalam setiap menjalani bebannya pasti selalu bergandeng dengan sebuah keluh kesah dan sebuah kelelahan yang luar biasa. Ketika seseorang mempunyai beban dalam permasalahan ekonomi maka lelahnya ialah saat orang tersebut mencari nafkah untuk keluarganya, rela membanting tulang punggungnya hingga mendapatkan makanan pada hari itu.
Ketika seseorang mempunyai beban dalam pendidikan misalnya susah dalam memahami salah satu mata pelajaran seperti matematika atau pelajaran lainnya maka hal itu sangat melelahkan baginya.
Atau contoh lainnya lagi ketika seseorang sulit dalam menghafal alquran walaupun dia sudah mengurungkan niat yang kuat dalam dirinya tapi dia tidak bisa menghafal alquran tersebut dengan mudah hingga lelah. Ketika banyak keluh kesah dalam diri pasti terlintas dalam diri kita mengapa Allah memberikan beban yang begitu berat pada kita ?
Pemikiran tersebut adalah hal yang salah. Bukan Allah yang tak bersifat adil atau Allah ingin memberikan kita beban yang begitu berat, akan tetapi semakin kuat iman seseorang maka semakin banyak juga masalah yang diberikan. Oleh karna itu, ubahlah kata lelah kita menjadi lillah. Apa definisi dari lillah tersebut? Arti lillah adalah “demi atau karena Allah SWT”.
Istilah ini menjadi salah satu kosakata Arab yang populer di Indonesia. Umat Muslim kerap mengucapkan istilah ini dalam berbagai kesempatan. Asal dari lafal lillah adalah kata Allah yang terdiri dari alif, lam, lam, dan ha. Saat huruf alif dihilangkan maka lafal Allah akan menjadi kata lillah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ini diserap menjadi ‘lillahi”. Artinya di dalam KBBI pun sama, yakni demi (karena, untuk) Allah.
Dilihat dari pengertian tersebut, mungkin kalian sudah mengira bahwa maknanya berkaitan dengan keikhlasan. Manusia memang sudah seharusnya memiliki rasa ikhlas dalam melakukan berbagai hal hanya karena Allah SWT. Makna istilah ini memang sekaligus merujuk pada tingkat keikhlasan seseorang dalam berbuat.
Karena saat sesuatu yang kita lelah kita ubah menjadi lillah maka hal itu akan menjadi lebih mudah. Dan ingatlah Allah itu tidak pernah memberi kan kesulitan di atas kemampuanummatnya seperti yang dijelaskan dalam Q.S. albaqarah ayat 268
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۖ
Arinya :
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
Dalam Alquran pun sudah dijelaskan tentang hal ini. Lantas mengapa kita sebagai manusia terus berkeluh kesah atas apa yang diberikan oleh Allah SWT. Ketika dalam kesulitan ingatlah nikmat apa saja yang sudah diberikan sebelumnya oleh Allah SWT. Dan nikmat apa saja yang diberikan kepada kita namun tidak di berikan kepada orang lain?
Maka dari itu marilah kita bersama-sama mengintropeksi diri masing-masing agar tidak kufur akan nikat yang diberikan dan terus bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT.
Ditulis Oleh: Syifatiani Kurnia ( Mahasiswa STEI SEBI )