Kalian Harus Tau, Perbedaan antara Sistem ekonomi Syariah dan ekonomi konvensional – Jika kita berbicara tentang ekonomi secara umum mungkin kebanyakan kita telah mengetahuinya. Akan tetapi jika kita membahas terkait sistem ekonomi islam, maka kebanyakan ataupun sering kali lingkup pembahasannya ada penyempitan makna yang mana pembahasannya itu hanya tetkait istilah-istilah riba, bunga, bagi hasil dan istilah-istilah lainnya yang menjadikan kebanyakan dari kita itu kurang mengetahuinya.
Sistem Ekonomi Syariah dan Ekonomi Konvensional
Padahal ketika kita membahas tentang sistem ekonomi, maka lingkup pembahasannya pun mencakup ekonomi secara keseluruhan baik itu konsep permintaan dan penawaran, mekanisme pasar ataupun masalah masalah ekonomi yang lain secara global. “Terus apasih perbedaan sistem ekonomi islam dan ekonomi konvensional? “.
Perbedaan antara sistem ekonomi islam dan ekonomi konvensional ada dalam 3 sisi, yaitu:
1 . Perbedaan tujuan dan prinsip
Dalam buku “The Wealth Of Nations “ Adanya Smith mengemukakan sebuah konsep ekonomi klasik ataupun konvensional yang memberikan batasan politis dan memberikan ruang lebih kepada individu. Menurutnya setiap individu memiliki kuasa penuh untuk mengalokasikan hartanya dan menggunakan sumber-sumber ekonomi menurut cara yang dia kehendaki.
Jadi secara prinsip itu tidak ada yang salah mengenai teori yang dikemukakan oleh Adam Smith, Karena ekonomi islam juga mengakui kebebasan individu dalam memperoleh dan mengalokasikan hartanya. Namun yang membedakan adalah dalam ekonomi islam juga dibahas mengenai bagaimana cara perolehan harta tersebut dan bagaimana cara pengalokasiannya untuk mencapai tujuan ekonomi yang dikehendaki.
Selain itu dalam ekonomi konvensional mengenal konsep “Scarcity”atau kelangkaan yang menyatakan bahwa sumber daya yang ada bersifat terbatas , sehingga disiplin dari ekonomi ini sendiri adalah bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas itu secara optimum. Ekonomi konvensional tidak membahas tentang tujuan dari penggunaan sumber daya ini , sementara dalam ekonomi islam yang merupakan “Goal Oriented Discipline “ tidak hanya membahas bagaimana cara mengalokasikan sumber daya yang terbatas itu tapi juga membahas tujuan dari digunakan sumber daya yang ada.
2. Perbedaan mekanisme pasar
Ekonomi konvensional menganut prinsip pasar bebas yang berarti bahwa setiap individu diperbolehkan untuk keluar masuk dalam pasar tanpa adanya larangan. Menurut Adam Smith pasar memiliki potensi untuk menciptakan keseimbangannya sendiri yang kemudian dikenal dengan istilah populer yaitu “Invisible Hand”.
Mekanisme ini pada akhirnya akan memaksimalkan perolehan keuntungan, mendorong terjadinya inovasi, menciptakan lapangan pekerjaan dan menciptakan keseimbangan harta. Sementara dalam ekonomi islam tidak mengenal istilah “ invisible hand” ini, peran pemerintah sangat dipertimbangkan untuk mendorong proses produksi dan distribusi barang serta jasa di dalam masyarakat.
Bahkan di dalam sejarah perekonomian islam peran pemerintah ini dilakukan oleh sebuah institusi “Al-hisbah” yang memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengawasi pasar secara keseluruhankeseluruhan, mengawasi perindustrian dan juga mengawasi jumlah barang dan jasa di dalam masyarakatnya.
3. Perbedaan distribusi kekayaan
Sistem ekonomi konvensional baru orientasi untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Jumlah keuntungan yang bisa diperoleh ini berhubungan dengan jumlah modal atau sumber daya yang bisa dimiliki, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak modal atau sumber daya yang ada maka potensi untuk mendapatkan keuntungan yang besar pun semakin meninggi .
Dalam sistem kapitalisme distribusi kekayaan akan sulit dicapai karena modal merupakan barang private yang tidak bisa diregulasi , sementara dalam ekonomi islam sangat menjunjung tinggi sistem keadilan yang dimana setiap hasil dalam pembangunan harus dapat dinikmati dan di distribusikan secara merata.
Ditulis Oleh : Muhammad Fikri Attamimi (Mahasiswi STEI SEBI)