SIAPA CEPAT DIA DAPAT – CDO (Chief Destruction Officer). Pada umumnya sebuah perusahaan itu memiliki CEO, (chief executif officer), COO (chief operating officer), CFO (chief finansial Officer) dan CMO (chief marketing officer). Namun belakangan ini muncul istilah baru yang di sebut CDO (chief Destruction Officer). Yang peranan penting nya adalah merusak tatanan baku dan merombak total menjadi tatanan baru yang menantang. merusak Zona nyaman karyawan dan membangun zona petualangan baru penuh resiko dan rintangan. karena pada kenyataannya sesuatu yang baku itu kadang jadi hambatan untuk berkembang nya suatu perusahaan.
Gagasan baru tersebut keluar dari kepala Chamact palihapitia mungkin masih asing di telinga, ia dikenal dengan julukan “Charley foxtrot ” dare devil enterpreneur. Atau pengusaha gila dengan isi kepalanya, ia yang menemukan gagasan untuk selalu merubah tatanan baku menjadi tatanan baru yang lebih nyaman. Ide tersebut pernah di tawarkan ke mark zuckerberg pada sekitar tahun 2008. ide tersebut mendapat respon positif, sehingga banyak perubahan dasar yang di lakukan di Facebook sampai senyaman yang sekarang kita rasakan. Tak heran dari setahun setelah itu penggunaan FB yang semula sekitar 50 juta orang maka pada 2009 meningkat menjadi 750 juta orang.
Distrucktion is job no 1 Before competitor does it. Merusak tatanan baku itu pekerjaan utama sebelum kompetitor kita yang merusaknya dan menghancurkan bisnis kita. Banyak strategi jitu yang pernah membuat lompatan target besar, namun ketika kita cenderung mengagumi dan menikmati nya maka lambat laun . Strategi tersebut terbaca jelas oleh kompetisi kita dan mereka tak sekadar berjalan sejajar, akan tetapi mengubah akselerasi lalu dengan cepat meninggalkan bisnis kita, melesat jauh melampaui kita.merusak tatanan baku yang telah susah payah di bangun juga sebagai penghilang jejak atas kemajuan sebuah bisnis agar tak terbaca dan tak dapat diikuti para kompetitor.
Pemimpin perusahaan ataupun bisnis selain piawai membangun bisnis dan perusahaan juga harus piawai dalam merusak tatanan baku nya. Steve Jobs telah berhasil merusak Apple 1.0 yang hampir bangkrut dan membangun kembali Apple 2.0 yang gagah perkasa dengan iPhone nya atau App store nya. Di Indonesia, kita punya Ignatius Jonan yang juga piawai merusak KAI 1.0 yang lelet, kumuh dan nyaris di tinggalkan konsumen lalu membangun KAI 2 yang gesit dengan segala perubahannya. sehingga naik kereta api bisa senyaman naik Alphard dengan kecepatan stabil seperti pesawat. Sebaliknya perusahaan perusahaan yang dulu hebat melegenda seperti Kodak, GM, Nokia dan Sony kini tinggal kenangan yang pernah ada.
Hal ini di karenakan ketidakpiawaiannya dalam merusak tatanan baku fondasi bisnis yang usang. sehingga kompetitor lah yang merusaknya dengan membangun tatanan baru dan strategi bisnis yang lebih jitu. sehingga tertinggal dengan sendirinya.
Lanskap bisnis sekarang ini bergerak cepat secepat cahaya. “Chaotik, radical, turbulens, Volatile dan masih banyak istilah lainnya.yang penuh dengan resiko dan tantangannya. Bergerak cepat mengikuti arus tentu memiliki resiko besar namun diem tak bergerak pun tak lepas dari ancaman kebangkrutan, contoh nya adalah layanan pos, yang lebih memilih diem kini di bantai habis habisan oleh app yg baru seperti SMS, email dan keberadaan mesin ATM untuk pengiriman uang.
Untuk bisa eksis bisnis ataupun perusahaan kita kata kunci nya adalah “PENGHANCURAN” terhadap pondasi bisnis, strategi bisnis yang sudah tak relevan. sehingga ini menjadi titik balik atas terbangunnya pondasi dan strategi bisnis yang baru. Dan “Winning in the light-speed change era is a about the survival.” yang mampu bertahan dengan segala perubahan yang cepat. Itulah sang pemenang.
Sumber Referensi:
sekolahkonglomerat.com
Ditulis oleh: Andina Rahayu (Mahasiswa STEI SEBI)