Kabe – Setelah sekian lama menanti akhirnya sebuah nada khas diikuti getaran berbunyi dari HP ku, Alhamdulillah… orderan masuk juga akhirnya, mendapatkan penumpang mahasiswa bisa menjadi sensasi tersendiri bagiku. Selain penampilan yang menarik kadang keingin tahuan tentang hal baru sangat besar.
Kabe
Hal itu yang menjadikanku tertantang untuk bisa mengikuti alur pemikiran dan menjadi lawan untuk bertukar fikiran. Tepat di depan minimarket dua mahasiswi menyetop mobilku setelah dengan seksama memperhatikan no pol mobil yang saya gunakan. Setelah basa basi penyambutan penumpang dan konfirmasi tujuannya, saya persilahkan untuk ngobrol atau istirahat selama perjalanan.
Kedua mahasiswi cantik ini asyik ngobrol tentang masa depan mereka , pacar mereka, hunian idaman mereka, sampai sampai tentang rencana untuk anak mereka kelak. Hingga obrolannya meruncing ke topik keluarga berencana. Saat jalanan macet namun obrolan itu sangat lancar saya pun asyik menikmatinya, salah satu dari gadis ini rupanya merasa perlu nambah temen agar obrolan mereka lebih hidup.
” Pak bagaimana sih rasanya kalau sudah berkeluarga, kok ada yang sengsara hidupnya setelah berkeluraga, namun ada pula yang sangat bahagia setelah berkeluarga “. Belum juga di jawab yang satu nya lagi bertanya “Berapa anak bapak ? ” sayapun menjawab dengan santai ” Anak saya 6 mbak…” mahasiswi yang satunya berdecak kagum dan yang satunya kepo nya meningkat kwadrat..” emang tidak KB ya pak, kok anaknya banyak ” , ” saya KB dengan anak banyak mbak ” , ” Maksudnya bagaimana pak jelasin dong ..?” mau mata kuliah tambahan ya..kelakarku sambil gas tipis tipis…
Keluarga berencana artinya merencanakan sebuah keluarga dan mempersiapkan banyak hal sebelum memasuki rumah tangga. Agar mendapatkan tujuan utama dalam berkeluarga diantaranya ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan. Selain sebuah parencanaan yang matang sebuah keluarga juga membutuhkan persiapan baik sebagai suami , istri , ataupun persiapan yang sifatnya kebersamaan. Setidaknya ada tiga hal besar yang harus di persiapkan sebelum berumah tangga.
1. Kematangan Ilmu
Untuk menggapai kebahagiaan berumah tangga itu ada ilmunya. sehingga bahagia dan sengsaranya sebuah keluarga itu bukan semata mata sebuah nasib.
Hal Yang pertama harus di kuasai oleh calon ayah dan calon ibu adalah ilmu berkomunikasi. Hakekat sebuah keluarga adalah menyatukan dua sifat yang berbeda membangun komunikasi yang baik akan terhindarkan dari kesalahfahaman yang berkepanjangan. Dan tangguh dalam menyelesaikan konflik horisontal yang terjadi, dua karakter dan latar belakang yang berbeda, Hingga pada akhirnya mampu menyatukan dua keluarga yang berbeda pula. Keluarga dari pihak suami dan pihak istri.
Dimana keduanya harus mampu membangun komunikasi secara efektif yang berkaitan dengan peran tugas dan tanggung jawab masing masing. kemampuan berkomunikasi.
Masalah yang besarpun kan terasa kecil dan mudah di selesaikan dengan kemampuan berkomunikasi yang baik. Saling memahami mampu menghargai dan ingin selalu memberikan yang terbaik untuk pasangannya adalah indikasi keberhasilan membangun komunikasi, sehingga kesetiaan istri dan tanggung jawab seorang suami seiring sejalan terbangun cinta yang menentramkan hati dan ketenangan jiwa.
Hal Yang kedua adalah ilmu parenting.
Tujuan besar dalam berumah tangga adalah memperoleh keturunan. Generasi yang diwariskan diharapkan bisa lebih baik lebih tangguh dan lebih berkualitas dari generasi sebelumnya. Sehingga mempersiapkan ilmu untuk mendididk anak itu sangat perlu di kuasai karena Mendidik anak bukan sekedar mencukupi segala kebutuhan, memberikan makan, tetapi membentuk karakter membangun kepribadiannya.
Memiliki anak yang berkualitas itu bukan suatu kebetulan tetapi ada ilmu yang bisa di pelajari. Dengan menguasai ilmu parenting orang tua akan mengetahui apa yang harus di lakukan pada setiap fase pertumbuhan anak, demi memberikan yang terbaik buat buah hatinya. Masa kecil penuh kebersamaan dan kasih sayang dan masa remaja yang penuh pendampingan dan perhatian hinnga mencapai usia dewasa segenap kepercayaan dan tanggung jawab.
Pemahaman ilmu agama tentu hal yang pula harus di kuasai sebagai dasar dalam menjalankan hakekat dari sebuah perjanjian suci yang disebut dengan pernikahan. Karena di agama islam khususnya banyak mengatur hak dan kewajiban suami dan istri dalam menjalankan perannya. Memberikan nafkah lahir maupun batin dari seorang suami dan di imbangi dengan menjaga harta dan kehormatan suami dan nama baik keluarga oleh seorang istri.
2. Kecerdasan Finansial
Perencanaan keuangan juga sangat penting untuk mengawali hidup berumah tangga. Karena uang adalah jantungnya kebahagiaan. Sebagian orang merasa pesimis bila di hadapkan pada persiapan finansial. sehinnga tak jarang yang menunda pernikahan karena harus memiliki rumah dahulu, memiliki mobil dahulu, hingga baru memulai berumah tangga saat usia sudah menjelang tua.
Namun ada pula sebagian lainnya yang penuh keyakinan berani memasuki rumah tangga di usianya yang relatif masih muda atau nikah muda. karena berfikir bahwa setiap usia itu ada tanggung jawabnya. masa remaja ada batasannya sehingga perlu kiranya segera berumah tangga dan berfikir finansialnya pun gak ribet.
Uang bisa pinjam rumah bisa ngontrak dan motor bisa pakai yang sudah ada. Dan inipun tidak salah karena kematangan finansial disini bukan berarti memiliki uang yang banyak, tetapi memahami betul skala prioritas dalam mengelola uang yang ada. Bisa membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan , mana yang bersifat penting mana pula yang sudah genting.
Dengan begitu pengasilan yang ada bisa di alokasikan untuk nabung dan kebutuhan sehari hari. makan seadanya sepiring berdua pun kalau di saat bulan madu tetep happy aja.. Persiapan finasial lebih di dominasi faktor manajerial dan kecerdasan mengelola uang, bukan semata mata isi tabungan dan menumpuknya harta warisan.
Merupakan bagian dari kecerdasan finansial adalah merencanakan target pencapaian yang terukur dan mudah terealisasi. selagi ada kesempatan bisa dengan memaksimalkan upaya menambah income keluarga. Walaupun ini menjadi kewajiban utama seorang suami namun tak ada salahnya seorang istri terlibat aktif dalam mewujudkan impian bersama. Disaat anak masih kecil belum membutuhkan biaya dan fasilitas maka perencanaan hunian atau membeli rumah sangat penting untuk segera diupayakan.
3. Kekuatan Keyakinan
Duapertiga dari kehidupan manusia adalah dengan menjalani rumah tangga. kebahagiaan berumah tangga ibarat mencicipi nikmatnya syurga yang di dunia dan kesengsaraan dalam berumah tangga ibarat neraka dunia. Sehingga perjuangan dalam menggapai kebahagiaan berumah tangga butuh kekuatan jiwa dan raga atau fisik maupun ruhiah.
Seorang suami sebagai nahkoda rumah tangga sangat membutuhkan suport dan kepercayaan yang panuh dari seorang istri agar mampu percaya diri dan mantap dalam mengambil keputusan Bersama membangun keyakinan itu bagaikan membangun kemenangan dan kesuksesan karena sejatinya keyakinan itu kekuatan alam bawah sadar. Bukankan dengan sebuah keyakinan akan mampu memindahkan sebuah gunung.
Di dalam kehidupan ini banyak terjadi lompatan logika yang itu hanya bisa di jembatani dengan kekuatan keyakinan. kemampuan membangun keyakinan dan tetap percaya diri akan tangguh menghadapi tantangan dari segala perubahan.
Setelah menguasai tiga persiapan besar tersebut di atas maka tinggal mewujudkan model keluarga yang di kehendaki, seperti Jumlah anak, jarak kelahiran, lingkungan hunian yang di dambakan dan lain sebagainya. karena semua pilihan tentu ada hal yang sangat di harapkan dan ada pula permasalahan yang menyertainya….
Keluarga berencana keluarga bahagia bukan semata mengatur jumlak anak saja tetapi lebih kepada merencanakan keluarga yang ingin di jalaninya.sekalipun menghendaki anak yang banyak namun bila semua di rencanakan dengan matang tentu akan lebih bahagia di bandingkan anak sedikit namun tak terencana dan serba tak siap menjalaninya.
Takut tak bisa membiayai, takut tak bisa merawat, takut tak bisa memberikan kasih sayang yang maksimal dan beribu alasan lain saat memiliki banyak anak selain faktor kesehatan ibu adalah indikasi kurang kuatnya keyakinan. Karena setiap anak yang lahir sudah ada jatah rezekinya. Yang akan di titipkan melalui orang tua sampai anak tersebut berumah tangga.
Dengan persiapan ilmu parenting memadai tentu mendidik satu anak dan banyak anak sama saja karena di didik dengan pola dan metode yang sama. Kasih sayang itu tiada jumlahnya sehingga tak bisa di bagi bagi. dengan totalitas mendidik anak dengan penuh kasih sayang maka semua anaknya mendapatkan porsi kasih sayang yang sama.
Alhamdulillah kita sudah sampai mbak.. serius amat mbak dengernya. sambil saya tengok ke belakang eeeh ternyata pada ketiduran. lalu ngomong sama siapa saya tadi ya … biarin sajalah anggap saja senandung sebelum tidur dalam hatiku..
Maaf pak tadi kita ketiduran habis bawa mobilnya nyaman banget sih, ” pak minta no Hp nya ya untuk konsultasi persiapan pra nikah besuk.. semua yang bapak sampaikan tadi sudah kami rekam kok . terimakasih pak telah mengantarkan kami dan semoga bapak selalu sehat penuh semangat , nitip salam untu keluarga di rumah ya,,..”, “sama sama mbak semoga sukses selalu”.
Astaghfirulloh.. keasikan ngobrol sampai lupa minta ongkos padahal tunai…sambil tepuk jidat kucoba menelan kepahitan yang datang, tak lama kemudian HP ku bergetar ada WA masuk dari nomer asing,..” Pak driver tadi saya nyelipkan amplop dicelah antara jok baris tengah. dalam waktu dekat kami ingin berkunjung ke rumah bapak mhn di ijinkan dan minta alamat lengkapnya,,” Alhamdulillah ya Alloh, argo cuma 50 ribu kok di bayar 200 ribu.
Ditulis Oleh: Hesti Purnama Sari (Mahasiswi STEI SEBI)